Cari Blog Ini

Selasa, 07 April 2020

NGAJI BARENG: AL BAQARAH 138 - 141/TAFSIR


Telah disampaikan di mushola al musyarofah,petamburan,jakpus,kuliah subuh,,Ahad 12 April 2020

AL BAQARAH 138*

صِبْغَةَ ٱللَّهِ ۖ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ صِبْغَةً ۖ وَنَحْنُ لَهُۥ عَٰبِدُونَ

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
138. Hai Rasulullah, katakanlah kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani: “Berpeganglah pada agama Islam yang merupakan agama Allah, karena tidak ada agama yang lebih baik dari Islam. Dan kami benar-benar mengesakan Allah.”

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah

138. صِبْغَةَ اللَّهِ ۖ (Shibghah Allah) 
Yakni celupkanlah (masukkanlah) diri kalian dan keluarga kalian ke dalam Islam karena islam adalah shibghah Allah (celupan-Nya) dan berpegang teguhlah dengannya. Dan celupan akan memasuki setiap bagian barang yang dicelupkan, demikian juga Islam akan mengubah keadaan orang yang berpegang taguh terhadapnya. Awal mula dari hal ini adalah orang-orang Nasrani dahulu mencelupkan anak-anak mereka kedalam air yang mereka sebut dengan al-Ma’mudiyyah. Mereka melakukan itu untuk membersihkan anak-anak itu, dan apabila ritual itu telah selesai mereka mengatakan: sekarang mereka telah menjadi orang Nasrani yang sebenarnya. Maka Allah membantah mereka dengan ayat ini.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Makna kata : 
{ صِبۡغَةَ ٱللَّهِ } Shibghatallah : Agama yang kami sucikan bagi secara lahir maupun batin. Maka nampak jelas hasilnya, sebagaimana nampak bekas warna pada baju yang dicelupkan dalam pewarna. 

Makna ayat :
Pada ayat (138) Allah Ta’ala memberikan perintah kepada rasulNya dan orang-orang mukmin untuk berkata tegas kepada Yahudi dan Nasrani, katakan kepada mereka.”Kami mengikuti sibghah Allah Ta’ala yang telah dibuat untuk kami yaitu agama Islam. Dan kami beribadah hanya kepadaNya.
Pelajaran dari ayat : • 
• Wajib bagi orang yang akan masuk ke dalam agama Islam untuk mandi sebagaimana mandi junub. Ini termasuk bagian dari shibghah Allah Ta’ala, bukan dengan cara dibaptis sebagaimana yang dilakukan oleh orang Nasrani kepada bayi yang berumur tujuh hari, dengan cara mencelupkannya ke dalam air baptis. Mereka menganggap bahwa ari tersebut dapat mensucikannya sehingga tidak perlu dikhitan lagi.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Keberagamaan dan keimanan seperti yang diajarkan oleh nabi ibrahim itu merupakan shibgah atau celupan Allah. Siapa yang lebih baik shibgah-Nya daripada Allah' tentu tidak ada. Dan kepada-Nya kami menyembah. Kata celupan pada ayat ini mengandung arti keimanan kepada Allah yang tidak disertai kemusyrikan sedikit pun. Makna ini ditegaskan oleh perka taan dan hanya kepada-Nyalah, bukan kepada yang lain, kami menyembah. Ini juga mengindikasikan bahwa keberagamaan kita harus bersifat total sehingga seluruh totalitas kita terwarnai oleh celupan agama Allah itu. Ayat ini berkaitan dengan ayat 135 yang memerintahkan nabi Muhammad untuk mengatakan kepada mereka bahwa kami hanya mengikuti agama nabi ibrahim. Kini, pada ayat ini, nabi Muhammad diperintahkan untuk mendebat mereka. Katakanlah, apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang ke esaan dan kemahasempurnaan Allah, padahal dia adalah tuhan kami dan tuhan kamu. Kita sama-sama menyembah-Nya dan kita pun tidak bisa menghindar dari ketetapannya. Kalau begitu, bagi kami amalan kami yang akan kami pertanggungja wabkan, dan demikian pula bagi kamu amalan kamu yang akan kamu pertanggungjawab kan. Dan hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri tanpa mempersekutukan-Nya, sedangkan kamu mem persekutukan-Nya dengan nabi isa dan para nabi yang lain.

*Referensi: https://tafsirweb.com/586-quran-surat-al-baqarah-ayat-138.html

AL BAQARAH 139*

قُلْ أَتُحَآجُّونَنَا فِى ٱللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَآ أَعْمَٰلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَٰلُكُمْ وَنَحْنُ لَهُۥ مُخْلِصُونَ


Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
139-140. Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar mengolok mereka: “Apakah kalian akan mendebat kami dalam hal mengesakan dan mentaati Allah, sedangkan Dia adalah Tuhan kita semua yang mengatur kami dan kalian? Kami berlepas diri dari kalian dan kami akan mendapat balasan atas amalan kami, begitupun kalian berlepas diri dari kami dan kalian akan mendapat balasan atas amalan kalian. Kami memurnikan peribadatan dan ketaatan kami kepada-Nya. Bahkan kalian mengklaim bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan keturunannya berada dalam agama Yahudi dan Nasrani?” Katakanlah kepada mereka hai Rasulullah: “Apakah kalian lebih mengetahui agama mereka daripada Allah? Sedangkan Allah telah bersaksi bahwa agama mereka adalah agama Islam. Tidak ada yang lebih zalim dari kalian ketika kalian menyembunyikan kesaksian yang tercantum dalam kitab kalian yang diturunkan Allah. Dan Allah sekali-kali tidak akan lalai dari segala amalan kalian.”

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah

139. قُلْ أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللَّهِ (Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah) 
Yakni apakah kalian memperdebatkan dengan kami tentang Allah padahal kita sama-sama beranggapan bahwa ketuhanan-Nya adalah untuk kita dan peribadatan kita untuk-Nya. Lalu mengapa kalian mengaku lebih utama dari pada kami dan memperdebatkan hal itu?

 وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ (bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu)
 Yakni kalian tidak lebih utama untuk Allah daripada kami. 

وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ (dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati) 
Yakni kita adalah ahli ikhlas dalam beribadah, sedangkan kalian tidak; dan itu adalah timbangan keutamaan seseorang dan sifat yang menjadikan memiliknya menjadi lebih utama dihadapan Allah daripada yang lain. Lalu mengapa kalian mengaku lebih utama dan lebih berhak dari pada kami, sedangkan diri kalian dipenuhi dengan kesyirikan dan menyandarkan ketuhanan kepada selain-Nya.

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Makna kata : 
{ أَتُحَآجُّونَنَا } Atuhaajjuunnanaa : Apakah engkau mendebat kami dalam perkara agama, keimanan kepada Allah dan rasulNya? Kata tanya ini digunakan sebagai pengingkaran. (Istifham inkariy) 

{ لَهُۥ مُخۡلِصُونَ } Lahuu mukhlisuun : Mengikhlaskan ibadah kepada Allah Ta’ala, tidak berbuat kesyirikan dengan mempersembahkan ibadah kepada selainNya, sedangkan kalian adalah orang-orang musyrik. 

Makna ayat :
Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya untuk mengingkari perdebatan yang dilakukan oleh Ahli kitab mengenai Allah Ta’ala. Karena mereka mengaku bahwa mereka lah yang paling dekat dengan Allah dibandingkan Rasulullah dan orang-orang mukmin. Mereka berkata,”Kami adalah anak-anak Allah dan kesayanganNya.” Maka Allah memberi tahukan rasulNya bagaimana mengingkari pernyataan mereka yang tidak benar itu. 

Pelajaran dari ayat : • 
• Keutamaan ikhlas yaitu tidak berpaling kepada selain Allah Ta’ala tatkala beribadah.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ayat ini berkaitan dengan ayat 135 yang memerintahkan nabi Muhammad untuk mengatakan kepada mereka bahwa kami hanya mengikuti agama nabi ibrahim. Kini, pada ayat ini, nabi Muhammad diperintahkan untuk mendebat mereka. Katakanlah, apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang ke esaan dan kemahasempurnaan Allah, padahal dia adalah tuhan kami dan tuhan kamu. Kita sama-sama menyembah-Nya dan kita pun tidak bisa menghindar dari ketetapannya. Kalau begitu, bagi kami amalan kami yang akan kami pertanggungja wabkan, dan demikian pula bagi kamu amalan kamu yang akan kamu pertanggungjawab kan. Dan hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri tanpa mempersekutukan-Nya, sedangkan kamu mem persekutukan-Nya dengan nabi isa dan para nabi yang lain. Kaum yahudi dan nasrani mengaku mengikuti nabi ibrahim yang mengajarkan tauhid, yang dengannya mereka merasa berhak masuk surga, padahal mereka telah me nyimpang. Dugaan mereka itu dibantah dalam ayat ini. Ataukah kamu, orang-orang yahudi dan nasrani, berkata bahwa ibrahim, ismail, ishak, yakub, dan anak cucunya adalah penganut yahudi atau nasrani, agar dakwaan kamu menjadi benar' katakan lah, kamukah yang lebih tahu tentang hal itu atau Allah' orang-orang yahudi dan nasrani sebenarnya tahu bahwa ibrahim tidak mungkin beragama yahudi ataupun nasrani, karena dia hidup jauh sebelum nabi musa dan nabi isa, tetapi mereka menyembunyikan hal itu. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya' yakni persaksian Allah dalam taurat dan injil bahwa nabi ibrahim dan anak cucunya bukan penganut yahudi maupun nasrani dan bahwa Allah akan mengutus nabi Muhammad. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

*Referensi: https://tafsirweb.com/588-quran-surat-al-baqarah-ayat-139.html

AL BAQARAH 140*

أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ وَٱلْأَسْبَاطَ كَانُوا۟ هُودًا أَوْ نَصَٰرَىٰ ۗ قُلْ 

ءَأَنتُمْ أَعْلَمُ أَمِ ٱللَّهُ ۗ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَتَمَ شَهَٰدَةً عِندَهُۥ مِنَ ٱللَّهِ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kemudian Allah mengabarkan tentang yahudi yang mengklaim bahwasannya Ibrahim serta keturunannya adalah yahudi dan nasrani mengklaim bahwasannya mereka keturunan Ibrahim adalah seorang nasrani. Ini semua adalah kebohongan atas para nabi Allah oleh karena itu Allah memerintahkan nabinya agar berkata kepada mereka semua : apakah kalian yang lebih tau ataukah Allah ?! .

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah

140. أَمْ تَقُولُونَ (Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan) 
Yakni apakah kalian mengatakan bahwa para nabi itu berada dalam agama kalian. 

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ(bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?”) 
Yakni Allah mengabarkan kami bahwa mereka adalah muslim dan bukan Yahudi atau Nasrani, sedangkan kalian mengaku mereka adalah orang Yahudi atau Nasrani. Apakah kalian lebih mengetahui atau daripada Allah?

 مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ (dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?”) Allah dengan itu ingin menjelekkan ahli kitab yang mengetahui bahwa para nabi bukanlah termasuk orang Yahudi atau Nasrani namun meraka dalam millah islamiyyah. Mereka pun menzalimi diri mereka dengan menyembunyikan kesaksian ini bahkan mengklaim hal yang bertolak belakang dengannya. Qatadah berkata: mereka para ahli kitab menyembunyikan islam padahal mengetahui itu adalah agama Allah kemudian menjadikan Yahudi dan Nasrani adalah agama-Nya. Lalu menyembunyikan kebenaran Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam padahal mengetahui dia adalah Rasulullah.

 وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ(Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan) Yakni tidak membiarkan untuk tidak menghukum mereka atas kezaliman yang keji ini.

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Makna kata : 
{ شَهَٰدَةً عِندَهُۥ مِنَ ٱللَّهِۗ } Syahadatan ‘indahu minallah : Yang dimaksud dengan syahadat di sini adlaah apa yang telah ditetapkan dalam kitab mereka agar beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ ketika sudah diutus nantinya. 

{ الغافل } al-Ghafil : Orang yang tidak memperhatikan suatu urusan karena tidak peduli dengannya. 
Referensi: https://tafsirweb.com/590-quran-surat-al-baqarah-ayat-140.html

Makna ayat :
Allah Ta’ala juga mematahkan argumen bahwa Nabi Ibrahim dan para nabi setelahnya mengikuti ajaran Yahudi atau Nasrani. 
Allah Ta’ala berfirman (ءَأَنتُمۡ أَعۡلَمُ أَمِ ٱللَّهُۗ ) “Apakah kalian yang lebih tahu dibandingkan Allah?” jika mereka berkata,”Kami paling mengetahui” sungguh mereka telah kafir. Apabila mereka mengatakan “Allah yang lebih tahu” berarti pengakuan mereka telah batal dengan sendirinya, karena Allah Ta’ala telah mengabarkan sendiri bahwa para nabi itu bukanlah Yahudi atau Nasrani, akan tetapi mereka adalah muslim sejati. Lantas Allah Ta’ala mengancam mereka atas kejatahan besar yang telah mereka lakukan, yaitu menyembunyikan kebenaran serta menutupi sifat Rasulullah dan perintah untuk beriman kepadanya ketika diutus menjadi nabi. 
Allah Ta’ala berfirman (وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَتَمَ شَهَٰدَةً عِندَهُۥ مِنَ ٱللَّهِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ ) “Siapakah yang paling zhalim dari pada yang menutupi kesaksian kebenaran dari Allah, dan Allah tidak lalai dari apa yang mereka lakukan.”
Pelajaran dari ayat : • 
• Agama Yahudi dan Nasrani adalah bid’ah yang dicetuskan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. 
• Kezhaliman terbagi menjadi bertingkat tingkat sesuai dengan dampak yang ditimbulkannya.
• Haramnya menyembunyikan kesaksian, khususnya kebenaran yang asalnya dari Allah. • Tidak menyandarkan kedudukan kepada generasi pendahulu dan nenek moyang. Serta perlunya menerima diri sendiri dengan menyucikannya dan membersihkannya dengan keimanan yang benar dan amalan shalih.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Kaum yahudi dan nasrani mengaku mengikuti nabi ibrahim yang mengajarkan tauhid, yang dengannya mereka merasa berhak masuk surga, padahal mereka telah me nyimpang. Dugaan mereka itu dibantah dalam ayat ini. Ataukah kamu, orang-orang yahudi dan nasrani, berkata bahwa ibrahim, ismail, ishak, yakub, dan anak cucunya adalah penganut yahudi atau nasrani, agar dakwaan kamu menjadi benar' katakan lah, kamukah yang lebih tahu tentang hal itu atau Allah' orang-orang yahudi dan nasrani sebenarnya tahu bahwa ibrahim tidak mungkin beragama yahudi ataupun nasrani, karena dia hidup jauh sebelum nabi musa dan nabi isa, tetapi mereka menyembunyikan hal itu. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya' yakni persaksian Allah dalam taurat dan injil bahwa nabi ibrahim dan anak cucunya bukan penganut yahudi maupun nasrani dan bahwa Allah akan mengutus nabi Muhammad. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Itulah, yakni nabi ibrahim dan anak cucunya, umat yang telah lalu. Seandainya mereka benar menganut agama yahudi atau nasrani seperti yang kamu duga, perbuatan mereka tidak akan berguna bagi kamu karena mereka mengamalkan agamanya dengan benar, se dangkan kamu tidak. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban ten-tang apa yang dahulu mereka kerjakan.

Referensi: https://tafsirweb.com/590-quran-surat-al-baqarah-ayat-140.html


AL BAQARAH 141*mirip al baqarah133

تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْـَٔلُونَ عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
141. Itulah sekelompok manusia yang telah berlalu masanya, bagi mereka balasan apa yang telah mereka kerjakan, dan bagi kalian balasan apa yang kalian kerjakan; kalian tidak akan ditanya di hari kiamat tentang amal perbuatan mereka di dunia, namun setiap orang hanya akan ditanya tentang amal perbuatannya sendiri.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
al baqarah 133

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Makna ayat : 
Kemudian, Allah Ta’ala mengulangi kembali apa yang telah ditegaskan pada ayat-ayat sebelumnya, untuk meneruskan pembinaan dan perbaikan jika mereka memang pantas untuk menjadi orang yang baik. Allah Ta’ala mengabarkan bahwa berbangga dengan generasi terdahulu dan keturunan tidak bermanfaat bagi mereka. Oleh karena itu hendaknya mereka menyelamatkan dirinya sendiri dari kebodohan, dengan iman, islam, dan ihsan. Adapun generasi yang terdahulu sudah lewat masanya dan akan mendapat balasan apa yang mereka lakukan. Dan kalian akan mendapatkan balasan atas perbuatan kalian sendiri, dan kalian tidak akan ditanya mengenai amalan orang lain serta tidak mungkin akan diberikan pahala atas amalan yang dilakukan orang lain. 

Pelajaran dari ayat : • 
Setiap orang akan dibalas sesuai amalan yang telah dikerjakannya, dan tidak akan ditanya tentang amalan orang lain, kecuali jika menjadi penyebab terjadinya amalan itu.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I


Keberagamaan dan keimanan seperti yang diajarkan oleh nabi ibrahim itu merupakan shibgah atau celupan Allah. Siapa yang lebih baik shibgah-Nya daripada Allah' tentu tidak ada. Dan kepada-Nya kami menyembah. Kata celupan pada ayat ini mengandung arti keimanan kepada Allah yang tidak disertai kemusyrikan sedikit pun. Makna ini ditegaskan oleh perka taan dan hanya kepada-Nyalah, bukan kepada yang lain, kami menyembah. Ini juga mengindikasikan bahwa keberagamaan kita harus bersifat total sehingga seluruh totalitas kita terwarnai oleh celupan agama Allah itu. Ayat ini berkaitan dengan ayat 135 yang memerintahkan nabi Muhammad untuk mengatakan kepada mereka bahwa kami hanya mengikuti agama nabi ibrahim. Kini, pada ayat ini, nabi Muhammad diperintahkan untuk mendebat mereka. Katakanlah, apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang ke esaan dan kemahasempurnaan Allah, padahal dia adalah tuhan kami dan tuhan kamu. Kita sama-sama menyembah-Nya dan kita pun tidak bisa menghindar dari ketetapannya. Kalau begitu, bagi kami amalan kami yang akan kami pertanggungja wabkan, dan demikian pula bagi kamu amalan kamu yang akan kamu pertanggungjawab kan. Dan hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri tanpa mempersekutukan-Nya, sedangkan kamu mem persekutukan-Nya dengan nabi isa dan para nabi yang lain.
Itulah, yakni nabi ibrahim dan anak cucunya, umat yang telah lalu. Seandainya mereka benar menganut agama yahudi atau nasrani seperti yang kamu duga, perbuatan mereka tidak akan berguna bagi kamu karena mereka mengamalkan agamanya dengan benar, se dangkan kamu tidak. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban ten-tang apa yang dahulu mereka kerjakan setelah pada ayat yang lalu diceritakan perilaku kaum yahudi secara umum, pada ayat ini Allah menjelaskan sikap mereka dan juga orang musyrik terkait persoalan khusus, yaitu pengalihan kiblat salat dari baitulmakdis di palestina ke kakbah di mekah. Pada saat nabi berhijrah ke madinah, beliau dan para sahabatnya selama 16 sampai 17 bulan melaksanakan salat menghadap ke baitulmakdis. Pada rajab tahun ke-2 hijriah, Allah memerintahkan nabi untuk menghadap ke masjidilharam di mekah. Tentang hal ini Allah berfirman sebagai berikut. Orang-orang yang kurang akal di antara manusia, yakni sebagian orang yahudi dan kelompok lain, akan mengolok-olok nabi dan kaum mukmin dengan berkata, apakah yang memalingkan mereka, yakni kaum muslim, dari kiblat yang dahulu mereka berkiblat kepadanya' pemberitahuan awal ini dilakukan agar nabi dan orang-orang islam tidak kaget jika hal itu tejadi. Lalu Allah memerintahkan kepada nabi untuk menjawab mereka. Katakanlah, wahai rasul, milik Allah-lah timur dan barat. Allah berhak untuk menyuruh hamba-Nya menghadap ke arah mana saja, apakah ke arah timur atau barat, karena semua arah adalah milik Allah. Mereka yang beriman dengan benar akan mengikuti seluruh perintah Allah. Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Allah. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki ke jalan yang lurus. Allah yang paling mengetahui siapa yang pantas untuk mendapat petunjuk itu.

*Referensi: https://tafsirweb.com/593-quran-surat-al-baqarah-ayat-141.html
*Referensi: https://tafsirweb.com/586-quran-surat-al-baqarah-ayat-138.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar