AL BAQARAH 134*
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْـَٔلُونَ عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
134. Itulah sekelompok manusia yang telah berlalu masanya, bagi mereka balasan apa yang telah mereka kerjakan, dan bagi kalian balasan apa yang kalian kerjakan; kalian tidak akan ditanya di hari kiamat tentang amal perbuatan mereka di dunia, namun setiap orang hanya akan ditanya tentang amal perbuatannya sendiri.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
134. تِلْكَ (Itulah) Yakni Ibrahim dan anak keturunannya, dan Ya’kub dan anak keturunannya.
قَدْ خَلَتْ ۖ (yang lalu) Yang telah berlalu
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan) Ini adalah peringatan untuk orang-orang Yahudi ketika menolak untuk menjadi pengikut Rasulullah karena merasa cukup dengan nasab keturunan terdahulu mereka adalah orang-orang yang shaleh, padahal setiap generasi mempertanggungjawabkan amalan mereka sendiri-sendiri; perbuatan orang tua tidak akan memberi manfaat kepada anak-anak mereka dan tidak akan mendapat bagian sedikitpun.
Dalam ayat ini terdapat bantahan terhadap orang yang merasa cukup dengan amalan pendahulu mereka kemudian merasa tenang dengan angan-angan kosong yang bathil. Terdapat hadist yang menjelaskan hal ini (Barangsiapa yang lambat amalannya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya). Maksudnya kalian tidak akan mendapat manfaat dari amal kebaikan mereka dan tidak akan dihukum dengan amal keburukan mereka. kalian tidak ditanya tentang amal mereka dan mereka tidak ditanya tentang amal kalian
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Makna kata :
{ أُمَّةٞ خَلَتۡۖ } Ummatun Khallat : Kelompok yang tujuannya satu. Khallat : telah berlalu ke negeri akhirat.
{ لَهَا مَا كَسَبَتۡ } Lahaa maa kasabat : Untuknya pahala kebaikan yang dilakukan.
{ وَلَكُم مَّا كَسَبۡتُمۡۖ } Lakum maa kasabtum : Bagi kalian kebaikan yang telah kalian lakukan dan hal yang lainnya.
Makna ayat :
Pada ayat (134) Allah Ta’ala menyudahi omong kosong yang dilontarkan oleh orang Yahudi dengan firmanNya (تِلۡكَ أُمَّةٞ قَدۡ خَلَتۡۖ ) “Mereka adalah umat yang telah berlalu” -Yaitu Ibrahim dan anak keturunannya- mereka telah mendapat hasil dari keimanan dan amalan shalihnya, sedangkan kalian wahai orang-orang Yahudi masih saja berbuat kekufuran dan maksiat, padahal di hari kiamat nanti kalian tidak ditanya amalan orang, dan kalian akan ditanya tentang amalan kalian sendiri yang akan dibalas. Maka tinggalkanlah perdebatan kosong itu dan beralihlah untuk mencari hal yang bermanfaat untuk akhirat kalian, dengan beriman dan beramal shalih. Dan tidak akan pernah kalian dapatkan hal itu kecuali kalian memeluk agama Islam, maka masuklah ke dalam agama Islam.
Pelajaran dari ayat :
• Seseorang hendaknya tidak merasa tinggi dengan membanggakan kehebatan generasi pendahulunya, serta menerima keadaan dirinya sendiri dengan menyucikan dan membersihkan jiwanya.
• Telah menjadi sunnatullah bagi para makhluk bahwa mereka akan dibalas sesuai dengan amalannya, dan tidak akan ditanya mengenai amalan orang lain.
• Lafadz Ayah ( أب ) dapat dipakai juga untuk menyebut paman sebagai bentuk penghormatan.
*Referensi: https://tafsirweb.com/578-quran-surat-al-baqarah-ayat-134.html
AL BAQARAH 135*
وَقَالُوا۟ كُونُوا۟ هُودًا أَوْ نَصَٰرَىٰ تَهْتَدُوا۟ ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِۦمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
135. Orang-orang Yahudi menyeru umat Nabi Muhammad agar masuk ke dalam agama Yahudi, mereka mengaku berada di atas kebenaran dan petunjuk; demikian pula Orang-orang Nasrani menyeru mereka. Maka Allah memerintahkan nabi-Nya untuk membantah mereka bahwa petunjuk dan hidayah adalah dengan mengikuti millah yang lurus yang berada di atas ketauhidan, yaitu millah Ibrahim yang tidak pernah menyembah berhala-berhala.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
135. وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ تَهْتَدُوا ۗ (Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”). Yakni orang-orang Yahudi berkata kepada orang-orang islam: jadilah kalian pengikut agama Yahudi, sedang orang-orang Nasrani berkata pada mereka: jadilah kalian pengikut agama Nasrani. Dengan begitu kalian akan berada di atas kebenaran.
قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ (Katakanlah: “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim) Yakni, tetapi kami mengikuti millah Ibrahim
حَنِيفًا ۖ (yang lurus).
Yakni yang tidak condong pada agama-agama yang sesat, yang condong pada agama yang benar. Dan hanafiyyah adalah agama islam
وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ(Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik)
Yakni bantahan terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani. Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah melakukan kesyirikan kalian klaim sebagai pengikut agama Yahudi atau Nasrani.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Makna kata :
{ تَهۡتَدُواْۗ } Tahtaduu : Kalian berada di atas jalan kebenaran
{ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِۧمَ } Millata Ibraahiim : Agama yang dianut oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
{ حَنِيفٗاۖ } Khaniifan : Istiqamah di atas agama Allah Ta’ala, bertauhid dan tidak menyekutukanNya dengan apapun.
Makna ayat :
Ayat-ayat ini masih menceritakan mengenai perdebatan mengingkari Ahli kitab dan mengajak mereka masuk ke dalam agama Islam. Orang-orang Yahudi berkata kepada kepada Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya,”Masuklah kalian ke dalam agama Yahudi niscaya kalian akan mendapat petunjuk kepada kebenaran.” Begitu juga utusan agama Nasrani dari Najran mengatakan,”Masuklah kalian ke dalam agama Nasrani maka kalian akan mendapat petunjuk kepada kebenaran.” Allah Ta’ala menceritakan keadaan sesungguhnya dan dan mengajari rasulNya untuk membantah mereka,”Kami tidak akan mengikuti agama Yahudi atau Nasrani, akan tetapi kami mengikuti agama Ibrahim yang lurus, yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan kesempurnaan hidup.”
Pelajaran dari ayat : • Tidak ada hidayah yang benar kecuali dalam Islam, dan tidak ada kebahagian serta kesempurnaan hidup kecuali dengan Islam.
*Referensi: https://tafsirweb.com/580-quran-surat-al-baqarah-ayat-135.html
*Referensi: https://tafsirweb.com/580-quran-surat-al-baqarah-ayat-135.html
AL BAQARAH 136*
قُولُوٓا۟ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَآ أُنزِلَ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ وَٱلْأَسْبَاطِ وَمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَآ أُوتِىَ ٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
136. Kemudian Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk mengabarkan kepada orang-orang Yahudi: “Kami beriman kepada Allah, al-Qur’an, kitab dan suhuf yang diturunkan kepada Ibrahim dan kedua anaknya -Ismail dan Ishaq- dan cucunya -Ya’qub- serta para keturunan Ya’qub. Dan kami beriman kepada Taurat dan Injil serta seluruh wahyu yang diberikan Allah kepada para Nabi, kami tidak membeda-bedakan mereka dan kami tunduk untuk beribadah kepada Allah.
Syeikh as-Syinqithi berkata: “Allah tidak menjelaskan pada ayat ini apa yang diwahyukan kepada Musa dan Isa, namun Dia menjelaskannya pada ayat-ayat yang lain. Allah menjelaskan bahwa Dia mewahyukan kepada Musa kitab Taurat yang Allah sebut dengan sebutan suhuf pada firman-Nya: {صحف إبراهيم وموسى} al-A’la: 19, dan firman-Nya: {ثم آتينا موسى الكتاب} al-An’am: 154, dan yang dimaksud dalam ayat ini berdasarkan Ijma’ adalah kitab Taurat. Dan Allah menjelaskan bahwa yang Dia wahyukan kepada Isa adalah Injil sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firman-Nya: {وقفينا بعيسى بن مرسم وآتيناه الإنجيل} al-Hadid: 27.”
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
136. قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ (Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah)
Ini adalah perintah untuk orang-orang islam agar mengatakan kepada mereka kalimat ini. Terdapat hadist yang dikeluarkan Imam Bukhari dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: (janganlah kalian percaya kepada ahli kitab dan jangan pula kalian dustakan mereka. akan tetapi katakanlah: آمنا بالله......الأية)
وَالْأَسْبَاطِ(dan anak cucunya)
Mereka adalah anak-anak Nabi Ya’kub yang berjumlah 12 orang, dan setiap orang anak banyak anak. Dan Sibth dalam bani Israil seperti kabilah dalam istilah arab.
لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ (Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya)
Yakni kami tidak beriman kepada sebagian lalu kafir kepada kebagian lainnya layaknya orang Yahudi dan Nasrani. Akan tetapi orang islam beriman kepada seluruh nabi yang diutus Allah, dan kepada seluruh kitab yang diturunkan-Nya. -Dan orang-orang islam harus mengumumkan hal ini-.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Makna kata :
{ وَمَآ أُوتِيَ مُوسَىٰ } Wa maa utiya Musa : Kitab Taurat
{ وَمَآ أُوتِيَ عيسى} Wa maa utiya ‘Isa : Kitab Injil
Makna ayat :
Pada ayat (136) Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya dan orang-orang mukmin untuk mengumumkan secara terang-terangan akidah yang benar, yaitu beriman kepada Allah dan al-Qur’an, juga beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi seluruhnya, dan beriman kepada kitab yang turunkan kepada Musa dan Isa berupa Taurat dan Injil secara khusus, tanpa membeda-bedakan antara satu rasul dengan rasul yang lain, serta menyerahkan diri kepada Allah rabb semesta alam secara lahir dan batin.
Pelajaran dari ayat :
• Mengingkari satu orang rasul, sama saja dengan mengingkari semua rasul. Kaum Yahudi telah kafir kepada Nabi Isa, sedangkan kaum Nasrani telah kafir kepada Nabi Muhammad ﷺ sehingga mereka adalah orang-orang kafir. Sedangkan kaum muslimin beriman kepada setiap rasul sehingga mereka adalah orang-orang yang beriman.
*Referensi: https://tafsirweb.com/580-quran-surat-al-baqarah-ayat-136.html
AL BAQARAH 137*
*Referensi: https://tafsirweb.com/580-quran-surat-al-baqarah-ayat-136.html
AL BAQARAH 137*
فَإِنْ ءَامَنُوا۟ بِمِثْلِ مَآ ءَامَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهْتَدَوا۟ ۖ وَّإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّمَا هُمْ فِى شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ ٱللَّهُ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
137. Maka jika orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani beriman seperti apa yang kalian imani maka mereka telah mendapat kebenaran; namun jika mereka berpaling darinya maka sesungguhnya yang mereka inginkan adalah memusuhi dan menyelisihimu, akan tetapi Allah akan melindungimu dari keburukan mereka dan menolongmu dalam melawan mereka, Allah Maha Mendengar apa yang mereka katakan dan Maha melihat perbuatan mereka. Dan Allah telah memenuhi janji-Nya serta mengalahkan sendiri pasukan yang bersekutu -pada perang Khandaq- dan memenangkan nabi-Nya atas musuh-musuhnya sehingga beliau dapat membunuh dan menawan Bani Quraidzah dan mengusir Bani Nadlir. (Shahih Bukhari, kitab peperangan-pepearangan Rasulullah, bab tempat kembali Nabi dari perang Ahzab dan tempat keluarnya menuju bani Quraidzah serta pengepungan mereka, dan bab hadits bani Nadlir dan keluarnya Nabi menuju mereka).
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
137. فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ (Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya) Yakni jika ahli kitab dan yang lainnya beriman kepada apa yang kalian Imani (yakni kepada seluruh kitab Allah dan rasul-Nya, dan tidak membeda-bedakan diantara mereka) maka sungguh mereka telah mendapatkan hidayah.
فِي شِقَاقٍ ۖ (berada dalam permusuhan).
(الشقاق) yakni permusuhan dan perselisihan.
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ(Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka) Ini adalah janji Allah untuk nabi-Nya bahwa Dia akan menjaganya dari orang yang memusuhinya dari golongan orang-orang yang menjauh dari kebenaran.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Makna kata :
{ فِي شِقَاقٖۖ } Fii syiqaaq : Berada dalam perbedaan, perpecahan dan permusuhan dan peperangan pada kalian.
Makna ayat :
Pada ayat (137) Allah Ta’ala berfirman kepada rasulNya serta orang-orang mukmin apabila orang Yahudi dan Nasrani mau beriman dengan keimanan yang benar seperti iman kaum mukminin, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Namun jika mereka enggan, berpaling, dan membangkang maka mereka tidak akan mampu menentang Allah dan rasulNya. Allah Ta’ala akan mencukupi kalian sesuai dengan kehendakNya dan Dialah yang Maha Mendengar ucapan mereka yang penuh kedustaan dan Maha Mengetahui atas perbuatan-perbuatan mereka yang buruk. Allah Telah melunasi janji kepada rasulNya untuk mengusir orang-orang Yahudi dari kota Madinah, bahkan dari kota Mekah dan Madinah dengan penuh kehinaan.
Pelajaran dari ayat :
• Kaum Yahudi dan Nasrani akan senantiasa memusuhi Islam dan memerangi pemeluknya. Namun, kaum muslimin akan mendapat penjagaan Allah dari keburukan kaum Yahudi dan Nasrani selama mereka istiqomah di atas agama Islam dengan akidah, amaliyah ibadah, akhlak, adab, dan hukum-hukumnya.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Maka jika mereka yang mengajakmu mengikuti agama mereka itu telah beriman persis sebagaimana yang kamu imani, sehingga mereka menjadi pengi kutmu, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk yang benar. Akan tetapi, jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan denganmu, maka Allah mencukup kan engkau, wahai nabi Muhammad terhadap mereka dengan pertolongan dan janji-Nya yang pasti ditepati. Dan dia maha mendengar perkataan musuh-Musuhmu, maha mengetahui apa saja yang ada dalam hati mereka. Keberagamaan dan keimanan seperti yang diajarkan oleh nabi ibrahim itu merupakan shibgah atau celupan Allah. Siapa yang lebih baik shibgah-Nya daripada Allah' tentu tidak ada. Dan kepada-Nya kami menyembah. Kata celupan pada ayat ini mengandung arti keimanan kepada Allah yang tidak disertai kemusyrikan sedikit pun. Makna ini ditegaskan oleh perka taan dan hanya kepada-Nyalah, bukan kepada yang lain, kami menyembah. Ini juga mengindikasikan bahwa keberagamaan kita harus bersifat total sehingga seluruh totalitas kita terwarnai oleh celupan agama Allah itu.
*Referensi: https://tafsirweb.com/582-quran-surat-al-baqarah-ayat-137.html
{ فِي شِقَاقٖۖ } Fii syiqaaq : Berada dalam perbedaan, perpecahan dan permusuhan dan peperangan pada kalian.
Makna ayat :
Pada ayat (137) Allah Ta’ala berfirman kepada rasulNya serta orang-orang mukmin apabila orang Yahudi dan Nasrani mau beriman dengan keimanan yang benar seperti iman kaum mukminin, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Namun jika mereka enggan, berpaling, dan membangkang maka mereka tidak akan mampu menentang Allah dan rasulNya. Allah Ta’ala akan mencukupi kalian sesuai dengan kehendakNya dan Dialah yang Maha Mendengar ucapan mereka yang penuh kedustaan dan Maha Mengetahui atas perbuatan-perbuatan mereka yang buruk. Allah Telah melunasi janji kepada rasulNya untuk mengusir orang-orang Yahudi dari kota Madinah, bahkan dari kota Mekah dan Madinah dengan penuh kehinaan.
Pelajaran dari ayat :
• Kaum Yahudi dan Nasrani akan senantiasa memusuhi Islam dan memerangi pemeluknya. Namun, kaum muslimin akan mendapat penjagaan Allah dari keburukan kaum Yahudi dan Nasrani selama mereka istiqomah di atas agama Islam dengan akidah, amaliyah ibadah, akhlak, adab, dan hukum-hukumnya.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Maka jika mereka yang mengajakmu mengikuti agama mereka itu telah beriman persis sebagaimana yang kamu imani, sehingga mereka menjadi pengi kutmu, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk yang benar. Akan tetapi, jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan denganmu, maka Allah mencukup kan engkau, wahai nabi Muhammad terhadap mereka dengan pertolongan dan janji-Nya yang pasti ditepati. Dan dia maha mendengar perkataan musuh-Musuhmu, maha mengetahui apa saja yang ada dalam hati mereka. Keberagamaan dan keimanan seperti yang diajarkan oleh nabi ibrahim itu merupakan shibgah atau celupan Allah. Siapa yang lebih baik shibgah-Nya daripada Allah' tentu tidak ada. Dan kepada-Nya kami menyembah. Kata celupan pada ayat ini mengandung arti keimanan kepada Allah yang tidak disertai kemusyrikan sedikit pun. Makna ini ditegaskan oleh perka taan dan hanya kepada-Nyalah, bukan kepada yang lain, kami menyembah. Ini juga mengindikasikan bahwa keberagamaan kita harus bersifat total sehingga seluruh totalitas kita terwarnai oleh celupan agama Allah itu.
*Referensi: https://tafsirweb.com/582-quran-surat-al-baqarah-ayat-137.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar