KESEMPURNAAN ISLAM, BAHAYA BID’AH DAN PAHAM KEKAFIRAN SEKULARISME
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” [Al-Maidah: 3]
BEBERAPA PELAJARAN
1. Islam adalah agama yang sempurna, maknanya:
- Tidak mengandung kekurangan dari sisi mana pun.
- Semua kebaikan yang dibutuhkan hamba untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat telah diajarkan dalam Islam.
- Semua sisi kehidupan hamba diatur dalam Islam, sehingga hamba tidak memerlukan selain Islam. Namun sayang banyak umat Islam yang tidak mempelajarinya.
- Cocok dan sesuai dengan seluruh manusia dari seluruh bangsa.
- Cocok dan sesuai dengan seluruh negeri di mana pun berada.
- Cocok dan sesuai dengan zaman kapan pun mereka hidup, sejak diutus Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sampai hari kiamat.
Dan sungguh aneh jika seorang muslim tidak memahami kesempurnaan Islam yang menyentuh seluruh aspek kehidupan, padahal orang Yahudi di masa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam saja memahaminya.
Ketika seorang Yahudi berkata kepada Sahabat yang Mulia Salman Al-Farisi radhiyallahu’anhu,
قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- كُلَّ شَىْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ
“Sungguh Nabi kalian -shallallahu’alaihi wa sallam- telah mengajari kalian segala sesuatu sampai cara buang hajat".
Maka beliau berkata,
أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ
"Benar, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau kecil, beliau juga melarang kami membersihkan kemaluan setelah buang hajat dengan tangan kanan, atau dengan kurang dari tiga buah batu, atau dengan kotoran hewan atau tulang.” [HR. Muslim]
2. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengajarkan seluruh kebaikan dan memperingatkan seluruh kejelekan, karena tugas beliau menyampaikan seluruh ajaran agama, tidak ada yang boleh disembunyikan.
Sahabat yang mulia Abu Dzar radhiyallahu’anhu berkata,
تَرَكْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي الْهَوَاءِ، إِلا وَهُوَ يُذَكِّرُنَا مِنْهُ عِلْمًا قَالَ: فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ، إِلا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ
“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam meninggalkan kami, dalam keadaan tidaklah seekor burung kecil mengepakkan dua sayapnya di udara, kecuali beliau telah menyebutkan kepada kami ilmu tentang hal itu." Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tidak tersisa sedikit pun yang bisa mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah dijelaskan kepada kalian.” [HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1803]
3. Bahaya besar perbuatan bid’ah dalam agama, karena orang yang berbuat bid’ah seakan menuduh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak amanah; tidak menyampaikan seluruh ajaran agama, yaitu masih ada kebaikan yang beliau belum ajarkan sehingga perlu ditambah-tambah, bahkan menuduh agama ini belum sempurna; sehingga perlu penambahan...
Baca Selengkapnya: https://sofyanruray.info/kesempurnaan-islam-bahaya-bidah-dan-paham-kekafiran-sekularisme/
SUMBER TAAWUNDAKWAH.COM TELEGRAM KAMIS 081020 PUKU 05.35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar