Cari Blog Ini

Sabtu, 25 Januari 2020

NGAJI BARENG AL BAQARAH 97

قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ 
 Terjemah Arti: Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.


Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) 

Katakanlah -wahai rasul- kepada kaum Yahudi ketika mereka mengatakan, “sesungguhnya Jibril adalah musuh kami dari bangsa malaikat”,   barangsiapa menjadi musuh bagi Jibril maka sesungguhnya dia menurunkan Alquran ke dalam hatimu dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang membenarkan apa yang lalu dari kitab-kitab Allah , dan menunjukkan kepada jalan kebenaran, dan memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang membenarkan (beriman) kepadanya dengan segala kebaikan di dunia dan akhirat.

TAFSIR 1
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia  

97. Katakanlah -wahai Nabi- kepada orang-orang Yahudi yang berkata, “Sesungguhnya Jibril adalah musuh kami dari bangsa Malaikat”, “Barangsiapa memusuhi Jibril, sesungguhnya Jibril adalah Malaikat yang menurunkan Al-Qur`ān ke dalam hatimu dengan izin Allah, yang membenarkan kitab-kitab suci yang datang sebelumnya, seperti Taurat dan Injil, serta menunjukkan kebajikan dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin tentang kenikmatan yang telah Allah siapkan untuk mereka. Maka siapapun yang memusuhi Malaikat yang memiliki sifat dan pekerjaan semacam itu ia termasuk golongan orang-orang yang sesat.”

TAFSIR 2
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

97-98. Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menjawab orang-orang Yahudi yang memusuhi malaikat Jibril dengan berfirman: “Barangsiapa yang menjadi musuh bagi Jibril, maka sesungguhnya Jibril itu yang menurunkan al-Qur’an ke dalam hatimu dengan perintah Allah, yang merupakan kitab yang sesuai dengan kitab-kitab sebelumnya, di dalamnya terdapat petunjuk yang sempurna dan kabar gembira di dunia dan di akhirat bagi orang-orang yang beriman. Dan barangsiapa yang memusuhi Allah dengan menyelisihi agama-Nya, memusuhi para malaikat dengan membenci mereka, dan memusuhi Rasul-Rasul-Nya dengan mendustakan mereka, maka Allah akan menjadi musuh bagi orang-orang yang ingkar tersebut.

TAFSIR 3
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 

97. قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ (Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril) Ayat ini diturunkan sebagai jawaban untuk orang-orang Yahudi yang mengaku bahwa Jibril adalah musuh mereka sedangkan Mikail adalah teman mereka. Dan yang menjadi sebab mereka mengatakan itu adalah perdebatan yang terjadi antara mereka dengan Rasulullah dalam hal kenabiannya. Mereka berkata kepada Rasulullah: andai saja temanmu itu bukan Jibril kami pasti menjadi pengikutmu dan beriman kepadamu. Rasulullah berkata: apa yang menghalangi kalian untuk membenarkannya? Mereka berkata: karena dia adalah musuh kami. فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ (maka sesungguhnya Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu) Yakni Jibril menurunkan al-Qur’an ke dalam hati Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamsecara bertahap untuk meneguhkan hatinya. Dan hal ini adalah bukti kemuliaan dan ketinggian derajat Jibril dan tidak ada hal yang menjadi pembenaran atas permusuhan orang-orang Yahudi terhadapnya; dan tidaklah ada yang datang dari Jibril kecuali hal-hal yang menumbuhkan kecintaan kepadanya, bukan malah permusuhan. Dan tugas menurunkan kitab bukanlah suatu dosa, karena kitab yang diturunkan adalah kitab Allah yang malah membenarkan apa yang ada dalam kitab Taurat (dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman)

TAFSIR  4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 

Wahai Rosul, katakanlah kepada kaum Yahudi yang memusuhi Jibril, bahwa mereka akan ditimpa azab dan Baitul Muqoddas akan dihancurkan oleh Bahtanshor atau lainnya: Barang siapa memusuhi Jibril, maka ketahuilah bahwa atas kehendak dan izin Allah Jibril telah menurunkan Alquran ke dalam hatimu, bukan atas kehendak Jibril sendiri. Alquran diturunkan sebagai pembenaran dari kitab-kitab Allah yang terdahulu seperti Taurat dan Injil. Kemudian juga sebagai petunjuk agar manusia tidak tersesat, dan memberi kabar gembira tentang balasan yang baik. Imam Ath Thabari berkata bahwa ijma’ ulama’ men-ta’wili ayat ini sebagai jawaban kepada Yahudi Bani Israil, karena mereka menganggap Jibril sebagai musuh dan Mikail sebagai wali/kekasih mereka
TAFSIR 5
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah  

97-98. Maksudnya, katakanlah kepada orang-orang yahudi yang mengklaim bahwasanya hal yang menghalangi mereka dari beriman adalah bahwa jibril, walimu (Muhammad), seandainya dia adalah berupa malaikat-malaikat Allah yang lain selain jibril, niscaya mereka beriman kepadamu dan mempercayaimu. Sesungguhnya klaim seperti ini saling bertentangan dan merupakan kesombongan terhadap Allah, karena jibril itu adalah malaikat yang turun dengan membawa al-Qur’an dari Allah kepada hatimu, dan dialah yang turun juga kepada para Nabi sebelummu, dan Allah-lah yang memerintahkan dengan tugas seperti itu, maka dia sebatas malaikat yang diutus, padahal kitab yang diturunkan oleh jibril itu telah membenarkan apa yang telah lewat dari kitab-kitab sebelumnya dan tidak menyelisihi dan bertentangan dengannya. Kitab ini berisi petunjuk yang sempurna dari segala bentuk kesesatan, juga berisi kabar gembira tentang kebaikan dunia dan akhirat bagi orang yang beriman kepadanya, maka permusuhan terhadap jibril yang dijelaskan sifat-sifatnya diatas adalah sebuah pengingkaran terhadap allah dan ayat-ayatNya serta permusuhan kepada Allah, kepada Rosul-rosulnya dan malaikat-malaikatNya. Sesungguhnya permusuhan mereka terhadap jibril bukanlah kepada jibril pribadi, namun juga terhadap al-Qur’an yang dibawa olehnya dari sisi Allah berupa kebenaran (yang di turunkan) kepada Rosul-rosul Allah, maka permusuhan dan pengingkaran itu mencakup kepada Dzat yang menyuruhnya turun dan kepada al-Qur’an yang diturunkan olehNya serta kepada Rosul yang diturunkan kitab itu kepadanya, inilah maksud dari hal itu.
TAFSIR 6
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 

Makna kata : { جِبۡرِيلَ } Jibriil : Malaikat yang mendapat tugas untuk menyampaikan wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ { نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ } Nazzalahu ‘ala qolbika : Jibril menurunkan al-Qur’an ke dalam hati Rasulullah ﷺ { مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ } Mushaddiqan limaa baina yadaihi : Al-Qur’an membenarkan berita yang ada pada kitab-kitab terdahulu mengenai sifat Rasul dan kabar gembira tentang kedatangannya, mengabarkan tentang tauhid, dan kewajiban tunduk kepada Allah Ta’ala. Makna ayat : Pada ayat 97 Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya untuk membantah perkataan orang Yahudi “Kalau seandainya malaikat yang datang kepadamu itu Mikail, tentu kami beriman kepadamu, akan tetapi yang menurunkannya adalah Jibril. Kami tidak mau beriman, karena Jibril adalah musuh kami dan dia datang membawa adzab.” Dengan firmanNya (قُلۡ مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّـجِبۡرِيلَ ) “Katakanlah, barangsiapa yang menjadi musuh bagi Jibril” maka matilah dengan kebencian dan kedengkiannya itu. Karena malaikat Jibril yang menurunkan wahyu al-Qur’an dengan izin Allah ke dalam hatimu wahai RasulNya, yang mana al-Qur’an membenarkan seluruh kitab-kitab sebelumnya, dan sebagai petunjuk yang menerangi jalan dan kabar gembira bagi orang-orang mukmin dan shalih.

TAFSIR 7
Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, "Orang-orang Yahudi datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Abul Qasim! Sesungguhnya kami akan bertanya kepadamu lima perkara. Jika Engkau dapat menjawabnya, maka kami mengetahui bahwa engkau adalah seorang Nabi dan kami akan mengikutimu." Maka Beliau mengambil janji dari mereka sebagaimana Isra'il (Nabi Ya'qub) mengambil janji dari anak-anaknya ketika mereka berkata, "Allah menjadi saksi terhadap apa yang kita katakan." Beliau bersabda, "Sebutkanlah!" Mereka berkata, "Beritahukanlah kepada kami tanda seorang nabi!" Beliau bersabda, "Kedua matanya tidur, namun hatinya tidak tidur." Mereka berkata, "Beritahukanlah kepada kami bagaimana seorang wanita bisa melahirkan wanita dan bisa melahirkan laki-laki! Beliau bersabda, "Kedua air mani menyatu, jika mani laki-laki mengalahkan mani wanita, maka lahirlah anak laki-laki. Tetapi, jika mani wanita mengalahkan mani laki-laki, maka lahirlah anak perempuan." Mereka berkata lagi, "Beritahukanlah kepada kami apa yang diharamkan Isra'il (Nabi Ya'qub) terhadap dirinya!" Beliau menjawab, "Ia (Nabi Ya'qub) merasakan penyakit 'irqun nasaa (semacam encok) dan tidak mendapatkan sesuatu yuang menyembuhkannya selain susu ini dan itu (Perawi yang bernama Abdullah berkata, "Bapakku berkata: Sebagian mereka berkata, "Maksudnya adalah unta", maka ia mengharamkan daging unta). Mereka berkata, "Engkau benar." Mereka pun bertanya lagi, "Beritahukanlah kami tentang guruh ini!" Beliau menjawab, "Salah satu di antara malaikat Allah yang diserahkan mengurus awan, di tangannya ada sabetan dari api untuk menyabet awan dan mengarahkannya ke tempat yang diperintahkan Allah." Mereka bertanya lagi, "Apa suara yang terdengar ini?" Beliau menjawab, "Suaranya." Mereka merkata, "Engkau Benar, namun tinggal satu lagi yang menjadi sebab kami akan membai'atmu jika kamu mau memberitahukannya, karena tidak ada satu pun nabi kecuali ada malaikat yang datang kepadanya membawa berita, maka beritahukanlah kepada kami, siapa kawanmu?" Beliau menjawab, "Jibril ''alaihis salam." Mereka berkata, "Jibril adalah malaikat yang turun membawa peperangan dan azab yang menjadi musuh kami. Jika engkau mengatakan "Mikail", malaikat yang menurunkan rahmat, tumbuhan dan hujan tentu (kami akan bai'at)." Maka Allah menurunkan ayat di atas. (Al Haitsami berkata dalam Majma'uz Zawaa'id juz 8 hal. 242, "Diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani, dan para perawi keduanya tsiqah. Abu Nu'aim juga meriwayatkan dalam Al Hilyah juz 4 hal. 305. hadits tersebut dalam sanadnya ada Bukair bin Syihab. Al haafizh dalam At Taqrib berkata, "Makbul", yakni jika ada mutaba'ah, namun jika tidak ada maka layyin (lunak), sebagaimana diingatkan olehnya dalam mukadimahnya. Akan tetapi hadits ini memiliki jalan-jalan kepada Ibnu Abbas sebagaimana dalam tafsir Ibnu Jarir, di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh Imam Ahmad juz 1 hal. 278; dari Hasyim bin Qasim, dari Abdul Hamid dari Syahr dari Ibnu Abbas. Syahr ini adalah Syahr bin Hausyab yang diperselisihkan oleh ulama, namun yang rajih bahwa dia adalah dha'if dari sisi hapalannya, tetapi bisa dipakai dalam hal syahid dan mutaba'ah. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Thayalisi juz 2 hal. 11, Ibnu Jarir juz 1 hal. 431, Ibnu Sa'ad juz 1 Qaf 1 hal. 116 dari jalan Syahr bin Hausyab dari Ibnu Abbas. Ibnu Jarir menyebutkan adanya ijma' dari para ulama bahwa ayat di atas turun sebagai jawaban terhadap orang-orang Yahudi, ketika mereka menyatakan bahwa Jibril musuh mereka dan Mikail sebagai kawan mereka. Dengan demikian, ijma' menguatkan kedua jalan yang memiliki kelemahan tersebut. Orang-orang Yahudi mencari-cari alasan, mereka tidak mau beriman karena wali Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah malaikat Jibril, jika sekiranya selain malaikat Jibril, tentu mereka akan beriman. Alasan seperti ini tidak bisa diterima, karena malaikat Jibril yang menurunkan Al Qur'an dari sisi Allah ke dalam hati Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dia juga yang menurunkan kitab-kitab kepada para nabi sebelumnya. Allah yang memerintahkan dan mengirimnya dengan membawa kitab itu, tugasnya adalah sebagai utusan semata. Di samping itu, kitab yang dibawanya membenarkan kitab-kitab sebelumnya, tidak menyalahi atau bertentangan, di dalamnya terdapat petunjuk yang sempurna dari semua bentuk kesesatan, terdapat kabar gembira memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat bagi yang beriman. Memusuhi Jibril yang disebutkan sifatnya itu merupakan kekafiran kepada Allah dan ayat-ayat-Nya, demikian juga sama saja memusuhi Allah, rasul-rasul-Nya dan malaikat-malaikat-Nya. Ia sama saja mengingkari dan memusuhi yang menurunkan dan mengutusnya, mengingkari kitab yang dibawanya dan memusuhi orang yang mendapatkan kitab itu.


TAFSIR 8
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa orang-orang yahudi berkata, kami benci jibril karena ia membawa bencana dengan menyampaikan wahyu bukan kepada golongan kami. Ia juga membongkar rahasia kami. Menjawab pernyataan itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, barang siapa menjadi musuh jibril maka ketahuilah bahwa dia hanya akan mendapatkan keburukan, karena sesungguhnya dialah, jibril, yang telah menurunkan Al-Qur'an ke dalam hatimu dengan izin Allah, bukan atas kehendaknya sendiri dan bukan pula atas kehendakmu. Dengan demikian, memusuhi jibril sama dengan memusuhi Allah. Sungguh aneh kalau kamu memusuhinya padahal wahyu-wahyu yang disampaikannya membenarkan apa yang terdahulu, yakni kitab-kitab suci termasuk taurat, dan wahyu-wahyu itu juga menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman. Memusuhi jibril berarti memusuhi Allah, dan memusuhi Allah berarti memusuhi semua makhluk-Nya yang taat. Bila seseorang memusuhi Allah, maka Allah pun akan memusuhi nya dan menjauhkan rahmat darinya. Barang siapa menjadi musuh Allah dengan memusuhi salah satu makhluk-Nya yang taat, atau memusuhi salah satu dari malaikatmalaikat-Nya, atau salah seorang dari rasul-rasul-Nya, atau jibril yang membawa wahyu dan mikail yang pembawa rezeki, maka sesungguhnya dia telah kafir dan mengantar dirinya menuju kebinasaan. Sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir. Dua ayat di atas menegaskan dua hal. Pertama, Allah tidak membedabedakan para rasul dan malaikat-Nya. Kepercayaan, ketaatan, dan kecintaan kepada mereka adalah satu paket. Siapa pun yang memusuhi mereka atau salah seorang dari mereka, maka ia akan menjadi musuh Allah. Kedua, sanksi kepada pelanggar tidak hanya diterapkan kepada orang yahudi, tetapi kepada siapa saja yang kafir dan memusuhi-Nya.
DIKUTIP DARI:

Referensi: https://tafsirweb.com/501-surat-al-baqarah-ayat-97.html
dan telah disampaikan pada pengajian "ngaji bareng al baqarah 94-97" di mushola al musyarafah,Petamburan jakarta pusat,Ahad, 26 Januari 2020,oleh Ust.Uripudin,S.Ag,M.Pd

NGAJI BARENG AL BAQARAH 96



وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ 

Terjemah Arti: Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) 

Dan kamu -wahai Rasul- akan benar-benar mengetahui bahwa sesungguhnya kaum Yahudi itu adalah orang-orang yang paling berambisi untuk hidup lama apapun keadaan kehidupan tersebut meskipun diliputi kerendahan dan kehinaan, bahkan hasrat mereka untuk hidup lama melebihi keinginan orang-orang musyrik. Orang-orang Yahudi bermimpi untuk hidup selama 1000 Tahun lamanya, namun umur yang panjang ini (kalau terjadi) tidak akan menjauhkan mereka dari siksa Allah. Dan Allah ta'ala tidak ada sesuatupun yang tersembunyi baginya dari perbuatan-perbuatan mereka, dan dia membalas mereka atas perbuatan yang telah mereka lakukan itu dengan azab yang layak mereka dapatkan.


TAFSIR 1
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 

96. Dan sungguh engkau -wahai Nabi- benar-benar akan mendapati orang-orang Yahudi itu adalah manusia yang paling tamak terhadap kehidupan (di dunia), meskipun hidup mereka hina dan nista. Bahkan mereka lebih tamak dari orang-orang musyrik yang tidak percaya akan adanya hari kebangkitan dan perhitungan amal (hisab), padahal orang-orang Yahudi itu adalah ahli kitab yang percaya akan adanya hari kebangkitan dan perhitungan amal (hisab). Maka satu orang dari mereka menginginkan umurnya mencapai seribu tahun. Padahal berapapun panjangnya umur seseorang tidak dapat menjauhkannya dari azab Allah. Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat amal perbuatan mereka. Tidak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Allah. Dan Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka tersebut.


TAFSIR 2
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

96. Allah menekankan bahwa Muhammad akan mendapati orang-orang Yahudi adalah manusia yang paling tamak untuk memiliki umur yang panjang, mereka lebih tamak daripada orang-orang musyrik dan mencukupkan diri dengan kecintaan terhadap dunia, sebab mereka tidak beriman kepada akhirat. Orang-orang Yahudi berharap dapat berumur panjang sampai seribu tahun, namun umur panjang itu tidak dapat menolong dan menjauhkan mereka dari azab Allah. Allah mengetahui amalan mereka dan Dia akan memberikan balasannya.

TAFSIR 3
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 
96. وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ (Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling serakah kepada kehidupan (di dunia)) Yakni serakah kepada kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan yang remeh dan waktunya sangat singkat. Lalu bagaimana keserakahan mereka jika kehidupan ini melimpah dengan kebaikan dan dengan waktu yang panjang? وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ( bahkan (lebih serakah lagi) dari orang-orang musyrik) Yakni orang yang paling serakah kepada dunia yang melebihi keserakahan orang-orang musyrik adalah orang yang tidak beriman kepada hari kebangkitan dan kehidupan akhirat. Adapun yang menjadikan orang-orang Yahudi begitu serakah adalah karena mereka mengetahui diakhirat nanti mereka akan mendapatkan azab. يَوَدُّ أَحَدُهُمْ(Masing-masing mereka ingin) Yakni setiap orang Yahudi itu menginginkan لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ (agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa) Yakni ingin agar dapat hidup setibu tahun. Padahal umur yang panjang itu tidak dapat menyelamatkan mereka dari api neraka.
TAFSIR  4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 

{ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ } "Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun" , seperti itulah keinginan orang-orang Yahudi yang Allah kabarkan kepada kita, lalu apa maksud dibalik itu ? boleh jadi maksud dari ayat ini adalah seperti yang disampaikan oleh Mujahid rahimahullah : bahwa "telah dicintakan kepada mereka untuk berbuat kesalahan sepanjang umur".
TAFSIR 5
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 

96. “Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun.” Hal ini, adalah lebih dalam maknanya dari sekedar ketamakan, di mana mereka berkhayal tentang suatu hal yang paling mustahil di antara hal-hal yang mustahil, walupun faktanya bila mereka diberikan kehidupan sebanyak yang disebutkan dalam ayat ini, tetap saja tidak ada gunanya sama sekali bagi mereka, dan tidak juga menyelamatkan mereka dari azab. “Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” Ini adalah sebuah ancaman bagi mereka dengan adanya pembalasan terhadap perbuatan-perbuatan mereka.

TAFSIR 6
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 

Makna kata : { حياة } Hayaah : Berbentuk nakirah (umum) agar mencakup seluruh kehidupan walaupun kehidupan yang tercela. { ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْ } Aladziina asyrakuu : Mereka seluruh orang musyrik selain golongan ahli kitab. { يَوَدُّ } Yawaddu : Menyukai { بِمُزَحۡزِحِهِۦ } Bimuzahzihihi : Menjauhkan diri dari adzab { أَن يُعَمَّرَۗ } An yu’ammar : Diberi umur panjang seribu tahun Makna ayat : Pada ayat 96 Allah Ta’ala memberitahukan bahwa orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang paling tamak terhadap kehidupan duniawi, bahkan melebihi orang musyrik yang berharap hidup selama seribu tahun. Bagaimana orang-orang Yahudi itu akan mengharap kematian sedangkan mereka dalam keadaan tamak terhadap kehidupan dunia? Hal itu karena mereka mengetahui akhir cerita hidupnya jika mereka mati. Lantas Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang-orang kafir tidak akan selamat dari adzab sepanjang hidupnya walaupun mereka hidup selama seribu tahun. Kemudian Allah mengancam orang-orang Yahudi seraya menghardiknya dalam firmanNya (وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ ) “Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan” berupa kejahatan dan kerusakan dan akan membalas mereka atas perbuatannya. Pelajaran dari ayat : • Kebenaran al-Qur’an yang telah memberitakan mengenai ketamakan orang-orang Yahudi untuk hidup di dunia, walaupun kehidupan itu rendah lagi tercela. Hal ini terlihat dari perilaku mereka hingga hari ini.


TAFSIR 7
Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi 

Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan terhadap amal yang mereka kerjakan.


TAFSIR 8
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 

Dan tidak saja mereka enggan segera mati, sungguh demi tuhanmu, engkau, wahai Muhammad, akan mendapati mereka, yakni orang-orang yahudi yang mengaku kekasih Allah itu, manusia yang paling tamak atas kehidupan dunia, bahkan lebih tamak dari orang-orang musyrik, karena orang musyrik sejak semula tidak percaya kepada wujud tuhan dan akhirat. Ini berbeda dengan orang-orang yahudi yang mengakui wujud tuhan dan keniscayaan akhirat. Betapa tamaknya mereka, sehingga masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, yakni hidup selama mungkin di dunia, padahal seandainya mereka diberi umur sepanjang apa pun, umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan masing-masing akan mendapat sanksi sesuai dosa-dosanya karena Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa orang-orang yahudi berkata, kami benci jibril karena ia membawa bencana dengan menyampaikan wahyu bukan kepada golongan kami. Ia juga membongkar rahasia kami. Menjawab pernyataan itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, barang siapa menjadi musuh jibril maka ketahuilah bahwa dia hanya akan mendapatkan keburukan, karena sesungguhnya dialah, jibril, yang telah menurunkan Al-Qur'an ke dalam hatimu dengan izin Allah, bukan atas kehendaknya sendiri dan bukan pula atas kehendakmu. Dengan demikian, memusuhi jibril sama dengan memusuhi Allah. Sungguh aneh kalau kamu memusuhinya padahal wahyu-wahyu yang disampaikannya membenarkan apa yang terdahulu, yakni kitab-kitab suci termasuk taurat, dan wahyu-wahyu itu juga menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman. Memusuhi jibril berarti memusuhi Allah, dan memusuhi Allah berarti memusuhi semua makhluk-Nya yang taat. Bila seseorang memusuhi Allah, maka Allah pun akan memusuhi nya dan menjauhkan rahmat darinya




DIKUTIP DARI:

Referensi: https://tafsirweb.com/499-surat-al-baqarah-ayat-96.html
dan telah disampaikan pada pengajian "ngaji bareng al baqarah 94-97" di mushola al musyarafah,Petamburan jakarta pusat,Ahad, 26 januari 2020,oleh Ust.Uripudin,S.Ag,M.Pd

NGAJI BARENG AL BAQARAH 95


 وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ 

Terjemah Arti: Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.

Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) 


Dan mereka tidak akan melakukannya selamanya, karena mereka mengetahui kebenaran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sekaligus kedustaan dan kebohongan mereka sendiri,  serta disebabkan perbuatan yang telah mereka lakukan berupa kekafiran dan kemaksiatan,  yang mengakibatkan mereka diharamkan memasuki surga dan masuk dan mereka akan masuk neraka. Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala Maha Mengetahui orang-orang yang zalim dari hamba-Nya, dan akan membalas mereka berdasarkan perbuatan tersebut


TAFSIR 1
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia  

95. Mereka tidak akan pernah mengharapkan kematian, disebabkan apa yang telah mereka perbuat selama hidup, yaitu ingkar kepada Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya dan memanipulasi kitab-kitab suci-Nya. Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim, baik dari kalangan mereka (orang-orang Yahudi) maupun orang lain, dan akan memberikan balasan yang setimpal kepada setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.


TAFSIR 2
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

95. Mereka tidak akan melakukan hal itu karena mereka telah melakukan banyak dosa yang akan diberi perhitungan; sedangkan Allah Maha Mengetahui dosa orang-orang yang bermaksiat. Dikeluarkan oleh Abdul Razzaq dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas: “Seandainya orang-orang Yahudi mengharapkan kematian niscaya mereka akan mati.”


TAFSIR 3
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
95. وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ۗ (Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri)) Yakni kerena perbuatan-perbuatan dosa mereka yang mana pelaku-pelaku dosa tidak akan merasa aman dari azab bahkan tidak membayangkan akan dimasukkan surga apalagi membayangkan surga hanya dikhususkan bagi mereka. وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya) Yakni Allah menulis mereka sebagai orang-orang yang zalim dan jauh dari kebenaran.

TAFSIR  4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 

Ayat ini mengisyaratkan bahwasanya orang yang berlumur dosa benci kepada kematian karena takut akan dosa-dosa yang akan ia pikul kepadanya, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian salaf : "tidaklah kematian itu dibenci kecuali oleh orang yang ragu dan bimbang"

TAFSIR 5
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 89-90. 

95. “Dan sekali-kali mereka tidak akan menginginkan kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri)” disebabkan kekufuran dan kemaksiatan, karena mereka sangat mengetahui bahwa hal itu adalah jalan bagi mereka kepada pembalasan atas perbuatan-perbuatan mereka yang buruk, maka kematian itu adalah suatu perkara yang paling mereka benci, dan mereka adalah orang yang paling rakus terhadap kehidupan disbanding setiap manusia hingga dari kaum musyrikin yang tidak beriman kepada salah seorang Rosul pun dari para Rosul dan kitab-kitab. Kemudian Allah menyebutkan tentang sifat cinta mereka yang begitu besar terhadap kehidupan dunia seraya berfirman,

TAFSIR 6
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 

Makna ayat : Kemudian pada ayat 95 Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang-orang Yahudi tidak akan berharap kematian selamanya. Sebabnya karena banyaknya dosa-dosa serta kesalahan yang dilakukan akan menyebabkan mereka terseret masuk ke dalam adzab neraka. Karena mereka termasuk orang-orang yang berbuat kejahatan dan kezhaliman. Allah maha Tahu dengan orang-orang zhalim dan akan menghukum kezhaliman mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.


TAFSIR 7
Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi 

Perbuatan yang mereka lakukan adalah kekafiran dan kemaksiatan, ditambah lagi karena mereka mengetahui kebenaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh karena itu, sesuatu yang paling mereka takuti adalah kematian


TAFSIR 8
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 
Tetapi, mendapat tantangan seperti itu, ternyata tidak seorang pun bersedia cepat mati. Mere ka sekali-kali tidak akan mengingin kan kematian itu sama sekali, bahkan mereka ingin hidup di dunia selamalamanya walau dalam bentuk kehidupan yang sederhana. Keinginan ini karena disebabkan oleh dosa-dosa yang telah dilakukan tangan mereka sendiri berupa kezaliman dan kemaksiatan. Dan Allah maha mengetahui orang-orang zalim. Dan tidak saja mereka enggan segera mati, sungguh demi tuhanmu, engkau, wahai Muhammad, akan mendapati mereka, yakni orang-orang yahudi yang mengaku kekasih Allah itu, manusia yang paling tamak atas kehidupan dunia, bahkan lebih tamak dari orang-orang musyrik, karena orang musyrik sejak semula tidak percaya kepada wujud tuhan dan akhirat. Ini berbeda dengan orang-orang yahudi yang mengakui wujud tuhan dan keniscayaan akhirat. Betapa tamaknya mereka, sehingga masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, yakni hidup selama mungkin di dunia, padahal seandainya mereka diberi umur sepanjang apa pun, umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan masing-masing akan mendapat sanksi sesuai dosa-dosanya karena Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan

Referensi: 



DIKUTIP DARI:

Referensi: https://tafsirweb.com/497-surat-al-baqarah-ayat-95.html
dan telah disampaikan pada pengajian "ngaji bareng al baqarah 94-97" di mushola al musyarafah,Petamburan jakarta pusat,Ahad, 26 Januari 2020,oleh Ust.Uripudin,S.Ag,M.Pd

NGAJI BARENG AL BAQARAH 94


 قُلْ إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْآخِرَةُ عِنْدَ اللَّهِ خَالِصَةً مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ 

Terjemah Arti: Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar.




Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) 

Katakanlah -wahai rasul- kepada kaum Yahudi yang mengaku-ngaku bahwa surga hanya diperuntukkan untuk mereka secara khusus, lantaran persangkaan mereka bahwa mereka adalah orang-orang kekasih Allah tanpa ada orang lain yang menyertai mereka, dan bahwa sesungguhnya mereka adalah anak-anak dari kekasih-kekasih Allah, “apabila faktanya demikian maka mohonlah kematian agar menimpa orang-orang yang mendustakaan, baik dari kalian ataupun pihak lain. Bila kalian adalah orang-orang yang benar dengan  klaim kalian itu.



TAFSIR 1
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia  

94. Katakanlah -wahai Nabi-, “Jika kalian wahai orang-orang Yahudi- benar-benar memiliki surga di akhirat yang khusus diperuntukkan bagi kalian dan tidak boleh dimasuki oleh manusia lain, maka berharaplah untuk mati dan mintalah kematian itu agar kalian segera mendapatkan kedudukan tersebut, sehingga kalian bisa bebas dari beban masalah kehidupan dunia, jika pengakuan kalian tersebut memang benar.

TAFSIR 2
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

94. Allah memerintahkan Rasulullah untuk membantah orang-orang Yahudi yang mengklaim bahwa surga hanya khusus bagi mereka. Hendaklah mereka mengharapkan kematian jika mereka benar dalam pengakuan mereka

TAFSIR 3
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 
94. قُلْ إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْآخِرَةُ (Katakanlah: “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga)) Yakni mereka mengklaim kalua mereka akan masuk surga. خَالِصَةً (dikhususkan (bagimu)) Dan tidak masuk surga kecuali mereka. فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ (maka inginilah kematian(mu)) Yakni memerintahkan mereka agar mengharapkan kematian. Karena barangsiapa yang yakin bahwa dia termasuk ahli surga maka kematian akan lebih dia sukai daripada kehidupan. Terdapat hadist marfu’ dari Ibnu Abbas yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan lainnya: andaisaja orang-orang Yahudi itu mengharapkan kematian niscaya mereka akan mati dan melihat tempat-tempat duduk mereka di neraka.
TAFSIR  4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 

Katakanlah kepada mereka wahai Nabi bahwa surga diperuntukkan bagimu, khusus kamu, bukan untuk semua manusia seperti yang kamu katakan. Maka, berharap-haraplah/persiapkanlah kematianmu agar engkau termasuk orang yang beruntung mendapatkan surga. Karena barangsiapa yang yakin bahwa dia termasuk penghuni surga, maka mati menjadi hal yang lebih dia cintai dari pada hidup: itu apabila iaman kalian benar-benar teguh. Adapun, sebab turunnya ayat ini seperti yang diriwayatkan oleh Imam Thabbrani dari Abu Aliyah berkata: Kaum Yahudi berkata: “Tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang beragama Yahudi.” Maka turunlah ayat ini

TAFSIR 5
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 89-90. 
94. maksudnya “Katakanlah” kepada mereka dalam bentuk membenarkan pengakuan mereka, “jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat itu,” maksudnya surga, “khusus untukmu di sisi Allah bukan untuk orang lain, ” sebagaimana yang kalian klaim bahwasanya tidaklah akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani, dan bahwasanya neraka tidaklah akan menyentuh mereka kecuali hanya dalam waktu yang dapat dihitung saja, maka bila kalian benar dalam pengakuan ini, ”maka inginilah kematian (mu).” Ini adalah sebuah bentuk mubahalah antara mereka dan Rosulullah Sholallohu 'alaihi wasallam, dan tidak ada lagi setelah itu pemaksaan dan tekanan bagi mereka setelah kedurhakaan mereka kecuali salah satu dari dua perkara : pertama mereka beriman kepada Allah dan RosulNya, atau kedua, bermubahalah dengan sesuatu yang mereka jadikan sebagai pedoman untuk dipertaruhkan dengan perkara yang ringan yaitu keinginan untuk mati yang akan menyampaikan mereka kepada negeri yang khusus bagi mereka tersebut. Namun mereka menolak hal tersebut, sehingga setiap orang dapat mengetahui bahwa mereka itu hakikatnya benar-benar dalam kondisi durhaka dan menentang Allah dan RosulNya padahal mereka mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu Allah berfirman,
TAFSIR 6
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 

Makna kata : { ٱلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ } ad-Daarul aakhirah : Yang dimaksud dengan negeri akhirat adalah kenikmatan surga dan seluruh hal yang dijanjikan oleh Allah kepada para wali-Nya { خَالِصَةٗ } Khaalishah : Khusus, tidak ada yang bisa memasukinya selain kalian. { تَمَنَّوُاْ ٱلۡمَوۡتَ } Tamannaul maut : Berharaplah kematian dalam diri kalian dan mintalah dengan lisan-lisan kalian, karena orang yang mendapat kenikmatan di surga tidak akan nyaman untuk tetap hidup di dunia. { إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ } In kuntum shaadiqin : Jika kalian jujur dalam pengakuan kalian bahwa kenikmatan surga hanya khusus untuk kalian, tidak didapatkan oleh orang selain kalian. Makna ayat : Ayat-ayat ini masih mengisahkan tentang bantahan atas argumen-argumen lemah yang dimiliiki oleh orang-orang Yahudi. Pada ayat 94 Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya untuk menantang orang Yahudi dengan perkataan,”Jika benar negeri Akhirat itu khusus untuk kalian, tidak ada yang memasukinya selain kalian, maka berharaplah kematian agar kalian lekas masuk surga. Sehingga kalian bisa bebas beristirahat dari penatnya dunia dan sulitnya mencari penghidupan. Jika kalian tidak berharap maka jelaslah kebohongan kalian dan telah tetap kekufuran kalian, dan kalian termasuk penghuni neraka.” Sungguh, mereka tidak pernah berharap kematian. Seandainya benar mereka mengharapkannya tentu matilah mereka semuanya. Pelajaran dari ayat : • Benarnya agama Islam, dan kebatilan agama Yahudi. Hal ini terbukti dengan kekalahan mereka dalam Mubahalah (sumpah mati) yang dilakukan. • Seorang mukmin yang shalih akan memilih kematian dibandingkan kehidupan dunia karena mengharapkan kebahagian dan ketenangan setelah kematian.


TAFSIR 7
Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi 

Yakni surga. Hal ini karena anggapan bahwa mereka adalah para wali Allah, merekalah yang akan masuk surga dan bahwa mereka tidak akan disentuh api neraka kecuali beberapa hari saja. Maksudnya: mintalah agar kamu dimatikan sekarang juga.


TAFSIR 8
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 

Selain kedurhakaan-kedurhakaan itu, mereka juga selalu menganggap diri sebagai bangsa pilihan tuhan, meyakini tidak akan masuk neraka kecuali sebentar, dan mengklaim surga sebagai tempat yang Allah khususkan bagi mereka. Untuk membuktikan kebenaran ucapan mereka, katakanlah, wahai nabi Muhammad, jika kenikmatan negeri akhirat di sisi Allah kamu anggap khusus untukmu saja, bukan untuk orang lain, maka mintalah kematian. Itu karena semakin percaya seseorang terhadap indah dan nikmatnya sesuatu, semakin besar pula keinginannya untuk cepat-cepat menemui sesuatu tersebut. Karena keinginan mati dapat menjadi bukti hubungan baik kamu dengan Allah, maka kamu pasti ingin segera mati dan menemuinya. Mintalah kematian jika kamu orang yang benar dalam perkataanmu bahwa kenikmatan akhirat hanya untuk kamu. Tetapi, mendapat tantangan seperti itu, ternyata tidak seorang pun bersedia cepat mati. Mere ka sekali-kali tidak akan mengingin kan kematian itu sama sekali, bahkan mereka ingin hidup di dunia selamalamanya walau dalam bentuk kehidupan yang sederhana. Keinginan ini karena disebabkan oleh dosa-dosa yang telah dilakukan tangan mereka sendiri berupa kezaliman dan kemaksiatan. Dan Allah maha mengetahui orang-orang zalim


DIKUTIP DARI:

Referensi: Referensi: https://tafsirweb.com/495-surat-al-baqarah-ayat-94.html
dan telah disampaikan pada pengajian "ngaji bareng al baqarah 94-97" di mushola al musyarafah,Petamburan jakarta pusat,Ahad, 26 januari 2020,oleh Ust.Uripudin,S.Ag,M.Pd

Sabtu, 18 Januari 2020

NGAJI BARENG AL BAQARAH 93



وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا ۖ قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).


Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) 

Dan Ingatlah ketika kami mengambil atas kalian perjanjian  yang dikuatkan denan menerima ajaran Taurat yang dibawa Musa, lalu kalian melanggar perjanjian itu, sehingga kami angkat gunung Tursina di atas kepala kalian, dan kami berfirman kepada kalian, “Ambillah apa yang kami berikan kepada kalian dengan sungguh-sungguh , dan dengarkan serta taatilah, kalau tidak maka kami akan menjatuhkan Gunung itu pada kalian. Kemudian kalian berkata, “kami dengar ucapanmu dan kami langgar perintahmu”, karena penyembahan terhadap patung anak sapi telah menyatu dengan hati kalian karena telah lamanya  kalian dalam kekafiran. Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul- “amat buruk apa yang diperintahkan oleh keimanan kalian berupa kekafiran dan kesesatan, jika kalian membenarkan Wahyu yang Allah turunkan kepada kalian."


TAFSIR 1
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia  

93. Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian yang kuat dari kalian untuk mengikuti Musa -'alaihissalām- dan menerima ajaran yang dibawanya dari Allah, serta Kami angkat gunung (Tursina) di atas kalian untuk menakut-nakuti kalian, dan kami berfirman kepada kalian, “Ambillah Taurat yang telah Kami berikan kepada kalian dengan sungguh-sungguh, dengarkanlah kitab suci itu, dalam arti menerimanya dan tunduk kepadanya, jika tidak, Kami akan menjatuhkan gunung itu kepada kalian.” Lalu kalian berkata, “Kami mendengarkan dengan telinga dan membangkang dengan perbuatan kami.” Penyembahan anak sapi itu benar-benar menancap di hati mereka karena kekafiran mereka. Katakanlah -wahai Nabi-, “Buruk sekali apa yang diperintahkan iman ini kepada kalian, yaitu ingkar dan berpaling dari perintah Allah, jika kalian benar-benar beriman. Sebab, iman yang benar tidak mungkin disertai dengan kekufuran.”


TAFSIR 2
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

93. Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian yang teguh dari kalian agar kalian mengamalkan apa yang ada dalam Taurat. Namun kalian melanggar perjanjian itu, sehingga Kami mengancam kalian dengan mangangkat bukit Thur ke atas kepala kalian, dan Kami perintahkan kalian agar mengamalkan perjanjian itu dengan sungguh-sungguh, jika tidak maka Kami akan menimpakan bukit itu kepada kalian. Kemudian kalian menjawab akan mendengar perkataan itu, namun kalian melanggar perintah itu, sebab peribadatan kepada patung anak sapi itu telah masuk dan bercampur dengan hati kalian.

TAFSIR 3
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 
93. وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ (dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu) Kisah dari diangkatnya bukit Thur telah dibahas pada ayat 63 di surat ini. خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ (Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu) Yakni dengan penuh kesungguhan dan kepedulian وَاسْمَعُوا ۖ (dan dengarkanlah!) Yakni taatilah dan terimalah perintah yang kalian dengar. سَمِعْنَا (Kami mendengar) Yakni kami mendengar perkataan-Mu dengan indra pendengaran kami وَعَصَيْنَا (tetapi tidak mentaati) Yakni kami tidak menerima apa yang Engkau perintahkan kepada kami. وَأُشْرِبُوا(Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu) Yakni dijadikan hati mereka seakan-akan meminum cinta pada anak lembu karena begitu kuatnya kecintaan itu. Diibaratkan dengan meminum karena ketika minum, air akan masuk keseluruh tubuh hingga titik paling dalam. بِكُفْرِهِمْ ۚ (karena kekafiarannya) Yakni hal itu disebabkan oleh kekufuran mereka sebagai bentuk hukuman dan hinaan untuk mereka. قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ (Katakanlah: “Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu) Yakni iman yang kalian klaim bahwa kalian berimandengan apa yang diturunkan kepada kalian. Karena perkataan: “kami mendengar tetapi tidak mentaati” menandakan kalian berbohong ketika berkata: (نؤمن بما أنزل علينا) “kami beriman dengan yang diturunkan kepada kami.

TAFSIR  4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 

Allah berfirman tentang para penyembah anak sapi : { وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ }, yakni diresapkan kepada mereka kecitaan terhadapnya, kalau saja makhluq dicintai oleh hati manusia sampai menjadikannya seperti minuman baginya, maka kecintaan orang-orang beriman kepada tuhannya harus lebih dari apa yang telah dilakukan oleh penyembah hewan itu.

TAFSIR 5.1
Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Wahai kaum Yahudi, ingatlah ketika kami ambil perjanjian dari kalian untuk mengamalkan apa yang ada dalam Taurat, dan kami angkat gunung Thur di atas kalian (QS Al-Baqarah/63). Lalu kami katakan kepada kalian: “Amalkanlah apa yang ada dalam kitab Taurat dengan penuh kesungguhan. Taatilah dan taerimalah apa yang diperintahkan kepada kalian.” Lalu kalian menjawab: “Kami dengar perkataanmu, dan kami mengingkari perintahmu. Kami tidak menerima perintahmu. Telah tertanam di hati kalian untuk menyembah anak sapi, semua itu disebabkan kekafiran kalian. Maka katakanalah kepada mereka, wahai nabi: “Apa yang menuntun kalian untuk meyakini kekufuran kalian itu adalah seburuk-buruknya perintah. Satu waktu kalian beriman, namun di belakang itu kalian mengingkarinya.”


TAFSIR 5.2
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 89-90. 

93. “Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji darimu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman), ‘Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!” Maksudnya, mendengar dengan menerima dan taat serta respon untuk menunaikan. “Mereka menjawab, ’ Kami mendengar tetapi tidak menaati’.” Karena hal ini menjadi suatu kebiasaan mereka, “dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya,” yakni, dijadikan dalam hati mereka kecintaan kepada anak sapi itu dan penyembahan mereka kepadanya serta menyerapnya (baca: menikmatinya) yang disebabkan oleh kekufuran mereka tersebut. “Katakanlah, ’Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat) ‘.” Maksudnya kalian mengaku beriman dan kalian memuji diri kalian dengan agama yang benar dan kalian juga membunuh para Nabi Allah lalu kalian menjadikan anak sapi sebagai sesembahan kalian selain dari pada Allah ketika Musa nabi Allah, tidak hadir di tengah kalian, kalian tidak menerima perintah-perintah dan larangan-larangannya kecuali setelah adanya ancaman dan akan diangkatnya gunung Thursina diatas kalian, lalu kalian menaati secara lisan namun kalian mendustainya secara tindakan, maka pengakuan iman seperti apakah yang kalian klaim itu? Dan agama apakah itu? Apabila hal yang seperti itu adalah keimanan sebagaimana yang kalian klaim, maka sangat jeleklah keimanan orang yang mengajak orang lain kepada kezhaliman dan kekufuran kepada Rosul-rosul Allah dan banyak bermaksiat, padahal telah diketahui bahwasanya keimanan yang benar adalah mengajak orang kepada segala hal yang baik dan mencegahnya dari segala hal yang buruk. Dengan semua itu jelaslah kebohongan mereka dan nyatalah pertentangan dalam diri mereka.

TAFSIR 6
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 

Makna kata : { وَأُشۡرِبُواْ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلۡعِجۡلَ } wa usyribuu fii qulubihimul ‘ijla : Maknanya mencintai patung anak sapi yang mereka sembah karena seruan Samiri kepada mereka. Makna ayat : Pada ayat 93 Allah Ta’ala mengingatkan orang-orang Yahudi mengenai perjanjian yang telah dibuat dengan para pendahulu mereka, yaitu untuk mengamalkan isi Taurat pada saat gunung Tursina diangkat di atas mereka sebagai ancaman bagi mereka. Akan tetapi mereka tidak menepati perjanjian itu. Seakan-akan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami durhakai”. Mereka kemudian menyembah patung anak sapi, dan hati mereka dibuat cinta kepada patung itu akibat kekafirannya. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya agar mencela anggapan bodoh mereka bahwa keimanan merekalah yang menyuruh untuk membunuh para nabi, menyembah patung, dan durhaka kepada aturan Allah. Pelajaran dari ayat : • Kewajiban untuk melakukan perintah-perintah syariat Allah dengan penuh keseriusaan, kesungguhan, dan kekuatan. • Keimanan yang benar hanya akan menyuruh kepada perbuatan yang baik, sedangkan keimanan yang palsu akan mendorong untuk melakukan perbuatan mungkar.


TAFSIR 7
Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi 

Yakni jika mereka menolak, maka akan ditimpakan bukit Thrsina kepada mereka. Maksudnya mendengar disertai sikap tunduk, menerima dan ta'at. Perbuatan jahat yang mereka kerjakan ialah menyembah anak sapi, membunuh nabi-nabi dan melanggar janji.


TAFSIR 8
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 

Dan ingatlah ketika kami mengambil janji kamu, wahai bani israil, dan kami angkat gunung sinai di atasmu seraya berfirman, 'pegang teguhlah apa yang kami berikan kepadamu melalui nabi musa, yakni prinsip-prinsip ajaran agama dan rinciannya, dan dengarkanlah serta perkenankanlah apa yang diperintahkan kepada kamu!' mereka menjawab, kami mendengarkan dengan telinga kami, tetapi kami tidak menaati dan tidak pula mau mengamalkannya. Bukannya segera melaksanakan perintah, mereka justru bersegera melakukan kedurhakaan. Dan diresapkanlah ke dalam hati mereka itu kecintaan menyembah patung anak sapi karena kekafiran mereka. Katakanlah, sangat buruk apa yang diperintahkan oleh kepercayaanmu kepa damu, yang kamu anggap telah menghiasi jiwa kamu, jika kamu orang-orang beriman kepada taurat. Selain kedurhakaan-kedurhakaan itu, mereka juga selalu menganggap diri sebagai bangsa pilihan tuhan, meyakini tidak akan masuk neraka kecuali sebentar, dan mengklaim surga sebagai tempat yang Allah khususkan bagi mereka. Untuk membuktikan kebenaran ucapan mereka, katakanlah, wahai nabi Muhammad, jika kenikmatan negeri akhirat di sisi Allah kamu anggap khusus untukmu saja, bukan untuk orang lain, maka mintalah kematian. Itu karena semakin percaya seseorang terhadap indah dan nikmatnya sesuatu, semakin besar pula keinginannya untuk cepat-cepat menemui sesuatu tersebut. Karena keinginan mati dapat menjadi bukti hubungan baik kamu dengan Allah, maka kamu pasti ingin segera mati dan menemuinya. Mintalah kematian jika kamu orang yang benar dalam perkataanmu bahwa kenikmatan akhirat hanya untuk kamu.



DIKUTIP DARI:

Referensi: https://tafsirweb.com/493-surat-al-baqarah-ayat-93.html
dan telah disampaikan pada pengajian "ngaji bareng al baqarah 90-93" di mushola al musyarafah,Petamburan jakarta pusat,Ahad, 19 januari 2020,oleh Ust.Uripudin,S.Ag,M.Pd

NAGJI BARENG AL BAQARAH 92





۞ وَلَقَدْ جَاءَكُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ

Terjemah Arti: Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.



Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) 
Dan sungguh telah datang kepada kalian nabi Allah Musa Alaihissalam dengan mukjizat-mukjizat yang nyata yang menunjukkan kebenarannya, seperti banjir bandang, belalang, kutu, katak dan lain-lain yang telah Allah sebutkan di dalam Alquran Al-Azim, meski demikian kalian justru menjadikan patung anak sapi sebagai Tuhan yang disembah, setelah kepergian Musa menuju tempat perjumpaan yang telah ditentukan oleh Tuhannya, dan bersama itu kalian adalah orang-orang yang melampaui batas-batas aturan Allah.


TAFSIR 1
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia  

92. Dan sungguh Rasul kalian, Musa -'alaihissalām- telah datang kepada kalian dengan membawa bukti-bukti (mukjizat-mukjizat) nyata yang menunjukkan kebenarannya. Tetapi setelah itu kalian menjadikan anak sapi itu sebagai tuhan yang kalian sembah setelah kepergian Musa ke tempat yang ditentukan oleh Tuhannya. Kalian adalah orang-orang zhalim, karena kalian telah menyekutukan Allah, padahal Dia adalah satu-satunya Rabb yang berhak disembah, bukan yang lain


TAFSIR 2
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

92. Sungguh Musa telah datang kepada kalian dengan membawa mukjizat-mukjizat yang jelas, kemudian kalian menyembah patung anak sapi ketika Musa tidak ada di sisi kalian saat ia pergi ke bukit Thur di padang pasir Sina. Akibat perbuatan itu kalian menjadi orang-orang yang menzalimi diri kalian sendiri dan orang lain kerena melanggar hak Allah

TAFSIR 3
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 
92. وَلَقَدْ جَاءَكُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ (Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat)) Maksud dari bukti-bukti disini adalah taurat. Dan boleh juga dimaksudkan dengan bukti-bukti yang bejumlah Sembilan yang diisyaratkan pada firman Allah surat al-Isra:101 : وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَىٰ تِسْعَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ(kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan)) Yakni kalian jadikan sebagai tuhan dan sesembahan. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah Telah datang kepada kalian Nabi Musa dengan berbagai mu’jizat sebagai bukti dari kebenarannya. Seperti membelah lautan, berjalan di awan (QS Al Isra’/9). Kemudian kalian menyembah anak sapi yang telah dibuat oleh Samiri. Dan kalian menyembahnya, padahal Musa telah datang membawa penjelasan kepada kalian, namun kalian tetap saja menyembah apa yang tidak berhak disembah

TAFSIR  4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 

Telah datang kepada kalian Nabi Musa dengan berbagai mu’jizat sebagai bukti dari kebenarannya. Seperti membelah lautan, berjalan di awan (QS Al Isra’/9). Kemudian kalian menyembah anak sapi yang telah dibuat oleh Samiri. Dan kalian menyembahnya, padahal Musa telah datang membawa penjelasan kepada kalian, namun kalian tetap saja menyembah apa yang tidak berhak disembah

TAFSIR 5
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 89-90. 

92. “Sungguh Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), ” yakni dengan keterangan-keterangan yang jelas dan berdasarkan kebenaran, “kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudahnya, ” maksudnya setelah kedatangannya, “dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zhalim” dalam hal tersebut yang kalian tidak memiliki alasan tentangnya

TAFSIR 6
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 

Makna kata : { بِٱلۡبَيِّنَٰتِ } al-Bayyinaat : Mukjizat-mukjizat { ٱتَّخَذۡتُمُ ٱلۡعِجۡلَ } Ittakhodztumul ‘ijla : Menginginkan tuhan yang kalian sembah saat kepergian Musa ‘alaihissalam


TAFSIR 7
Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi 


Mukjizat itu adalah tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, taufan (banjir besar), laut dan gunung Sinai (Thursina). Namun demikian, mereka malah menyembah patung. Maksudnya kepergian Nabi Musa 'alaihis salam ke bukit Thur yang terletak di Sinai untuk menerima Taurat.


TAFSIR 8
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 

Berikut adalah argumen lain untuk membantah orang-orang yahudi yang mengaku beriman kepada kitab yang diturunkan kepada mereka. Dan sungguh, musa telah datang kepada mu dengan bukti-bukti yang sangat jelas tentang kebenaran yang dia ajarkan, seperti turunnya al-mann dan as-salwa', terpancarnya air dari batu, berubahnya tongkat menjadi ular, dan lain-lain. Meski begitu, kamu tidak menerimanya dengan baik, bahkan kemudian kamu mengambil patung anak sapi sebagai sembahan setelah kepergian-Nya meninggalkan kamu untuk sementara waktu menuju bukit tursina, dan kamu menjadi orang-orang zalim karena kamu tetap melakukan hal itu, meskipun kamu tahu itu salahdan ingatlah ketika kami mengambil janji kamu, wahai bani israil, dan kami angkat gunung sinai di atasmu seraya berfirman, 'pegang teguhlah apa yang kami berikan kepadamu melalui nabi musa, yakni prinsip-prinsip ajaran agama dan rinciannya, dan dengarkanlah serta perkenankanlah apa yang diperintahkan kepada kamu!' mereka menjawab, kami mendengarkan dengan telinga kami, tetapi kami tidak menaati dan tidak pula mau mengamalkannya. Bukannya segera melaksanakan perintah, mereka justru bersegera melakukan kedurhakaan. Dan diresapkanlah ke dalam hati mereka itu kecintaan menyembah patung anak sapi karena kekafiran mereka. Katakanlah, sangat buruk apa yang diperintahkan oleh kepercayaanmu kepa damu, yang kamu anggap telah menghiasi jiwa kamu, jika kamu orang-orang beriman kepada taurat.


DIKUTIP DARI:l

Referensi: https://tafsirweb.com/491-surat-al-baqarah-ayat-92.html
dan telah disampaikan pada pengajian "ngaji bareng al baqarah 90-93" di mushola al musyarafah,Petamburan jakarta pusat,Ahad, 19 januari 2020,oleh Ust.Uripudin,S.Ag,M.Pd

MASTER COPY TAFSIR WEB





Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) 




TAFSIR 1
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia  




TAFSIR 2
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram




TAFSIR 3
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 




TAFSIR  4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 



TAFSIR 5
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 89-90. 



TAFSIR 6
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 




TAFSIR 7
Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi 




TAFSIR 8
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 




DIKUTIP DARI:

Referensi: https://tafsirweb.com/487-surat-al-baqarah-ayat-91.html
dan telah disampaikan pada pengajian "ngaji bareng al baqarah 90-93" di mushola al musyarafah,Petamburan jakarta pusat,Ahad, 19 januari 2020,oleh Ust.Uripudin,S.Ag,M.Pd

NGAJI BARENG AL BAQARAH 91



وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Terjemah Arti: Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"




Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) 

Dan ketika sebagian kaum muslimin berkata kepada orang Yahudi, “berimanlah kepada Alquran yang Allah turunkan”,  mereka menjawab , “kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada nabi-nabi kami saja”, lalu mereka mengingkari kitab yang diturunkan Allah setelah itu padahal itulah kebenaran yang membenarkan kitab-kitab yang ada pada mereka. Maka seandainya mereka itu mengimani kitab-kitab mereka dengan sebenarnya pastilah mereka beriman kepada Al-quran yang membenarkan kitab-kitab mereka. Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul- “Bila kalian memang beriman kepada wahyu yang diturunkan Allah kepada kalian, mengapa kalian membunuh nabi-nabi Allah sebelumnya?”



TAFSIR 1
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia  


91. Apabila dikatakan kepada orang-orang Yahudi itu, “Berimanlah kamu kepada kebenaran dan petunjuk yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya,” mereka menjawab, “Kami beriman kepada kitab suci yang diturunkan kepada nabi-nabi kami.” Dan mereka ingkar kepada kitab suci lainnya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, meskipun Al-Qur`ān ini adalah kebenaran dari Allah yang sesuai dengan kitab suci yang ada di tangan mereka. Sekiranya mereka benar-benar beriman kepada kitab suci yang diturunkan kepada mereka, niscaya mereka juga beriman kepada Al-Qur`ān. Untuk menjawab ucapan mereka katakanlah -wahai Nabi- kepada mereka, “Mengapa kalian membunuh nabi-nabi Allah sebelum ini, jika kalian benar-benar beriman kepada kebenaran (kitab suci) yang mereka sampaikan kepada kalian?”


TAFSIR 2
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

 91. Apabila orang-orang Yahudi diseru menuju keimanan kepada ALlah, mereka akan menolak; dan mereka akan mengklaim bahwa mereka membenarkan Taurat dan mendustakan kitab-kitab yang diturunkan setelahnya. Sungguh mereka telah mendustakan diri mereka sendiri, sebab al-Qur’an yang diturunkan itu merupakan kitab yang benar dan sesuai dengan apa yang ada dalam Taurat sebelum diubah. Maka Allah membantah anggapan mereka dengan memerintahkan Rasulullah untuk berkata kepada mereka: “Jika kalian beriman kepada apa yang diturunkan kepada kalian, lalu mengapa kalian membunuh nabi-nabi yang diutus kepada kalian sebelumnya?”


TAFSIR 3
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 

90. بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ (Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri) Yakni mereka membinasakan diri mereka sendiri kedalam neraka Jahannam, dan ini tidak lain disebabkan kekufuran mereka terhadap apa yang diturunkan oleh Allah. Sungguh ini adalah seburuk jual beli. بَغْيًا (kedengkian) Yakni karena kedengkian dan keinginan untuk selalu menang sendiri. أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ(bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya) Yakni mereka dengki kepada kaum arab yang dari mereka diutus akhir para nabi. Padahal mereka seharusnya tahu bahwa kenabian adalah keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada yang Dia kehendaki, dan bukan merupakan hal yang dikhususkan untuk Bani Israil. فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ (maka mereka kembali dengan mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan) Yakni menjadi berhak mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Ada pendapat menyebutkan: hal ini disebabkan kekufuran mereka kepada nabi Isa kemudian ditambah kekufuran mereka kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan pendapat lain menyebutkan: disebabkan oleh kekufuran kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamdan kezaliman terhadapnya.91. وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ (Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah) Yakni Berimanlah kepada Al Quran, atau berimanlah kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah. قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا(mereka berkata: “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”) Yakni kami beriman kepada taurat وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ(Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya) Yakni mereka berkata mereka tidak beriman kepada kitab-kitab selain taurat, seperti Injil dan al-Qur’an. وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ (sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka) Yakni mengapa mereka membedakan dua hal yang sama yang kedua-duanya merupakan kebenaran dan saling membenarkan. قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ (Katakanlah: “Mengapa kamu dahulu membunuh…) Yakni kalaulah kalian memang jujur dalam pengakuan kalian bahwa kalian beriman kepada yang diturunkan kepada kalian, lalu mengapa kalian membunuh para nabi padahal dalam kitab tersebut telah dilarang untuk membunuh mereka. Kalimat dalam potongan ayat ini meskipun diturunkan kepada orang-orang Yahudi di zaman Rasulullah akan tetapi yang dimaksud adalah para pendahulu mereka. Namun karena orang-orang Yahudi di zaman Rasulullah meridloi apa yang dilakukan oleh pendahulu mereka maka mereka serupa dengan pendahulu mereka. Sehingga perbuatan para pendahulu ini dinisbatkan kepada orang-orang Yahudi di zaman Rasulullah karena mereka menitih jalan yang sama dengan pendahulu mereka dalam mendustakan dan memusuhi Rasulullah.


TAFSIR  4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 

Ketika orang-orang Yahudi diperintahkan: “Benarkanlah dengan landasan Alquran!”, mereka menjawab: “Kami membenarkan dengan Taurat yang diturunkan kepada kami.” Mereka hanya mau percaya kepada Taurat, dan mengingkari kitab lainnya. Alquran adalah kebenaran yang membenarkan kabar yang dibawa Taurat, karena kriteria kitab Allah adalah saling membenarkan kitab yang satu dengan yang lain. Maka katakanlah kepada mereka wahai Nabi: “Jika kalian memang beriman kepada yang Allah wahyukan kepada kalian, lalu mengapa kalian membunuh para Nabi Allah, padahal itu dilarang? Adapun yang mereka maksud dengan hidup yang sezaman dengan Nabi Muhammad SAW adalah para pendahulu mereka, hal itu mereka benarkan karena mereka setuju dengan apa yang telah dilakukan para pendahulu mereka. Mereka sama dengan para pendahulu mereka

TAFSIR 5
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 89-90. 

91. Jika orang Yahudi diperintahkan untuk beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah kepada RosulNya yaitu al-Qur’an maka mereka takabur dan sombong serta, “mereka berkata, ’Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.’ Dan mereka kafir kepada al-Qur’an yang diturunkan sesudahnya’.” Maksudnya , kafir dengan kitab-kitab selainnya, padahal yang wajib adalah mereka harus beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah secara mutlak, baik yang diturunkan kepada mereka atau kepada selain mereka, dan inilah keimanan yang berguna, keimanan kepada apa yang diturunkan oleh Allah kepada seluruh Rosul-rosul Allah. Adapun membeda-bedakan antara kitab-kitab dan para Rosul atau mengaku beriman kepada sebagiannya tanpa sebagiannya yang lain, maka yang seperti ini bukanlah suatu keimanan, akan tetapi itu adalah hakikat kekufuran yang sesungguhnya. Oleh karena itu Allah berfirman : "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan" (QS. An-Nisa : 150-151) Oleh karena itu, Allah membantah mereka dengan bantahan yang telak, dan mewajibkan mereka dengan kewajiban yang tidak ada pelarian bagi mereka darinya. Allah membantah kekufuran mereka terhadap al-Qur’an dengan dua perkara seraya berfirman, “Sedang al-Qur’an itu adalah (kitab) yang haq. “ apabila al-Qur’an itu haq dalam segala hal yang dikandungnya berupa kabar, perintah dan larangan, yang mana ia juga datang dari sisi Rabb mereka, maka mengingkarinya adalah sebuah pengingkaran kepada Allah dan kepada yang haq yang Dia turunkan. Kemudia Allah berfirman, “Yang membenarkan apa yang ada pada mereka, ” maksudnya, yang sesuai dengannya dalam segala perkara yang dijelaskan olehnya dari kebenaran, dan sebagai pelengkap baginya, lalu kenapa kalian beriman kepada Taurat yang diturunkan kepada kalian namun kalian ingkar kepada yang sepertinya? Tindakan yang demikian itu hanya fanatisme saja serta mengikuti hawa nafsu, bukan mengikuti petunjuk. Demikian juga dengan posisi al-Qur’an sebagai kitab yang membenarkan Taurat yang ada pada mereka menunjukkan bahwa kitab ini adalah hujjah bagi mereka atas kebenaran yang ada pada mereka dan kitab-kitab yang ada, dan itu berarti tidak ada jalan lain bagi mereka dalam membuktikan Taurat kecuali dengan al-Qur’an, namun bila mereka mengingkari dan menentangnya, maka mereka menjadi kaum yang berkedudukan sebagai pengklaim suatu pengakuan dengan suatu hujjah dan keterangan yang dia tidak memiliki selainnya, klaimnya tersebut tidaklah akan sempurna kecuali bila keterangannya benar, kemudian dia kembali menarik hujjah dan keterangannya itu sendiri dan mendustainya. Bukankah hal yang seperti ini adalah sebuah kebodohan dan kegilaan? Pengingkaran mereka terhadap al-Qur’an hakikatnya adalah pengingkaran terhadap Taurat yang ada pada mereka sendiri, bahkan menjadi pembatal baginya. Kemudian Allah menolak pengakuan mereka tentang keimanan mereka kepada apa yang diturunkan kepada mereka dengan firmanNya, “Katakanlah” kepada mereka, “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?”

TAFSIR 6
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 

Makna kata : { بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ } Bimaa anzalallahu : Dari isi al-Qur’an { بِمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا } Bimaa unzila ‘alainaa : Kitab Taurat { وَهُوَ ٱلۡحَقُّ مُصَدِّقٗا } wa huwal haqqu mushodiqqan : al-Qur’an adalah pedoman pokok agama-agama samawi seperti tauhid, kenabian, kebangkitan setelah kematian, dan balasan di akhirat kelak. Makna ayat : Ayat-ayat ini masih menceritakan mengenai Bani Israil dan hardikan kepada mereka atas berbagai perbuatan buruknya. Ada ayat 91 Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang-orang Yahudi ketika diseru untuk beriman kepada al-Qur’an, mereka menganggap diri mereka tidak butuh kepada keimanan yang baru, dengan alasan mereka sudah beriman sebelumnya dengan apa yang Allah turunkan dalam kitab Taurat. Oleh karena itu mereka mengingkari selain Taurat, yaitu al-Qur’an. Padahal kitab al-Qur’an berisikan kebenaran. Buktinya adalah al-Qur’an membenarkan apa yang ada dalam kitab Taurat milik mereka. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya untuk menganulir anggapan mereka itu dan mencelanya dalam firmanNya (فَلِمَ تَقۡتُلُونَ أَنۢبِيَآءَ ٱللَّهِ مِن قَبۡلُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ) Karena membunuh para nabi sama saja menghilangkan keimanan. Pelajaran dari ayat : • Anjuran untuk mencela orang yang berbuat kejahatan atau suatu hal yang keji ketika menampakkannya secara umum. • Kesembronoan orang Yahudi ketika mereka membunuh para nabi dan orang-orang yang menyeru perbaikan dari umat manusia.


TAFSIR 7
Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi 

Maksudnya: apabila sebagian kaum muslim berkata kepada orang-orang Yahudi. Padahal beriman kepada apa yang diturunkan Allah menghendaki beriman secara mutlak, baik kepada kitab yang diturunkan kepada mereka maupun kepada selain mereka. Keimanan seperti inilah keimanan yang bermanfa'at, adapun membeda-bedakan dengan beriman kepada sebagiannya dan ingkar kepada sebagian yang lain, maka hal ini merupakan kekafiran yang sesungguhnya sebagaimana diterangkan dalam surat Al Maa'idah: 150-151. Yakni jika mereka memang beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, seharusnya mereka beriman juga kepada Al Qur'an yang isinya benar dan membenarkan apa yang ada pada mereka. Di samping itu, jika memang mereka beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, tentu mereka tidak akan membunuh nabi-nabi mereka.


TAFSIR 8
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 

Dan kedurhakaan mereka lainnya adalah bahwa apabila dikatakan kepada mere ka, berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah, yakni alqur'an, melalui nabi Muhammad, mereka menja wab, kami hanya akan beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami, yaitu taurat. Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya, yaitu Al-Qur'an dan kitab-kitab lain yang diturunkan sesudah taurat, padahal Al-Qur'an itu adalah kitab yang benar-benar mencapai puncak hak, yaitu kebenaran dalam segala seginya. Al-qur'an itu adalah kitab yang membenarkan apa yang ada pada mereka yang pernah disampaikan oleh nabi musa dan nabi-nabi sebelumnya. Untuk menolak pernyataan mereka, Allah berfirman, katakanlah kepada mereka, nabi Muhammad, jika benar kamu hanya percaya kepada apa yang diturunkan kepada kamu, mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman' secerdik apa pun orang-orang yahudi berargumen dalam rangka menolak kebenaran, tetap saja kedok mereka akan terungkap. Ketika diajak mengikuti ajaran Al-Qur'an mereka me nolak dan menegaskan hanya akan mengikuti ajaran taurat. Faktanya, mereka bukan orangorang yang taat dan patuh kepada para nabi mereka, bahkan beberapa dari nabi-nabi itu mereka bunuh. Berikut adalah argumen lain untuk membantah orang-orang yahudi yang mengaku beriman kepada kitab yang diturunkan kepada mereka. Dan sungguh, musa telah datang kepada mu dengan bukti-bukti yang sangat jelas tentang kebenaran yang dia ajarkan, seperti turunnya al-mann dan as-salwa', terpancarnya air dari batu, berubahnya tongkat menjadi ular, dan lain-lain. Meski begitu, kamu tidak menerimanya dengan baik, bahkan kemudian kamu mengambil patung anak sapi sebagai sembahan setelah kepergian-Nya meninggalkan kamu untuk sementara waktu menuju bukit tursina, dan kamu menjadi orang-orang zalim karena kamu tetap melakukan hal itu, meskipun kamu tahu itu salah.


DIKUTIP DARI:

Referensi: https://tafsirweb.com/487-surat-al-baqarah-ayat-91.html
dan telah disampaikan pada pengajian "ngaji bareng al baqarah 90-93" di mushola al musyarafah,Petamburan jakarta pusat,Ahad, 19 januari 2020,oleh Ust.Uripudin,S.Ag,M.Pd