Cari Blog Ini

Kamis, 08 Oktober 2020

ash shaffat 100: doa minta keturunan

 DOA MEMINTA CEPAT PUNYA MOMONGAN & KETURUNAN YANG BERKAH


Setidaknya ada dua Nabi yang diuji dgn lambatnya keturunan; Nabi Ibrahim AS dan Nabi Zakaria AS. Lalu apakah rahasia doa dua nabi tersebut sehingga diberikan keturunan yg shalih.


1. Doa Nabi Ibrahim As

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Artinya: Tuhanku, berikanlah aku seorang anak yang saleh (Surat As-Shaffat ayat 100)


Doa ini menjadi wasilah terkabul doanya Nabi Ibarahim dalam meminta keturunan, sebagaimana dijelaskan Syekh Nawawi Banten dalam Marahu Labid li Kasyfi Ma‘na Quranin Majid, juz II, halaman 221;


لما هاجر إلى الأرض المقدسة أراد الولد فقَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِيْنَ ، فاستجبنا له

Artinya, “Ketika hijrah menuju tanah suci, Nabi Ibrahim AS merindukan kehadiran seorang anak. Kala itu ia berdoa, ‘Tuhanku, berikan lah aku seorang anak yang saleh’ (Surat As-Shaffat ayat 100). Lalu Kami kabulkan permohonannya.”


2. Nabi Nabi Zakaria AS

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ

Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.” QS Al Anbiya: 89


رَبِّ هَبْ لى‏ مِنْ لَدُنْكَ ذُرِيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَميعُ الدُّعاء

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. (Ali Imran; 38)


Dengan wasilah doa inilah akhirnya Nabi Zakaria dikaruniai anak shalih; Nabi Yahya As.


Bacalah doa ini setiap selesai shalat wajib 1 kali, insya Allah diberi anak yg shalih dan shalihah.

Rabu, 07 Oktober 2020

YUSUF 108 : SUKSES DAKWAH

 KUNCI UTAMA AGAR SUKSES DALAM BERDAKWAH


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Allah 'azza wa jalla berfirman,


قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ


“Katakanlah: Inilah jalanku, aku berdakwah kepada Allah di atas bashiroh (dengan ilmu). Aku dan orang-orang yang mengikutiku juga berdakwah kepada Allah dengan ilmu. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” [Yusuf: 108]


KEWAJIBAN BERDAKWAH


Asy-Syaikh Al-‘Allamah Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah berkata,


أن من لم يدع إلى الله وهو يستطيع الدعوة إلى الله، فإنه لم يحقق إتباعه للرسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بل إتباعه فيه نقص عظيم


“(Diantara pelajaran dari ayat ini) bahwa siapa yang tidak berdakwah kepada Allah padahal ia mampu berdakwah kepada Allah, maka ia belum merealisasikan ittiba’ (peneladanan) kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, bahkan dalam ittiba’nya terdapat kekurangan yang besar.” [I’aanatul Mustafid, 1/104]


TAPI BUKAN SEMBARANG DAKWAH


Ayat yang mulia ini menjelaskan dua tonggak terpenting dalam dakwah:


1. Ikhlas. Ini makna firman Allah, "Aku mengajak kepada Allah", bukan kepada harta, jabatan, kelompok dan lain-lain. Dan ditegaskan di akhir ayat, “Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”, mencakup penafikan terhadap semua bentuk amalan yang tidak ikhlas.


2. Ilmu. Ini makna firman Allah, “Di atas bashiroh (dengan ilmu)”, bahkan bashiroh itu bermakna tingkatan ilmu yang tertinggi.


ILMU YANG DIBUTUHKAN DALAM DAKWAH


1. Ilmu tentang apa yang didakwahkan, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, dan yang terpenting adalah ilmu tauhid.


2. Ilmu tentang cara menyampaikan dakwah.


3. Ilmu tentang keadaan orang yang didakwahi.


YANG PALING BANYAK MERUSAK DAKWAH


Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,


فتضمنت هذه الدعوة الإخلاص والعلم; لأن أكثر ما يفسد الدعوة عدم الإخلاص، أو عدم العلم، وليس المقصود بالعلم في قوله: " على بصيرة " العلم بالشرع فقط، بل يشمل: العلم بالشرع، والعلم بحال المدعو، والعلم بالسبيل الموصل إلى المقصود، وهو الحكمة.


“Maka dakwah ini harus mencakup ikhlas dan ilmu, karena kebanyakan yang merusak dakwah adalah tidak ikhlas dan tidak ada ilmu. Dan bukanlah maksud ilmu dalam firman Allah, “Di atas bashiroh (dengan ilmu)”, hanyalah ilmu tentag syari’at saja, tetapi mencakup ilmu tentang syari’at, ilmu tentang keadaan orang yang didakwahi dan ilmu tentang metode yang dapat mengantarkan kepada tujuan, yaitu hikmah.” [Al-Qoulul Mufid, 1/130]


Sumber: https://sofyanruray.info/kunci-utama-agar-sukses-dalam-berdakwah/


GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM

SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TELEGRAM KAMIS 081020 PUKUL 05.53

AL MUNAFIQUN 9-10 : TAK AKAN KEMBALI

 TAKKAN PERNAH KEMBALI


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Saudaraku rahimakumullah, waktu kehidupan yang telah berlalu takkan pernah kembali. Manfaatkan hari-harimu untuk beramal shalih, sebelum datang hari perpisahan yang memutuskan segala kelezatan dunia. Di hari itu, penyesalan tiada lagi berarti.


Allah 'azza wa jalla berfirman,


وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ، وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


"Dan sedekahkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang beramal shalih." [Al-Munafiqun: 9-10]


Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,


أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ الَّلذَّاتِ


"Perbanyaklah mengingat kematian; pemutus segala kenikmatan dunia." [HR. At-Tirmidzi dan An-Nasaai dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Shahih An-Nasaai: 1823]


Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,


ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك


“Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau hanyalah hari-hari. Setiap hari yang berlalu, maka berlalu pula sebagian dirimu." [Al-Hilyah, 2/148]


Sumber: https://sofyanruray.info/takkan-pernah-kembali/


Simak #Video_Pendek: https://youtu.be/lRTjJlTVLuU


GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM

SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TELEGRAM KAMIS 081020 PUKUL 05.50

AN NUR 31 : CADAR/KERUDUNG

 CADAR BUKAN CIRI RADIKALISME DAN TERORISME


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Menggunakan cadar adalah ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah dan ijma', kesepakatan seluruh ulama Islam. Bukan ciri radikalisme dan terorisme.


Allah 'azza wa jalla berfirman,


وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ


“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” [An-Nur: 31]


Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha berkata,


يرحم الله نساء المهاجرات الأول، لما أنزل الله: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ} شقَقْنَ مُرُوطهن فاختمرن به


“Semoga Allah ta’ala merahmati wanita-wanita sahabat muhajirin generasi pertama, ketika Allah ta’ala menurunkan firman-Nya, 'Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.' (An-Nur: 31) maka para wanita tersebut segera memotong kain-kain mereka lalu mereka berkerudung dengannya.” [HR. Al-Bukhari]


Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-'Asqolani Asy-Syafi'i rahimahullah menerangkan,


(فاختمرن) أي : غطين وجوههن


“Makna mereka berkerudung adalah menutup wajah-wajah mereka.” [Fathul Bari, 8/490]


RINGKASAN PENDAPAT ULAMA 4 MAZHAB


Ulama 4 mazhab sepakat dalam 4 kondisi:


1. Wajib wanita bercadar apabila laki-laki melihat wajahnya akan terkena atau dikhawatirkan terkena fitnah (godaan).


2. Wajib wanita bercadar apabila laki-laki melihatnya dengan syahwat atau dikhawatirkan akan memunculkan syahwatnya.


3. Boleh buka cadar dalam kondisi darurat seperti untuk pengobatan dan persaksian di Pengadilan.


4. Boleh buka cadar dalam kondisi hajat (dibutuhkan) seperti laki-laki melihat wanita yang dilamarnya.


Ulama 4 mazhab berbeda pendapat dalam 2 keadaan:


1. Apabila tidak memunculkan atau tidak dikhawatirkan munculnya fitnah.


2. Apabila tidak memunculkan atau tidak dikhawatirkan munculnya syahwat.


Pendapat pertama: Tetap haram buka cadar.


Pendapat kedua: Tidak haram, namun kebanyakan berpendapat makruh buka cadar, bukan boleh.


Sumber: https://sofyanruray.info/cadar-bukan-ciri-radikalisme-dan-terorisme/


GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM


Channel Telegram:

https://t.me/taawundakwah

https://t.me/kajian_assunnah

https://t.me/kitab_tauhid

https://t.me/videokitabtauhid

https://t.me/kaidahtauhid

https://t.me/akhlak_muslim

SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TELEGRAM KAMIS 081020 PUKUL 05.46

MARYAM 59-60 : GENERASI JELEK

 GENERASI PENGGANTI YANG JELEK


(Generasi yang Menyia-nyiakan Shalat dan Memperturutkan Hawa Nafsu)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,


فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئًا


“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” [Maryam: 59-60]


BEBERAPA PELAJARAN 


1. Ancaman yang keras terhadap orang-orang yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsu; bahwa mereka:


Pertama: Tersesat di dunia.


Kedua: Diazab di hari kiamat dalam lembah yang sangat dalam, baunya sangat busuk dan mengalir padanya nanah dan darah, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat (lihat Tafsir Al-Baghawi, 5/241 dan Tafsir Ibnu Katsir, 5/245).


2. Makna menyia-nyiakan sholat:


Pertama: Meninggalkan sholat sama sekali.


Kedua: Menunda-nunda waktu sholat (lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/243).


3. Dua sifat generasi pengganti yang jelek adalah menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsu.


Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata tentang mereka,


هم في هذه الأمة، يتراكبون تراكب الأنعام والحمر في الطرق، لا يخافون الله في السماء، ولا يستحيون الناس في الأرض


“Mereka hidup dalam umat ini seperti binatang-binatang ternak dan keledai-keledai di jalan-jalan; tidak takut kepada Allah ta’ala yang di langit dan tidak malu kepada manusia di bumi.” [Tafsir Ibnu Katsir, 5/244]


4. Orang yang menyia-nyiakan sholat maka ia juga akan menyia-nyiakan perkara lain dan mempertututkan hawa nafsu.


Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,


وإذا أضاعوها فهم لما سواها من الواجبات أضيع؛ لأنها عماد الدين وقوامه، وخير أعمال العباد


“Apabila mereka telah menyia-nyiakan sholat maka kewajiban-kewajiban lain mereka akan lebih menyia-nyiakan, karena sholat adalah tiang dan penopang agama, serta sebaik-baiknya amalan para hamba.” [Tafsir Ibnu Katsir, 5/243]


5. Keutamaan orang yang bertaubat dari syirik, bid’ah dan maksiat, kemudian beriman dan beramal shalih.


Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata dalam Tafsir beliau,


"Kemudian Allah ta’ala memberikan pengecualiaan, Allah ta’ala berfirman:


'Kecuali orang yang bertaubat' yaitu bertaubat dari syirik, bid’ah dan maksiat, maka ia segera meninggalkan dosa-dosa tersebut, menyesalinya dan bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.


'Dan beriman' yaitu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya dan hari akhir.


'Dan beramal shalih', yaitu amalan yang disyari’atkan oleh Allah melalui lisan-lisan para rasul-Nya, apabila ia meniatkan untuk mencari wajah Allah (ikhlas karena Allah).


'Mereka itu' yaitu orang-orang yang mengumpulkan antara taubat, iman dan amal shalih.


'Akan masuk surga' yang di dalamnya ada kenikmatan yang kekal, kehidupan yang selamat dan berada di sisi Rabb yang Maha Pemurah.


'Dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun' yaitu balasan terhadap amalan-amalan mereka tidak dirugikan, bahkan mereka akan mendapatkannya secara sempurna, berlimpah pahalanya dan dilipatgandakan jumlahnya." [Tafsir As-Sa’di, hal. 496]


وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


Sumber: http://sofyanruray.info/generasi-pengganti-yang-jelek/


#Audio_Khutbah "Generasi Pengganti yang Jelek" https://t.me/sofyanruray/2790


#Video_Khutbah "Generasi Pengganti yang Jelek" https://youtu.be/bXfPDEl68EM

SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TEEGRAM KAMIS 081020 PUKUL 05.37

AL MAIDAH 3 : ISLAM

 KESEMPURNAAN ISLAM, BAHAYA BID’AH DAN PAHAM KEKAFIRAN SEKULARISME


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,


الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ


“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” [Al-Maidah: 3]


BEBERAPA PELAJARAN


1. Islam adalah agama yang sempurna, maknanya:


- Tidak mengandung kekurangan dari sisi mana pun.


- Semua kebaikan yang dibutuhkan hamba untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat telah diajarkan dalam Islam.


- Semua sisi kehidupan hamba diatur dalam Islam, sehingga hamba tidak memerlukan selain Islam. Namun sayang banyak umat Islam yang tidak mempelajarinya.


- Cocok dan sesuai dengan seluruh manusia dari seluruh bangsa.


- Cocok dan sesuai dengan seluruh negeri di mana pun berada.


- Cocok dan sesuai dengan zaman kapan pun mereka hidup, sejak diutus Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sampai hari kiamat.


Dan sungguh aneh jika seorang muslim tidak memahami kesempurnaan Islam yang menyentuh seluruh aspek kehidupan, padahal orang Yahudi di masa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam saja memahaminya.


Ketika seorang Yahudi berkata kepada Sahabat yang Mulia Salman Al-Farisi radhiyallahu’anhu,


قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- كُلَّ شَىْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ


“Sungguh Nabi kalian -shallallahu’alaihi wa sallam- telah mengajari kalian segala sesuatu sampai cara buang hajat".


Maka beliau berkata,


أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ


"Benar, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau kecil, beliau juga melarang kami membersihkan kemaluan setelah buang hajat dengan tangan kanan, atau dengan kurang dari tiga buah batu, atau dengan kotoran hewan atau tulang.” [HR. Muslim]


2. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengajarkan seluruh kebaikan dan memperingatkan seluruh kejelekan, karena tugas beliau menyampaikan seluruh ajaran agama, tidak ada yang boleh disembunyikan.


Sahabat yang mulia Abu Dzar radhiyallahu’anhu berkata,


تَرَكْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي الْهَوَاءِ، إِلا وَهُوَ يُذَكِّرُنَا مِنْهُ عِلْمًا قَالَ: فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ، إِلا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ


“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam meninggalkan kami, dalam keadaan tidaklah seekor burung kecil mengepakkan dua sayapnya di udara, kecuali beliau telah menyebutkan kepada kami ilmu tentang hal itu." Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tidak tersisa sedikit pun yang bisa mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah dijelaskan kepada kalian.” [HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1803]


3. Bahaya besar perbuatan bid’ah dalam agama, karena orang yang berbuat bid’ah seakan menuduh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak amanah; tidak menyampaikan seluruh ajaran agama, yaitu masih ada kebaikan yang beliau belum ajarkan sehingga perlu ditambah-tambah, bahkan menuduh agama ini belum sempurna; sehingga perlu penambahan...


Baca Selengkapnya: https://sofyanruray.info/kesempurnaan-islam-bahaya-bidah-dan-paham-kekafiran-sekularisme/

SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TELEGRAM KAMIS 081020 PUKU 05.35

ALI IMRON 19: ISLAM DIRIDLOI ALAH SWT

 HANYA ISLAM YANG DIRIDHOI SANG PENCIPTA


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Allah 'azza wa jalla berfirman, 


إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَم 


“Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam.” [Ali Imron: 19] 


BEBERAPA PELAJARAN


Pertama: Penegasan Bahwa Agama yang Benar dan Diridhoi Sang Pencipta Hanyalah Islam 


Ayat yang mulia ini menegaskan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Sang Pencipta; karena:


1. Allah sendiri yang telah menetapkan hal itu di dalam kitab-Nya yang mulia Al-Qur’anul Karim.


2. Satu-satunya agama yang masih mengikuti ajaran utama para nabi dan rasul ‘alaihimussalaam terdahulu, yaitu mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik.


Maka tidak ada jalan lain untuk beribadah kepada-Nya kecuali harus masuk Islam, agama yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.


Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,


“Dan firman Allah ta’ala 'Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanya Islam' adalah pengabaran dari Allah ta’ala bahwa tidak ada agama yang diterima di sisi-Nya dari siapa pun selain Islam, yaitu ajaran yang mengikuti agama para Rasul yang Allah ta’ala utus pada setiap masa, sampai diakhiri dengan Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam, dimana Allah ta’ala telah menutup semua jalan untuk sampai kepada-Nya kecuali melalui jalan Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam. 


Oleh karena itu, barangsiapa yang berjumpa dengan Allah ta’ala setelah pengutusan Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam dalam keadaan tidak mengikuti agama beliau, maka tidak akan diterima agamanya, sebagaimana firman Allah ta’ala,


وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ 


“Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima dari padanya, dan ia di akhirat kelak termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imron: 85).” [Tafsir Ibnu Katsir, 2/52] 


Kedua: Kewajiban Masuk Islam agar Selamat dari Azab Neraka 


Allah ta’ala telah memastikan bahwa non muslim, yaitu Yahudi dan Nasrani serta seluruh kaum musyrikin akan dimasukkan ke dalam neraka dan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya karena:


1. Mereka telah kafir kepada Allah ta’ala dengan tidak mau masuk Islam.


2. Menyekutukan-Nya dengan menyembah selain-Nya, padahal Dia-lah yang telah menciptakan mereka dan selalu memberikan rezeki serta mencurahkan kenikmatan kepada mereka.


3. Tidak mau beriman kepada Rasul terakhir yang Allah utus membawa kebenaran dan menghapus agama-agama sebelumnya, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.


Allah ta’ala berfirman,


إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ 


“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq.” [Al-Bayyinah: 6] 


Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menegaskan,


وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَد مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ 


“Demi (Allah) yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah ada seorang pun dari umat ini yang pernah mendengarkan tentang aku, apakah ia seorang Yahudi atau Nasrani, kemudian ia mati sebelum beriman dengan ajaran yang aku bawa, kecuali ia termasuk penghuni neraka.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallaahu’anhu] 


Ketiga: Liberalisme dan Plularisme, yaitu Meyakini Semua Agama Sama atau Membenarkan Selain Islam adalah Kekafiran...


Baca Selengkapnya: https://sofyanruray.info/hanya-islam-yang-diridhoi-sang-pencipta/

SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TEEGRAM KAMIS 081020 PUKUL 05.30

NUH 10-12 : TAUBAT DAN ISTIGHFAR

 KEWAJIBAN DAN KEUTAMAAN TAUBAT DAN ISTIGHFAR


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Allah ta’ala berfirman tentang ucapan Nabi Nuh 'alaihissalaam,


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كانَ غَفَّاراً يُرْسِلِ السَّماءَ عَلَيْكُمْ مِدْراراً وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهاراً


“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan melimpah, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” [Nuh: 10-12]


Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman tentang ucapan Nabi Hud 'alaihissalaam,


وَيَٰقَوۡمِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا وَيَزِدۡكُمۡ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمۡ وَلَا تَتَوَلَّوۡاْ مُجۡرِمِينَ 


"Dan (Hud berkata): Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu taubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat melimpah atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." [Hud: 52]


BEBERAPA PELAJARAN


1. Kewajiban taubat dan istighfar, memohon ampun kepada Allah ta’ala dari semua dosa.


Allah 'azza wa jalla juga berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ


“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” [At-Tahrim: 8]


Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,


يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ


“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari 100 kali.” [HR. Muslim dari Al-Agarr bin Yasar Al-Muzani radhiyallahu’anhu]


2. Taubat yang benar haruslah memenuhi enam syarat:

Pertama: Ikhlas karena Allah ta’ala.

Kedua: Segera meninggalkan dosa tersebut.

Ketiga: Menyesalinya.

Keempat: Bertekad tidak akan mengulanginya.

Kelima: Segera sebelum tertutup pintu taubat, yaitu sebelum ajal menjemput atau terbitnya matahari dari arah Barat.

Keenam: Jika dosa itu adalah kezaliman kepada orang lain seperti ghibah dan merampas harta maka wajib meminta maaf, atau meminta penghalalan dan atau mengembalikan haknya. Kecuali ghibah yang tidak diketahui oleh orang yang dighibahi maka cukup dengan mendoakannya.


3. Keutamaan taubat dan istighfar di dunia dan akhirat:

- Di dunia membuka pintu rezeki dan keturunan.

- Di akhirat mendapatkan ampunan dan rahmat.

- Bahkan taubat dan istighfar adalah solusi semua problema.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan sebuah atsar dari Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, “Bahwa seseorang mengadukan kemarau panjang kepada Al-Hasan Al-Bashri, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kemiskinan, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kekeringan kebunnya, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kemandulan (tidak punya anak), maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Kemudian beliau membacakan kepada mereka ayat ini (Surat Nuh ayat 10-12).” [Fathul Baari, 11/98]


Selengkapnya: https://sofyanruray.info/kewajiban-dan-keutamaan-taubat-dan-istighfar/

SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TELEGRAM KAMIS 081020 PUKUL 05.28

AN NISA 54 : HASUD

 PENYAKIT HASAD & BEBERAPA BAHAYANYA


Al-Allamah Ibnul Utsaimin -rahimahulloh- menerangkan, bahwa hasad adalah membenci apa-apa yang telah Allah Ta'ala karuniakan kepada orang lain, walaupun tidak berangan-angan agar karunia pada orang lain tersebut hilang.


Dan penyakit hasad ini, termasuk karakter kaum yahudi. Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman : 


أَمۡ يَحۡسُدُونَ ٱلنَّاسَ عَلَىٰ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦۖ فَقَدۡ ءَاتَيۡنَآ ءَالَ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَءَاتَيۡنَٰهُم مُّلۡكًا عَظِيمٗا


"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad shallalahu alaihi wasallam)  karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar.

[Surah An-Nisa' : 54]


Imam Ibnu Katsir rahimahulloh menjelaskan : 


"Mereka (kaum yahudi) dengki kepada Nabi shallalahu alaihi wasallam atas karunia besar dari Allah kepada beliau berupa kenabian, dan mereka hasad hingga enggan mempercayai hal tersebut disebabkan beliau berasal dari kalangan bangsa arab dan bukan dari bani israil". (lihat tafsir Ibnu katsir) 


Dan hasad merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Diantara bahayanya, adalah orang yang hasad, hakikatnya membenci takdir dan ketentuan Allah. Sebab kebenciannya akan nikmat Allah yang dikaruniakan-Nya kepada seorang hamba, merupakan kebencian kepada takdir Allah pada si hamba tersebut, sekaligus menentang ketetapan Allah padanya...[Kitabul Ilmi, hal 71-72]


Selengkapnya pada link 


https://youtu.be/d7Ik0DjmIjQ

SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TELEGRAM KAMIS 081020 PUKUL 05.26

Senin, 05 Oktober 2020

QUR'AN: 17 SIFAT MANUSIA DALAM QUR'AN

 🌏 TAUSIAH 17 🌏

Edisi Senin, 5 Oktober 2020 M / 18 Shafar 1442 H

17 Sifat Manusia dalam Alquran 

Manusia diciptakan Allah Subhanahu wa ta'ala adalah sebaik-baiknya bentuk dan kepadanya telah dihiasi aneka kebaikan di dalam dirinya. Perkara tampilnya manusia sebaliknya adalah karena kelemahan diri dan aneka godaan dari luar yang tidak dapat dihadapinya sehingga dirinya cenderung atau memperturutkan hawa nafsunya. 

Dikala manusia melakukan kesalahan diri dan orang yang melihatnya akan sepakat..”ya namanya manusia” atau”ya memang begitulah, manusia sudah kodratnya sebagai tempatnya salah khilaf dan dosa”…Lebih parah lagi ada orang yang beranggapan bahwa sifat buruk dan kasar seseorang adalah mengacu pada kodrat manusia sebagai makhluk kasar bukan makhluk halus. Bila hal ini demikian, terlihat persoalan dan segala sesuatunya selesai sampai disitu. 


Ada banyak sifat manusia yang digambarkan dalam Alquran. Penggambaran sifat-sifat ini akan membantu kita untuk lebih introspeksi diri sehingga menjadi manusia yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seperti apa sifat-sifat manusia tersebut ? 

Baiklah dalam artikel tausiah kali ini kita membahas beberapa sifat manusia yang ada dalam Al Quran,  yaitu sebagai berikut :

1. Manusia itu lemah 

يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)


2. Manusia itu gampang terperdaya 

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6) 


3. Manusia itu lalai 

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur  1).


4. Manusia itu penakut 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155).


5. Manusia itu bersedih hati

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ


“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)


6. Manusia itu tergesa-gesa

 وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ ۖ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا

"Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)


7. Manusia itu suka membantah 

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)


8. Manusia itu suka berlebih-lebihan 

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6)


9. Manusia itu pelupa 

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )


10. Manusia itu suka berkeluh-kesah. 

إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)

ا يَسْـَٔمُ ٱلْإِنسَٰنُ مِن دُعَآءِ ٱلْخَيْرِ وَإِن مَّسَّهُ ٱلشَّرُّ فَيَـُٔوسٌ قَنُوطٌ

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 49)

وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا

“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)


11. Manusia itu kikir 

قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لَأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْإِنْفَاقِ ۚ وَكَانَ الْإِنْسَانُ قَتُورًا

“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)


12. Manusia itu suka kufur nikmat. 

وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا ۚ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf  : 15)

إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)


13. Manusia itu zalim dan bodoh. 

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)


14. Manusia itu suka menuruti prasangkanya. 

وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)


15. Manusia itu suka berangan-angan. 

يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّىٰ جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 14)


16. Manusia itu suka mengambil hak orang lain. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۗ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Firman Allah Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. (Ataubah:34)


17. Manusia itu suka menghitung-hitung rezeki. 

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Firman Allah : Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(An Nahl:18)


Itulah 17 sifat manusia yang disebutkan dalam al-Quran. Mengerikan bukan? Adapun islam, sudah memberikan solusi untuk segala sifat buruk manusia ini.  Sungguh nikmat iman dan islam ini bukanlah sesuatu yang kita dapat dengan murah!


Solusi pertama, tetap berpegang teguh kepada tali agama dan petunjuk-petunjuk dari Allah 


Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S al-Baqarah : 38)


Solusi kedua, tetap berada dalam ketaatan sesulit apapun situasi yang melanda 


Tetap berada dalam ketaatan disini, berarti bersegera menyambut amal-amal kebaikan. Mungkin seperti syair yang dilantunkan Abdullah bin Rawahah untuk mengembalikan semangatnya saat nyalinya mulai ciut di perang mut’ah ketika dua orang sahabatnya yang juga komandan pasukan pergi mendahuluinya. “wahai jiwa, jika syurga sudah di depan mata mengapa engkau ragu meraihnya”


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. Ali Imran : 133)


Solusi ketiga, jaga keimanan kita 


adalah hal yang wajar, iman seseorang naik turun dan berfluktuatif. Sama mungkin seperti yang dikhawatirkan sahabat Hanzalah, ketika ia curhat kepada abu Bakar bahwa ia termasuk orang yang celaka. Mengapa demikian? karena ia merasa Imannya turun ketika jauh dari Rasulullah. Ternyata itu pula yang dirasakan lelaki dengan iman tanpa retak itu. Hinga mereka berdua akhirnya menghadap Rasulullah. Mendengar permasalahan mereka, Rasulullah hanya tersenyum dan menjawab, “selangkah demi selangkah Hanzalah!”


Tetapi sungguh, iman seorang mukmin yang baik, akan tetap memiliki trend yang menanjak.


Disinilah mungkin loyalitas kita kepada Allah diuji. Apakah kita bisa, belajar mencintai Allah diatas segala sesuatu, belajar mencintai sesuatu karena Allah, serta belajar membenci kekufuran!!!


Solusi keempat, Berjama’ah 

Manusia itu lemah ketika sendiri dan kuat ketika berjama’ah. Adakah yang meragukannya?


 Referensi : Republica.id,Tafsirw.com


🌏 Semoga bermanfaat...

sumber :aquran dan hadits,grup wa,seasa 061020 pukul 05,13