Cari Blog Ini

Selasa, 30 Maret 2021

Antara Yang Mendapat Petunjuk Dan Yang Tersesat*

 *Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh  .


_Allah Ta'ala berfirman_


وَكَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ


*Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa*

(QS. Al - An' am : 55 )


وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ


*Dan barang siapa menentang Rasul ( Muhammad ) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang - orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu*

(Qs. An-Nisa : 115 )


_Kehidupan yang hakiki dan bermanfaat akan diraih hamba dengan memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya secara lahir dan batin. Siapa saja yang tidak memenuhi seruan itu, sesungguhnya ia telah berada dalam kematian meski fisiknya ia hidup di mata manusia_


_Ibnu Qayyim al - Jauziyyah_

_Fawaidul FAWAID_

Minggu, 28 Maret 2021

DIANTARA HIKMAH DITETAPKANNYA KEMISKINAN.

 

〰〰〰〰〰


Diantara hikmah ditetapkannya kemiskinan adalah sebagaimana Allah -subhanahu wa ta'ala- sebutkan didalam Alquran: 


ولو بسط الله الرزق لعباده لبغوا في الأرض ولكن ينزل بقدر ما يشاء إنه بعباده خبير بصير 


"Seandainya Allah melapangkan rezeki kepada seluruh hamba-Nya maka pastilah mereka akan membuat kerusakan dipermukaan bumi, namun Allah menurunkan sesuai dengan kadar yang Dia kehendaki, sesungguhnya Dia maha mengetahui lagi maha melihat."

QS. Asy Syuro: 27. 


▪Berkata Syeikh kami Muhammad bin 'Abdillah Al Imam -hafidzahullah-: 


»» Dan diantara ketentuan Allah yang tidak akan pernah berubah adalah; Bahwa Allah tidaklah menghamparkan rezeki ini kepada kebanyakan para hamba, agar tidak terjadi saling melampaui batasnya sebagian mereka dengan sebagian lainnya.” 

📚 Adz Dzullu Was Shigharu.... (Hal. 10).


=========================


✍🏽 Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al-Kutawy hafidzahullah

nikmat datangnya dari Allah swt

 Terkadang kita lupa atau entah pura-pura lupa, sekedar mengucapkan Alhamdulillah alangkah terasa beratnya.


Bisa jadi karena segala nikmat yang kita rasakan, kita yakini adalah hasil usaha kita. Padahal tidaklah semua nikmat itu melainkan semata dari Allah ﷻ.


Allah ﷻ berfirman:


وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِّنَّا مِن بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَٰذَا لِي


*_“Dan jika kami melimpahkan kepadanya sesuatu rahmat dari kami, sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata “ini adalah hakku.”_* (QS. Fushshilat: 50).


Dalam menafsirkan ayat ini Mujahid mengatakan: “Ini adalah karena jerih payahku, dan akulah yang berhak memilikinya.”


Sedangkan Ibnu Abbas mengatakan: “Ini adalah dari diriku sendiri."


Silahkan baca pembahasan tentang mensyukuri nikmat Allah ﷻ disini:


https://maribaraja.com/kitabut-tauhid-bab-49-mensyukuri-nikmat-allah/


Admin web Maribaraja.Com

bukti cinta Allah swt

 Jangan mengakui sebagai pengikut Rasulullah ﷺ jika menjalankan ajaran beliau saja terasa berat atau sebagian lainnya malah menentang.


Mengikuti ajaran Rasulullah ﷺ juga merupakan bukti kecintaan seorang kepada Allah ﷻ. Hal ini sebagaimana firman-Nya:


قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ


_"Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."_ (QS. Ali Imran: 31)


Kemudian bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam hal ini? Nah, silahkan baca dan petik faedahnya disini:


https://maribaraja.com/akhlak-kepada-rasulullah-ﷺ-silsilah-akhlak/


Admin web Maribaraja.Com

Sabtu, 27 Maret 2021

KAJIAN TAFSIR: ALI IMRAN 7

   

AYAT

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ

Terjemah Arti: Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

Referensi: https://tafsirweb.com/1139-quran-surat-ali-imran-ayat-7.html




TAFSIR MUYASSAR

Dia lah yang menurunkan Al-Qur`ān kepadamu, -wahai Nabi-. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang jelas sekali maknanya, tidak ada kesulitan sama sekali untuk memahaminya. Ini adalah bagian yang utama dan mayoritas di dalamnya. Dan ini merupakan rujukan utama ketika terjadi perbedaan pendapat. Dan ada sebagian ayat-ayatnya yang mengandung lebih dari satu makna (multi tafsir) dan sulit dimengerti maknanya oleh kebanyakan orang. Adapun orang-orang yang hatinya melenceng dari kebenaran, mereka meninggalkan ayat-ayat yang jelas sekali maknanya (muhkam) dan mengambil ayat-ayat yang sulit dimengerti maknanya (mutasyabih) dan multi tafsir. Mereka ingin membangkitkan keragu-raguan dan menyesatkan orang dari jalan yang benar. Mereka ingin menafsirkan ayat-ayat tersebut menurut selera mereka yang sejalan dengan mazhab mereka yang sesat. Tidak ada yang mengetahui makna yang sesungguhnya dari ayat-ayat semacam itu dan bagaimana kenyataan yang sebenarnya kecuali Allah. Sedangkan orang-orang yang berilmu tinggi dan dalam mengatakan, “Kami percaya kepada Al-Qur`ān secara keseluruhan, karena semuanya berasal dari sisi Rabb kami.” Dan mereka menafsirkan ayat-ayat yang mutasyabih dengan ayat-ayat yang muhkam. Dan tidak ada yang bisa mendapatkan pelajaran dan peringatan kecuali orang-orang yang berakal sehat.

Referensi: https://tafsirweb.com/1139-quran-surat-ali-imran-ayat-7.html

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Hanya dialah yang menurunkan kitab Al-Qur'an kepadamu, wahai nabi Muhammad, untuk engkau sampaikan dan jelaskan maksudnya kepada seluruh umat manusia. Apa yang diturunkan itu terdiri atas dua kelompok, di antaranya ada ayat-ayat yang muhkama't, yakni yang kandungannya sangat jelas, sehingga hampir-hampir tidak lagi dibutuhkan penjelasan tambahan untuknya, atau yang tidak mengandung makna selain yang terlintas pertama kali dalam benak. Ayat-ayat muhkama't itulah pokok-pokok kitab suci Al-Qur'an. Dan kelompok ayat-ayat yang lain dalam Al-Qur'an yaitu mutasyabihat, yakni ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian, samar artinya dan sulit dipahami kecuali setelah merujuk kepada yang muhkam, atau hanya Allah yang mengetahui maknanya. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti dengan sungguh-sungguh yang mutasya'biha't, dengan berpegang teguh kepada ayat-ayat itu semata-mata dan tidak menjadikan ayatayat muhkamat sebagai rujukan dalam memahami atau menetapkan artinya. Tujuan mereka melakukan itu adalah untuk mencari-cari fitnah, yakni kekacauan dan kerancuan berpikir serta keraguan di kalangan orang-orang beriman, dan untuk mencari-cari dengan sungguh-sungguh takwilnya yang sejalan dengan kesesatan mereka. Mereka melakukan itu padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan sikap mereka itu bertentangan dengan sikap ar-ra'sikhain faal-'ilm, yakni orang orang yang ilmunya mendalam dan imannya mantap. Atau, seperti dalam salah satu bacaan (qira'at) yang mutawa'tir, takwil ayat-ayat mutasyabihat itu juga dapat diketahui oleh ar-ra'sikhain fa al-'ilm. Dengan demikian, ayat-ayat mutasyabihat itu diturunkan untuk memotivasi para ulama agar giat melakukan studi, menalar, berpikir, teliti dalam berijtihad dan menangkap pesan-pesan agama. Orang-orang yang mendalam ilmunya dan mantap imannya itu berkata, kami beriman kepadanya, yakni Al-Qur'an, semuanya, yakni yang mutasyabihat dan muhkamat, berasal dari sisi tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran dan memahami maknanya dengan baik dan benar kecuali orang yang berakal, yaitu orang-orang yang memiliki akal sehat yang tidak mengikuti keinginan hawa nafsu. Menggunakan akal semata akan membuat seseorang mudah tergelincir. Oleh karenanya, orang-orang yang mendalam ilmunya dan mantap imannya selalu berdoa, ya tuhan kami, janganlah engkau condongkan hati kami kepada kesesatan sebagaimana halnya mereka yang mencaricari takwil ayat-ayat mutasyabih untuk menimbulkan keraguan, setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat yang mencakup segala jenis dan macamnya, antara lain berupa kemantapan iman, ketenangan batin, kemudahan dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Rahmat itu bersumber dan langsung dari sisi-Mu, turun secara berkesinambungan dan tanpa mengharap imbalan apa pun, sebab sesungguhnya engkau maha pemberi.

Referensi: https://tafsirweb.com/1139-quran-surat-ali-imran-ayat-7.html


TAFSIR QURAISH SHIHAB

Dialah yang telah menurunkan al-Qur'ân kepadamu. Di antara hikmah-Nya, sebagian ayat al-Qur'ân muhkamât: jelas arti dan maksudnya, dan yang lain mutasyâbihât: sulit ditangkap maknanya oleh kebanyakan orang, samar bagi orang-orang yang belum mendalam ilmunya. Ayat-ayat mutasyâbihât itu diturunkan untuk memotivasi para ulama agar giat melakukan studi, menalar, berpikir, teliti dalam berijtihad dan menangkap pesan-pesan agama. Orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan, mengikuti ayat-ayat mutasyâbihât untuk menebar fitnah dan untuk menakwilkan sesuka hati mereka. Takwil yang benar dari ayat-ayat tersebut tak dapat diketahui kecuali oleh Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya. Mereka berkata, "Kami meyakini itu datangnya dari Allah. Kami tidak membedakan keyakinan kepada al-Qur'ân antara yang muhkam dan yang mutasyâbih." Tidak ada yang mengerti itu semua kecuali orang-orang yang memiliki akal sehat yang tidak mengikuti keinginan hawa nafsu.


TAFSIR JALALAYN

(Dialah yang menurunkan kepadamu Alquran, di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat) jelas maksud dan tujuannya (itulah dia pokok-pokok Alquran) yakni yang menjadi pegangan dalam menetapkan (sedangkan yang lainnya mutasyabihat) tidak dimengerti secara jelas maksudnya, misalnya permulaan-permulaan surah. Semuanya disebut sebagai 'muhkam' seperti dalam firman-Nya 'uhkimat aayaatuh' dengan arti tak ada cacat atau celanya, dan 'mutasyaabiha' pada firman-Nya, 'Kitaaban mutasyaabiha,' dengan makna bahwa sebagian menyamai lainnya dalam keindahan dan kebenaran. (Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan) menyeleweng dari kebenaran, (maka mereka mengikuti ayat-ayat mutasyabihat untuk membangkitkan fitnah) di kalangan orang-orang bodoh dengan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang syubhat dan kabur pengertiannya (dan demi untuk mencari-cari takwilnya) tafsirnya (padahal tidak ada yang tahu takwil) tafsirnya (kecuali Allah) sendiri-Nya (dan orang-orang yang mendalam) luas lagi kokoh (ilmunya) menjadi mubtada, sedangkan khabarnya: (Berkata, "Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyaabihat) bahwa ia dari Allah, sedangkan kami tidak tahu akan maksudnya, (semuanya itu) baik yang muhkam maupun yang mutasyabih (dari sisi Tuhan kami," dan tidak ada yang mengambil pelajaran) 'Ta' yang pada asalnya terdapat pada 'dzal' diidgamkan pada dzal itu hingga berbunyi 'yadzdzakkaru' (kecuali orang-orang yang berakal) yang mau berpikir. Mereka juga mengucapkan hal berikut bila melihat orang-orang yang mengikuti mereka.

TAFSIR IBNU KATSIR


TAFSIR KEMENAG

Al-Qur'an yang diturunkan Allah itu, di dalamnya terdapat ayat-ayat yang muhkamat dan terdapat pada yang mutasyabihat.
"Ayat yang muhkamat" ialah ayat yang jelas artinya, seperti ayat-ayat hukum, dan sebagainya. "Ayat mutasyabihat" ialah ayat yang tidak jelas artinya, yang dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam penafsiran. Seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan hal-hal yang gaib dan sebagainya.
Menurut sebagian mufasir, tujuan diturunkannya ayat-ayat ini, ialah:
1.Untuk menguji iman dan keteguhan hati seorang Muslim kepada Allah. Iman yang benar hendaklah disertai dengan penyerahan diri dalam arti yang seluas-luasnya kepada Allah. Allah menurunkan ayat-ayat yang dapat dipahami artinya dengan mudah dan Dia menurunkan ayat-ayat yang sukar diketahui makna dan maksud yang sebenarnya, yaitu ayat-ayat mutasyabihat. Dalam menghadapi ayat-ayat mutasyabihat ini, manusia akan merasa bahwa dirinya bukanlah makhluk yang sempurna, ia hanya diberi Allah pengetahuan yang sedikit karena itu ia akan menyerahkan pengertian ayat-ayat itu kepada Allah Yang Maha Mengetahui.
2. Dengan adanya ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat kaum Muslimin akan berpikir sesuai dengan batas-batas yang diberikan Allah; ada yang dapat dipikirkan secara mendalam dan ada pula yang sukar dipikirkan, lalu diserahkan kepada Allah.
3.Para nabi dan para rasul diutus kepada seluruh umat manusia yang berbeda-beda, misalnya: Berbeda kepandaiannya, kemampuannya, kekayaannya, berbeda pula bangsa, bahasa dan daerahnya. Karena itu, cara penyampaian agama kepada mereka hendaklah disesuaikan dengan keadaan mereka dan kesiapan bahasa yang dimiliki sesuai dengan kemampuan mereka.

Sikap manusia dalam memahami dan menghadapi ayat-ayat yang mutasyabihat, yaitu:
1.Orang yang hatinya tidak menginginkan kebenaran, mereka jadikan ayat-ayat itu untuk bahan fitnah yang mereka sebarkan di kalangan manusia dan mereka mencari-cari artinya yang dapat dijadikan alasan untuk menguatkan pendapat dan keinginan mereka.
2.Orang yang mempunyai pengetahuan yang mendalam dan ingin mencari kebenaran, mereka harus mencari pengertian yang benar, dari ayat itu. Bila mereka belum atau tidak sanggup mengetahuinya, mereka berserah diri kepada Allah sambil berdoa dan mohon petunjuk.

Pada akhir ayat ini Allah menerangkan sifat orang yang dalam ilmu pengetahuannya, yaitu orang yang suka memperhatikan makhluk Allah, suka memikirkan dan merenungkannya. Ia berpikir semata-mata karena Allah dan untuk mencari kebenaran.

PENULIS MENGAMBIL HIKMAH

KAJIAN TAFSIR: ALI IMRAN 6

   

AYAT

هُوَ الَّذِيْ يُصَوِّرُكُمْ فِى الْاَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاۤءُ ۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ 


Terjemah Arti: Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Referensi: https://tafsirweb.com/1138-quran-surat-ali-imran-ayat-6.html

TAFSIR MUYASSAR/KEMENTRIAN SAUDI ARABIA

Dia lah yang menciptakan kalian dalam beragam bentuk di dalam perut ibu kalian menurut kehendak-Nya, baik berupa laki-laki maupun wanita, cantik maupun jelek, putih maupun hitam. Tidak ada yang berhak disembah dengan penuh cinta dan rasa hormat selain Dia, Yang Maha Perkasa, Yang tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya, pengaturan-Nya dan penetapan syariat-Nya.

Referensi: https://tafsirweb.com/1138-quran-surat-ali-imran-ayat-6.html

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Hanya dialah yang membentuk kamu dalam rahim ibumu menurut yang dia kehendaki; laki-laki atau perempuan, baik atau buruk, bahagia atau sengsara. Tidak ada tuhan yang pantas disembah selain dia, yang mahaperkasa dan tidak terkalahkan, mahabijaksana dalam menetapkan dan mengelola segala sesuatu hanya dialah yang menurunkan kitab Al-Qur'an kepadamu, wahai nabi Muhammad, untuk engkau sampaikan dan jelaskan maksudnya kepada seluruh umat manusia. Apa yang diturunkan itu terdiri atas dua kelompok, di antaranya ada ayat-ayat yang muhkama't, yakni yang kandungannya sangat jelas, sehingga hampir-hampir tidak lagi dibutuhkan penjelasan tambahan untuknya, atau yang tidak mengandung makna selain yang terlintas pertama kali dalam benak. Ayat-ayat muhkama't itulah pokok-pokok kitab suci Al-Qur'an. Dan kelompok ayat-ayat yang lain dalam Al-Qur'an yaitu mutasyabihat, yakni ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian, samar artinya dan sulit dipahami kecuali setelah merujuk kepada yang muhkam, atau hanya Allah yang mengetahui maknanya. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti dengan sungguh-sungguh yang mutasya'biha't, dengan berpegang teguh kepada ayat-ayat itu semata-mata dan tidak menjadikan ayatayat muhkamat sebagai rujukan dalam memahami atau menetapkan artinya. Tujuan mereka melakukan itu adalah untuk mencari-cari fitnah, yakni kekacauan dan kerancuan berpikir serta keraguan di kalangan orang-orang beriman, dan untuk mencari-cari dengan sungguh-sungguh takwilnya yang sejalan dengan kesesatan mereka. Mereka melakukan itu padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan sikap mereka itu bertentangan dengan sikap ar-ra'sikhain faal-'ilm, yakni orang orang yang ilmunya mendalam dan imannya mantap. Atau, seperti dalam salah satu bacaan (qira'at) yang mutawa'tir, takwil ayat-ayat mutasyabihat itu juga dapat diketahui oleh ar-ra'sikhain fa al-'ilm. Dengan demikian, ayat-ayat mutasyabihat itu diturunkan untuk memotivasi para ulama agar giat melakukan studi, menalar, berpikir, teliti dalam berijtihad dan menangkap pesan-pesan agama. Orang-orang yang mendalam ilmunya dan mantap imannya itu berkata, kami beriman kepadanya, yakni Al-Qur'an, semuanya, yakni yang mutasyabihat dan muhkamat, berasal dari sisi tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran dan memahami maknanya dengan baik dan benar kecuali orang yang berakal, yaitu orang-orang yang memiliki akal sehat yang tidak mengikuti keinginan hawa nafsu.

Referensi: https://tafsirweb.com/1138-quran-surat-ali-imran-ayat-6.html


TAFSIR QURAISH SHIHAB

Dialah yang membentuk kalian ketika masih berupa janin dalam rahim dengan berbagai macam bentuk yang dikehendaki. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Mahaperkasa dalam kekuasaan- Nya, Mahabijaksana dalam ciptaan-Nya. (1) (1) Ayat ini menunjukkan satu sisi kemukjizatan berupa kekuasaan Tuhan Sang Pencipta, yaitu berubahnya sebuah sel telur (ovum) yang subur menjadi seorang manusia sempurna dengan organ tubuh lengkap dan terdiri atas jutaan sel-sel dengan tugas sendiri- sendiri. Nanti akan disebutkan dalam al-Qur'ân ayat-ayat yang memerinci beberapa fase perkembangan janin. Yang diisyaratkan dalam ayat ini khusus berkenaan dengan kekuasaan mutlak Tuhan dalam proses pembentukan janin. Yaitu, dalam sebuah sel telur yang sangat kecil, Allah meletakkan seluruh gen yang menentukan jenis kelamin, ciri-ciri fisik dan kepribadian seperti bakat, intelegensia dan kejiwaan. Penentuan bentuk seseorang dari hasil pertemuan sel telur dan sel sperma dari jutaan sel-sel lainnya merupakan bukti kehendak mutlak Tuhan, sehingga tidak ada di dunia ini orang yang sama persis dari segala segi.

TAFSIR JALALAYN

(Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya) apakah akan jadi laki-laki atau perempuan, berkulit putih atau berkulit hitam dan sebagainya. (Tiada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Tangguh) dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam tindakan dan perbuatan-Nya.

TAFSIR IBNU KATSIR

هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحامِ كَيْفَ يَشاءُ

Dialah yang membentuk kalian dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. (Ali Imran: 6)
Yakni menciptakan kalian di dalam rahim menurut yang dikehendaki-Nya, apakah laki-laki atau perempuan, apakah tampan atau buruk rupanya, dan apakah celaka atau bahagia.

لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Ali Imran: 6)
Artinya, Dialah Yang Maha Pencipta, dan Dialah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan milik-Nya-lah semua keagungan yang tak terbatas, hikmah, dan semua keputusan hukum.
Di dalam ayat ini terkandung sindiran —dan bahkan cukup jelas— bahwa Isa ibnu Maryam adalah seorang hamba lagi makhluk, seperti manusia lainnya yang diciptakan oleh Allah; karena Allah telah membentuknya di dalam rahim dan menciptakannya sebagaimana dikehendaki-Nya, maka mana mungkin ia dianggap sebagai tuhan seperti yang diduga oleh orang-orang Nasrani. Sesungguhnya dia tumbuh di dalam rahim dan berubah-ubah dari satu keadaan kepada keadaan yang lainnya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهاتِكُمْ خَلْقاً مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُماتٍ ثَلاثٍ

Dia menjadikan kalian dalam perut ibu kalian kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. (Az-Zumar: 6)

TAFSIR KEMENAG

Dengan kodrat-Nya, dijadikan-Nya manusia bermacam-macam bentuk setelah melalui proses demi proses, sejak dari sel mani yang menerobos ke dalam rahim, kemudian menjadi sesuatu yang melekat pada dinding rahim, dan dari sesuatu yang melekat itu menjadi segumpal daging yang melekat, akhirnya berbentuk manusia dan lahirlah ia ke dunia (al-Mu'minun/23:12-14). Semuanya itu dijadikan Allah sesuai dengan sunah (hukum) dan ilmu-Nya.

PENULIS MENGAMBIL HIKMAH

Dialah satu satuNYA dzat yang menciptakan kalian dalam rahim-rahim ibu-ibu kalian sebagaimna yang dikehendakiNYA, apakah kalian menjadi laki-laki atau perempuan, bersifat baik atau buruk, celaka atau bahagia. Tidak ada tuhan sesembahan yang patut di ibadahi kecual DIA. DIA maha perkasa yang tidak terkalahkan, juga maha bijaksana dalam penetapan perintah dan pengaturanNYA.

Referensi: https://tafsirweb.com/1138-quran-surat-ali-imran-ayat-6.html

KAJIAN TAFSIR: ALI IMRAN 5

   

AYAT

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَخْفٰى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ 


Terjemah Arti: Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.

Referensi: https://tafsirweb.com/1137-quran-surat-ali-imran-ayat-5.html

TAFSIR MUYASSAR/Kementrian Arab Saudi

Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik di bumi maupun di langit. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, baik lahir maupun batin.

Referensi: https://tafsirweb.com/1137-quran-surat-ali-imran-ayat-5.html


Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dia mengurus semua makhluk-Nya, maka bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi, baik makhluk yang berada di bumi dan yang di langit, baik kecil maupun besar. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.

Referensi: https://tafsirweb.com/1137-quran-surat-ali-imran-ayat-5.html

TAFSIR QURAISH SHIHAB

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Tidak ada sesuatu apa pun di langit dan di bumi, kecil atau besar, tampak dan tidak tampak, yang tersembunyi bagi-Nya.

TAFSIR JALALAYN

(Sesungguhnya bagi Allah tidak ada suatu pun yang tersembunyi) di antara barang wujud ini (baik di bumi maupun di langit) karena ilmu-Nya terhadap apa yang terdapat di seluruh alam, baik merupakan keseluruhan maupun yang sebagian-sebagian, dan ini diistimewakan menyebutkannya karena penginderaan dapat melampauinya.

TAFSIR IBNU KATSIR

Allah Swt. memberitakan bahwa Dia mengetahui semua yang gaib di langit dan di bumi, tiada sesuatu pun darinya yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya.

TAFSIR KEMENAG

Dia mengurus semua makhluk-Nya, maka bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi, baik makhluk yang berada di bumi dan yang di langit, baik kecil maupun besar. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.

PENULIS MENGAMBIL HIKMAH

Sesungguhnya Allah itu pengetahuannya meliputi seluruh makhlukNYA, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNYA, baik di bumi maupun di langit, sedikit ataupun banyak.

Referensi: https://tafsirweb.com/1137-quran-surat-ali-imran-ayat-5.html

Senin, 22 Maret 2021

TERKADANG SESUATU YANG KAU ANGGAP BURUK TERSIMPAN BANYAK KEBAIKAN*

 *



Sesuatu yang terluput dari kita kadang dipandang sebuah keburukan padahal hal itu bisa saja sebuah kebaikan, bisa jadi sebuah anugerah dan pastikanlah bahwa segala yang terjadi pasti ada hikmahnya.


Dalam hal ini ada sebuah kaedah Qur’aniyyah, Allah Ta'ala berfirman :


 وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ


 Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah : 216)


Allah Ta’ala berfirman :


 فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً


Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS an Nissa : 19)


Ibnu Mas’ud berkata :


إِنَّ الْعَبْدَ لَيَهُمُّ بِالْأَمْرِ مِنَ التِّجَارَةِ وَالْإِمَارَةِ حَتَّى يُيَسَّرَ لَهُ، فَيَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ فَيَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ: اصْرِفُوهُ عَنْهُ، فَإِنَّهُ إِنْ يَسَّرْتُهُ لَهُ أَدْخَلْتُهُ النَّارَ، فَيَصْرِفُهُ اللَّهُ عَنْهُ، فَيَظَلُّ يَتَطَيَّرُ يَقُولُ: سَبَقَنِي فَلَانٌ دَهَانِي فُلَانٌ، وَمَا هُوَ إِلَّا فَضْلُ اللَّهِ عَزَّ جَلَّ.


Sesungguhnya seorang hamba yang berharap sesuatu dari perniagaan atau kepemimpinan hingga dimudahkan baginya, kemudian Allah memalingkan nikmatnya itu kepadanya, Allah melihat kepadanya, lalu berkata kepada para Malaikat, “palingkan dia dari keinginanya itu karena jika aku mengabulkan keinginannya maka aku akan memasukannya kedalam neraka”, oleh karena itu, Allah menjauhkannya dari keinginannya itu, tetapi hamba itu masih saja berkata, “Fulan telah mengalahkan saya, walaupun pada hakikatnya itu adalah karunia dari Allah Ta’ala” 


 [ Jaami’ul ‘Ulum Wal Hikam 1/470 ]


Oleh : Abu Ghozie As Sundawie


*Pusat Studi Islam* 


Pusat Studi Islam merupakan group whatsApp yang berisikan informasi dan bahasan seputar Islam (fiqih, aqidah, motivasi, ibrah, hadist, dsj) 

yuuk untuk teman - teman yang ingin bergabung di Pusat Studi Islam ini silahkan join di group whatsApp kita ↓↓↓↓ 

https://chat.whatsapp.com/EzJzSSWy8UnDbJZDuJLT1Q


♻ Silahkan berbagi informasi ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal sholih bagi kita semua

SEDEKAH MENDINGINKAN KUBUR DAN MENJADI NAUNGAN DIHARI KIAMAT*

 *


Harta yang kita miliki, apapun bentuknya hakikatnya ialah milik Allah, yang akan kembali kepada-Nya.

Harta kita yang sebenarnya ialah yang kita nafkahkan di jalan Allah, yaitu yang kita sedekahkan sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya.

Sedekah temasuk amalan yang sangat dicintai oleh Allah.

Allah memerintahkan kita untuk banyak bersedekah


وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."[Al-Baqoroh: 195]


Dan manfaat sedekah itu akan kembali kepada kita diakhirnya.


Dari Uqbah bin Amir , Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:


إن الصدقة لتطفئ عن أهلها حر القبور وإنما يستظل المؤمن يوم القيامة في ظل صدقته.

أخرجه أحمد (17371 )، وأبو يعلى (1766 )،وابن خزيمة (1766)

“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur bagi pelakunya. Sungguh pada hari kiamat, seorang mukmin akan berlindung dibawah naungan sedekahnya.” (HR Ahmad, 17371; Abu Ya'la, 1766; Ibnu Khuzaimah 1766 dishahihkan Al-Albany dalam Silsilah As-Shahihah, 3484).


Wallahu a'lam.


Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


*Pusat Studi Islam* 


Pusat Studi Islam merupakan group whatsApp yang berisikan informasi dan bahasan seputar Islam (fiqih, aqidah, motivasi, ibrah, hadist, dsj) 

yuuk untuk teman - teman yang ingin bergabung di Pusat Studi Islam ini silahkan join di group whatsApp kita ↓↓↓↓ 

https://chat.whatsapp.com/EzJzSSWy8UnDbJZDuJLT1Q


♻ Silahkan berbagi informasi ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal sholih bagi kita semua

KARUNIA ALLAH LEBIH BAIK DAN KEKAL*

 *

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ


Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.

(QS. Thaha : 131)


*Pusat Studi Islam* 


Pusat Studi Islam merupakan group whatsApp yang berisikan informasi dan bahasan seputar Islam (fiqih, aqidah, motivasi, ibrah, hadist, dsj) 

yuuk untuk teman - teman yang ingin bergabung di Pusat Studi Islam ini silahkan join di group whatsApp kita ↓↓↓↓ 

https://chat.whatsapp.com/EzJzSSWy8UnDbJZDuJLT1Q


♻ Silahkan berbagi informasi ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal sholih bagi kita semua

Sabtu, 20 Maret 2021

master

  

AYAT






TAFSIR MUYASSAR


Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I



TAFSIR QURAISH SHIHAB


TAFSIR JALALAYN


TAFSIR IBNU KATSIR


TAFSIR KEMENAG


PENULIS MENGAMBIL HIKMAH

Rabu, 17 Maret 2021

#inspirasi AlQuran



📌 بسم اللّه الرّحمن الرّحيم.


📜 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ


✏ “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadapr apa yang kamu kerjakan".


🌿 Surat Al-Hasyr, Ayat 18🍁

Senin, 08 Maret 2021

KEUTAMAAN BERSYUKUR*

 *Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh*


*


*Bersyukur adalah amal yang sangat sedikit sekali dilakukan oleh manusia*


*Padahal nikmat Allah teramat besar*



*Allah berfirman :*

_" ... Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur"_.

*(QS. Saba : 13)*.


Dalam ayat lain nya.

*Allah berfirman :*

_"Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) *sedikit sekali kamu bersyukur*"_.

*(QS. Al Mulk : 23)*.


- Andai tidak ada nikmat dan pertolongan dari Allah, maka kita bukan apa apa.


*Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah* berkata : 

_“Bahwa semua pintu kebaikan (taufiq) itu adanya di tangan Allah (semata) dan bukan di tangan manusia, maka *kunci untuk membuka pintu taufiq itu adalah selalu berdoa*, menampakkan rasa butuh, sungguh sungguh hanya bersandar kepada Allah"_. 


_"Jika Allah telah memberi taufiq kepada seorang hamba, berarti Allah ingin membukakan pintu kebaikan (taufiq) kepada hamba tsb. Sebaliknya jika Allah memalingkan taufiq ini dari seorang hamba, maka pintu kebaikan (taufiq) akan selalu tertutup baginya"_.


*Dalam sebuah riwayat*.


Saat Nabi Ibrahim a.s hendak dilempar ke kobaran api, datang Malaikat Jibril a.s untuk menawarkan bantuan memadamkan api kepada Nabi Ibrahim a.s.


Namun Nabi Ibrahim a.s menolak pertolongan Malaikat Jibril a.s. Karena Nabi Ibrahim a.s hanya ingin bersandar bertawakal pada pertolongan Allah semata.


Akhir nya saat dilempar ke kobaran api.

*Nabi Ibrahim hanya berdo'a :*

_"Hasbiyallah wa ni'mal wakil_.


"(cukuplah Allah bagiku sebagai sebaik-baiknya penolong)".


*YaAllah semua umat islam seluruh Dunia berilah hidayah taufik dan ampunilah semua Dosa-Dosanya,maafkanlah semua kesalahanya,terimalah semua amal sholehnya dan jadikanlah generasi"yang sholeh sholekah serta masukkanlah KeSurga- MU tanpa HISAB dengan RAHMAT- MU  Aamiin🤲*

Minggu, 07 Maret 2021

ALLAH PENGGENGGAM HATI & PENGABUL DOA 🕋*

 🌷 🔮  📚🌹📚  🔮 🌷                Asalamualaikum warohmatulloh wabarokatuuh...


*🕌  

Saudaraku, 

Maha Suci Allah yang telah menciptakan satu hati dalam rongga dada manusia, dan cukuplah untuk dikatakan seseorang itu berdusta jika mengatakan bahwa dia mempunyai dua hati dalam rongga dadanya. Allah Azza wa Jalla hanya menciptakan satu hati saja untuk setiap manusia, dan terkumpul di dalamnya rasa bahagia dan rasa sedih. Dua hal yang akan selalu menyertai manusia di dunia dan hingga ujung kehidupan di akhirat kelak...


Ketika kebahagiaan itu datang, hati itu akan menari bersama bibir yang akan selalu menyungginggkan senyum, namun ketika hati itu bersedih, tentu hanya kepada Penggenggam hati tempat untuk mengadu...


Saudaraku,

Allah Azza ưa Jalla melarang kita bersedih,


 وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ


“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman.” 


(QS. ‘Ali ‘Imran: 139)


Dalam ayat tersebut, Allah Azza wa Jalla melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk bersikap lemah dan bersedih hati ketika tertimpa musibah dan ketika diuji dengan sebuah ujian...


Sesungguhnya kesedihan di dalam hati dan lemahnya badan hanyalah akan menambah musibah dalam jiwa dan merupakan senjata ampuh bagi musuh-musuh orang Mukmin, dan sebaliknya menguatnya hati dan kesabarannya untuk menolak kesedihan itu adalah kekuatan untuk menghancurkan musuh...


Tidak seharusnya seorang muslim itu bersikap lemah dan bersedih hati, karena mereka adalah orang-orang yang paling tinggi keimanannya dan harapan mereka terhadap balasan dari Allah sangat besar. Maka tidak sepantasnya seorang mu’min yang mengharapkan balasan akhirat dan juga dunia yang telah dijanjikan oleh Allah, untuk bersedih dan lemah. 


(Taisiru Karimir-Rahman)


Saudaraku,

Bukanlah kita tidak boleh bersedih hati atas sesuatu yang telah digariskan-Nya kepada kita, merasa kecewa dan tersakiti, bahkan hal itu adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla...


Dalam sebuah potongan hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح، ويؤمر بأربع كلمات: بكتب رزقه، وأجله، وعمله، وشقي أم سعيد


“...Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan dan kebahagiaannya...”


Bukan berarti seorang hamba itu dipaksa untuk menjalani takdir ini, tetapi hal itu menunjukkan bahwa keilmuan Allah Azza wa Jalla itu mencakup segalanya, termasuk kebahagiaan dan kesedihan seorang hamba. Semuanya telah diketahui oleh Allah Azza wa Jalla, dan Allah Azza wa Jalla tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang bertaqwa... 


(Syarah hadits ar Ba’in)


وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا


“Bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dia-lah yang mematikan dan menghidupkan.” 


(QS. An-Najm: 40-44)

 

Syaikh Sa’di menjelaskan ayat tersebut dalam tafsir Karimir Rahman, bahwa Allah Azza wa Jalla lah yang menjadikan sebab seseorang itu tertawa dan juga menangis, yaitu kebaikan dan keburukan, kebahagiaan dan kesedihan serta kegalauan dan kesedihan. Dan Allah Azza wa Jalla mempunyai hikmah yang sempurna di dalamnya...


Saudaraku,

Bersabarlah…

Jika kita tidak pernah merasa sedih, kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya kebahagiaan, jika kita tidak pernah merasa kecewa dengan sesuatu kita tidak akan pernah bisa bersyukur dengan sepenuhnya ketika kita bisa meraih impian kita. Jika kita tidak pernah merasa tersakiti, kita tidak akan pernah merasa betapa amat sangat butuhnya kita kepada Penggenggam hati para manusia yang menciptakan segala sesuatu itu tentu mengandung hikmah yang sangat besar. Tidaklah Allah Azza wa Jalla itu menciptakan kebahagiaan kecuali ada kesedihan yang menjadi lawannya, sebagaimana Allah Azza wa Jalla menciptakan arah timur dan barat dengan bukan tanpa hikmah apapun...


Jadikanlah semua itu sebagai cambuk hati untuk lebih mendekatkan diri kepada Rabb yang hati kita itu berada di antara jari-jemari-Nya. Tetap bersabar dengan kesabaran yang indah dalam setiap perkara yang dihadapi, karena Allah Azza wa Jalla tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang bersabar dan akan memberikan balasan yang manis atas kesabarannya...


Sebagaimana dalam firman-Nya,


قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب


“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada Rabb-mu’. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” 


(QS. Az-Zumār: 10)


Syaikh As Sa’di mengatakan, bahwa ini berlaku umum untuk semua jenis kesabaran. Kesabaran atas taqdir Allah Azza wa Jalla sehingga tidak marah dengan apa yang terjadi. Kesabaran atas maksiat dengan tidak melakukannya dan kesabaran dalam ketaatan kepada-Nya dengan menunaikannya...


Allah Azza wa Jalla menjanjikan (dan janji Allah Azza wa Jalla itu akan teringati) kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang tiada batas, artinya tidak ada batasan dan ukuran. Hal tersebut dikarenakan keutamaan dan kedudukan sifat sabar di sisi Allah Azza wa Jalla dan hal itu selalu ada dalam setiap perkara...


(Tafsir Kariimir Rahman).


Saudaraku,

Ketika kira bersedih dan merasa putus asa, ingatlah kembali kepada cita-cita yang mungkin sedikit terlupakan dari ingatan kita, cita-cita yang mungkin telah kita tulis dalam catatan harian kita, cita-cita yang selalu kita sebutkan dalam doa kita. Ketika merasa kenapa Allah Azza wa Jalla tidak mengabulkan doa yang telah kita panjatkan, ingatlah mungkin Allah Azza wa Jalla telah mengabulkan doa kita yang lain yang telah lebih dulu kita panjatkan, karena Dia adalah Maha Pengabul doa...


Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu‘anhu meriwayatkan sebuah hadits mengenai doa yang indah yang berasal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba tertimpa kesedihan dan kegundahan kemudian berdoa,


اللَّهمَّ إنِّي عبدُكَ ، وابنُ عبدِكَ ، وابنُ أمتِكَ ، ناصِيتي بيدِكَ ، ماضٍ فيَّ حُكمُكَ ، عدلٌ فيَّ قضاؤُكَ ، أسألُكَ بِكُلِّ اسمٍ هوَ لَكَ ، سمَّيتَ بهِ نفسَكَ ، أو أنزلتَهُ في كتابِكَ ، أو علَّمتَهُ أحدًا مِن خلقِكَ ، أوِ استأثَرتَ بهِ في عِلمِ الغَيبِ عندَكَ ، أن تَجعلَ القرآنَ ربيعَ قَلبي ، ونورَ صَدري ، وجلاءَ حُزْني ، وذَهابَ هَمِّي


“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku.”


Maka Allah akan hilangkan kegundahan dan kesedihannya serta menggantikannya dengan kebahagiaan’. 


(HR. Ahmad I/391 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)


Dalam do’a di atas, disebutkan ‘…agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai musim semi (penyejuk) hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku.’


Maksudnya adalah agar Allah Azza wa Jalla menjadikan Al-Qur'an itu kebahagiaan dalam hati dan menjadikannya musim semi baginya. Karena manusia itu hatinya akan merasa senang, nyaman dan cenderung menyukai musim semi sehingga keluar dari kegundahan dan kegelisahan dan memperoleh semangat, keceriaan dan kebahagiaan. Dan juga menjadikan Al-Qur’an itu pelapang dada dikarenakan ketika hati kita lapang, maka hati kita akan bercahaya. Dengan dua hal tersebut maka terangkatlah kesedihan dan hilanglah keresahan.


(Hisnul Muslim, 211)


Saudaraku,

Bukankah musim semi itu tiba setelah musim hujan? Bukankah purnama itu mempesona dengan gulitanya malam? Maka bangkitlah, hiburlah hati dengan Al-Qur’an dan tambatkanlah hati ke Dzat yang tidak akan pernah rapuh dan menyia-nyiakan harapan. Bersabarlah karena musim semi akan segera tiba...


_Rabbi ij’al Al-Qur'ana rabii’a quluubinaa wa nuura suduurinaa wa jalaa-a ahzaaninaa wa dzahaaba humuuminaa wa as aluka al Firdaus al a’laa_


Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menambatkan hati kepada Allah Azza wa Jalla, Dzat Penggegam hati dan Pengabul doa untuk meraih ridha-Nya...

Aamiin Ya Rabb.


*Wallahua'lam bishawab*.                                           Wasalamualaikum warohmatulloh wabarokatuuh...                                                             *💊Kholwath herman📿*                                                                              🌷 🔮  📚🌹📚 🔮 🌷

Sabtu, 06 Maret 2021

JADILAH ORANG PEMAAF*

 *Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh* 


*


*Aku selalu berharap ampunan dari Allah atas dosa-dosaku*.”


*Allah swt berfirman*,


وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٌ


*Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang*.” (QS.An-Nur:22)


*Allah swt merahasiakan pahala orang yang pemaaf karena dahsyatnya*


فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ


*Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zhalim*” (QS.Asy-Syura:40)


*YaAllah semua umat islam seluruh Dunia berilah hidayah taufik dan ampunilah semua Dosa-Dosanya,maafkanlah semua kesalahanya,terimalah semua amal sholehnya dan jadikan generasi2 yang sholeh sholekah serta masukkanla Ke Surga--MU tanpa HISAB dengan RAHMAT--MU  Aamiin*🤲

Jangan Berputus Asa & Jangan Berbangga

 *Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakaatu*                       


**

.

⭐️ { ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ }

[فاطر : 32]

.

✅ قدم الظالم لئلا ييأس من رحمة الله ، وأخر السابق لئلا يعجب بعمله . 

.

👤 تفسير القرطبي

[ الجامع لأحكام القرآن ]

.

*Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzhalimi diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar*

(QS Fāthir [35]: 32)

.

*Yang menzhalimi diri sendiri didahulukan agar ia tidak berputus asa dari rahmat Allah*

*Yang bersegera berbuat kebaikan diakhirkan agar ia tidak takjub (berbangga) dengan amalannya*

.

Tafsir Al Qurthubi

[ Al Jāmi' li Ahkāmil Qur'ān ]

.

*YaAllah semua umat islam seluruh Dunia berilah taufik hidayah dan ampunilah semua Dosa2nya,maafkanlah semua kesalahanya,terimalah semua amal sholehnya dan jadikanlah generasi2 yg sholeh sholikah serta masukkanlah Ke Surga-MU tanpa HISAB dengan RAHMAT-MU Aamiin* 🤲

KAJIAN TAFSIR: AL BAQARAH 285

  

AYAT

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ

Referensi: https://tafsirweb.com/1051-quran-surat-al-baqarah-ayat-285.html

Terjemah Arti: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Referensi: https://tafsirweb.com/1051-quran-surat-al-baqarah-ayat-285.html

TAFSIR MUYASSAR

285. Rasulullah Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- beriman kepada semua yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Begitu juga dengan orang-orang mukmin. Mereka semua beriman kepada Allah, beriman kepada semua malaikat-Nya, semua kitab suci yang diturunkana kepada para Nabi, dan semua Rasul yang diutus-Nya. Mereka beriman kepada para Rasul itu seraya mengatakan, “Kami tidak membeda-bedakan antara Rasul yang satu dengan Rasul yang lain.” Dan mereka mengatakan, “Kami siap mendengarkan apa yang Engkau perintahkan kepada kami dan apa yang Engkau larang untuk kami. Kami taat kepada-Mu dengan melaksanakan apa yang Engkau perintahkan dan menjauhi apa yang Engkau larang. Dan kami memohon kepada-Mu, ya Rabb kami, agar Engkau berkenan mengampuni kami, karena sesungguhnya hanyalah Engkau satu-satunya tempat kami kembali dalam segala urusan.”

Referensi: https://tafsirweb.com/1051-quran-surat-al-baqarah-ayat-285.html

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Seorang muslim harus menaati firman Allah sebagaimana dicontohkan oleh rasulullah. Sikap beliau dan para pengikutnya yang beriman menyangkut kitab suci Al-Qur'an dan kitab-kitab terdahulu serta para nabi dan rasul adalah bahwa rasul, yakni nabi Muhammad, beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya, yakni Al-Qur'an, dari tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman meski dengan kualitas keimanan yang berbeda dengan nabi. Semua, yakni nabi Muhammad dan orang mukmin, beriman kepada Allah bahwa dia wujud dan maha esa, mahakuasa, tiada sekutu bagi-Nya, dan mahasuci dari segala kekurangan. Mereka juga percaya kepada malaikat-malaikat-Nya sebagai hamba-hamba Allah yang taat melaksanakan segala apa yang diperintahkan kepada mereka dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Demikian juga dengan kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para rasul, seperti zabur, taurat, injil, dan Al-Qur'an, dan juga percaya kepada rasul-rasul-Nya sebagai hamba-hamba Allah yang diutus membimbing manusia ke jalan yang lurus dan diridai-Nya. Mereka berkata, kami tidak membeda-bedakan seorang pun dengan yang lain dari rasul-rasulnya dalam hal kepercayaan terhadap mereka sebagai utusan Allah. Dan mereka berkata, kami dengar apa yang engkau perintahkan, baik yang melalui wahyu dalam Al-Qur'an maupun melalui ucapan nabimu, dan kami taat melaksanakan perintah-perintah-Mu dan menjauhi larangan-larangan-Mu. Dengan rendah hati mereka juga berucap, ampunilah kami, ya tuhan kam tidak ada yang berat dalam beragama, dan tidak perlu ada kekhawatiran tentang tanggung jawab atas bisikan-bisikan hati, sebab Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia, yakni setiap manusia, mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya walaupun baru dalam bentuk niat dan belum wujud dalam kenyataan, dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya dan wujud dalam bentuk nyata. Mereka berdoa, ya tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa dalam melaksanakan apa yang engkau perintahkan atau kami melakukan kesalahan karena suatu dan lain sebab. Ya tuhan kami, janganlah engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami seperti orang-orang yahudi yang mendapat tugas yang cukup sulit karena ulah mereka sendiri, misalnya untuk bertobat harus membunuh diri sendiri. Ya tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya, baik berupa ketentuan dalam beragama maupun musibah dalam hidup dan lainnya. Maafkanlah kami, yakni hapuslah dosa-dosa kami, ampunilah kami dengan menutupi aib kami dan tidak menghukum kami akibat pelanggaran, dan rahmatilah kami dengan sifat kasih dan rahmat-Mu yang luas, melebihi penghapusan dosa dan penutupan aib. Engkaulah pelindung kami, karena itu maka tolonglah kami dengan argumentasi dan kekuatan fisik dalam menghadapi orang-orang kafir.

Referensi: https://tafsirweb.com/1051-quran-surat-al-baqarah-ayat-285.html


TAFSIR QURAISH SHIHAB

Sesungguhnya apa yang diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad, itu adalah kebenaran dari Allah. Ia telah mengimaninya. Begitu juga orang-orang Mukmin yang bersamanya. Mereka semuanya beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, dan Rasul-rasul-Nya. Mereka menyamakan penghormatan dan keimanan kepada rasul-rasul Allah dengan mengatakan, "Kami tidak membeda-bedakan rasul-rasul-Nya, satu dengan yang lainnya." Dan mereka menegaskan keimanan hati dengan ungkapan lisan seraya menengadah kepada Allah, "Ya Tuhan, kami dengar pesan-pesan-Mu dan kami ikuti, maka berikanlah kami ampunan, ya Allah. Hanya kepada-Mulah tempat kembali."

TAFSIR JALALAYN

(Telah beriman), artinya membenarkan (Rasul), yakni Muhammad (terhadap apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya), yakni Alquran, demikian pula (orang-orang yang beriman), ma`thuf atau dihubungkan kepada Rasul (semuanya), tanwinnya menjadi pengganti bagi mudhaf ilaih (beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya dan Kitab-Kitab-Nya) ada yang membaca secara jamak dan ada pula secara mufrad atau tunggal (serta para Rasul-Nya) kata mereka, ("Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun di antara Rasul-Rasul-Nya") hingga kami beriman kepada sebagian dan kafir kepada lainnya, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Kristen (Dan mereka mengatakan, "Kami dengar"), maksudnya apa yang diperintahkan kepada kami itu, disertai dengan penerimaan (dan kami taati) serta kami bermohon, ("Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, dan kepada Engkaulah kami kembali"), yakni dengan adanya saat berbangkit. Tatkala turun ayat yang sebelumnya, orang-orang mukmin mengadukan waswas dan kekhawatiran mereka serta terasa berat bagi mereka saat perhitungan, maka turun pula ayat:

TAFSIR IBNU KATSIR

Firman Allah Swt.:

آمَنَ الرَّسُولُ بِما أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ

Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. (Al-Baqarah: 285)
Ayat ini memberitakan perihal Nabi Saw. dalam hal tersebut.

قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا بِشَرٌ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ: ذُكِرَ لَنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: "وَيَحِقُّ لَهُ أَنْ يُؤْمِنَ "

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa'id, dari Qatadah yang menceritakan, "Telah diceritakan kepada kami bahwa tatkala diturunkan kepada Rasulullah Saw. ayat ini (Al-Baqarah: 285), maka Rasulullah Saw. bersabda: 'Dan sudah seharusnya baginya beriman'."
Imam Hakim meriwayatkan di dalam kitab Mustadrak-nya,

حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ الْفَقِيهُ: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ نَجْدَةَ الْقُرَشِيِّ، حَدَّثَنَا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا أَبُو عَقِيلٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّه} قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "حُقَّ لَهُ أَنْ يُؤْمِنَ".

telah menceritakan kepada kami Abun Nadr Al-Faqih, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Najdah Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Khallad ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Abu Uqail, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa setelah diturunkan kepada Nabi Saw. firman-Nya: Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. (Al-Baqarah: 285), Maka Nabi Saw. bersabda: Sudah merupakan keharusan baginya beriman.
Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih sanadnya, tetapi keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak mengetengahkannya.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَالْمُؤْمِنُونَ

demikian pula orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah: 285)
di-ataf-kan kepada lafaz Ar-Rasul, kemudian Allah Swt. memberitakan perihal semuanya (Rasul dan orang-orang mukmin). Untuk itu Allah Swt. berfirman:

{كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ}

Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), "Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya." (Al-Baqarah: 285)
Orang-orang mukmin beriman bahwa Allah adalah Satu lagi Maha Esa, dan Tunggal lagi bergantung kepada-Nya segala sesuatu; tidak ada Tuhan selain Dia, tidak ada Rabb selain Dia. Mereka percaya kepada semua nabi dan semua rasul, serta semua kitab yang diturunkan dari langit kepada hamba-hamba Allah yang menjadi utusan dan nabi. Mereka tidak membeda-bedakan seseorang pun di antara mereka dari yang lainnya. Mereka tidak beriman kepada sebagian dari mereka, lalu kafir (ingkar) kepada sebagian yang lain.
Bahkan semuanya menurut mereka adalah orang-orang yang sadiq (jujur), berbakti, berakal, mendapat petunjuk, dan menunjukkan ke jalan kebaikan, sekalipun sebagian dari mereka me-nasakh syariat sebagian yang lain dengan seizin Allah, hingga semuanya di-mansukh oleh syariat Nabi Muhammad Saw. yang merupakan pemungkas para nabi dan para rasul; hari kiamat terjadi dalam masa syariatnya, dan masih terus-menerus ada segolongan dari umatnya yang membela perkara yang hak hingga hari kiamat tiba.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَقالُوا سَمِعْنا وَأَطَعْنا

Dan mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami taat." (Al-Baqarah: 285)
Yakni kami mendengar firman-Mu, ya Tuhan kami, dan kami memahaminya; dan kami menegakkan serta mengerjakan amal sesuai dengannya.

غُفْرانَكَ رَبَّنا

Ampunilah kami, ya Tuhan kami. (Al-Baqarah: 285)
Ayat ini mengandung makna permohonan ampun dan rahmat serta belas kasihan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Harb Al-Mausuli, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fadl, dari Ata ibnus Saib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah: 285) sampai dengan firman-Nya: (Mereka berdoa),  "Ampunilah kami, ya Tuhan kami.” (Al-Baqarah: 285) Maka Allah Swt. berfirman, "Aku telah mengampuni bagi kalian."

وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

dan kepada Engkaulah tempat kembali. (Al-Baqarah: 285)
Yang dimaksud dengan al-masir ialah tempat kembali dan merujuk kelak di hari perhitungan.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Sinan, dari Hakim, dari Jabir yang menceritakan bahwa ketika diturunkan kepada Rasulullah Saw. ayat ini, yaitu firman-Nya: Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), "Kami tidak membedabedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya," dan mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa), "Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Al-Baqarah: 285), Lalu Malaikat Jibril berkata: Sesungguhnya Allah telah memujimu dengan baik dan juga kepada umatmu. Maka mintalah, niscaya kamu akan diberi apa yang kamu minta. Maka Nabi Saw. meminta, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah: 286), hingga akhir ayat.

*******************

TAFSIR KEMENAG

Ayat ini mengabarkan tentang keiman nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam dan para pengikutnya. Dengan demikian orang-orang yang beriman kepada Allah haruslah beriman kepada Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya, dan tidak membedakan keimanan mereka kepada seluruh rosul. Sebagaimana disebutkan dalah hadits Jibril ‘alaihi salam dalam shohih bukhori dari sahabt Umar bin Khaththab Rhadiyallahu ‘anhu, قال : أخبرني عن الإيمان قال " أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره " قال : صدقت Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Iman" Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Orang tadi berkata," Engkau benar" Beriman kepada Allah dengan meyakini bahwa Allah adalah Esa, sendiri dan kekal, tidak ada ilah yang haq selain diri-Nya dan tidak ada Rabb melainkan hanya diri-Nya. Beriman kepada Malaikat dengan meyakini bahwa Allah ta’ala telah menciptakannya dari cahaya dan mereka selalu taat kepada-Nya tidak pernah sekalipun mendurhakai perintah tuhannya. Beriman kepada seluruh kitab yang Allah telah turunkan kepada nabi dan rosul-Nya. Beriman kepada para nabi dan Rosul dengan tidak membeda-bedakan antara rosul yang satu dengan yang lainnya, sehingga mereka tidak hanya beriman kepada sebagian dan ingkar kepada sebagian yang lain. Tetapi seluruh rosul dan nabi itu itu benar, baik, mendapat bimbingan dan memberi petunjuk kepada jalan kebaikan, meskipun sebagian rosul membawa syariat yang menghapus syariat rosul sebelumnya denga izin dari Allah ta’ala hingga ahirnya semua syariat para rosul tersebut dihapus oleh syariat yang dibawa oleh nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam sebagai penutup para nabi dan rosul, dan hari kiamat akan terjadi pada masa Syariatnya (Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam), dan akan tetap ada segolongan dari umatnya yang senantiasa berpegang teguh dan menetapi kebenaran. Firman-Nya :

 وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا 

Dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat" Maksudnya, kami mendengar apa yang Engkau firmankan, dan kami memahaminya dan kami melaksanakannya sesuai dengan tuntunan yang diberikan kepada kami. Iniah sifat orang yang beriman yang sebenarnya, selalu mendengarkan apa yang menjadi titah dari tuhannya dan melaksanakannya sesuai dengan keinginan tuhannya melalu petunjuk dari para utusan-Nya. Bahkan ketika mereka merasa belum mapu melaksanakan semua kewajiban dengan kesempurnaan, mereka meminta mapunan kepada tuhannya atas ketidak berdayaan mereka dalam melaksanakan kewajiban tersebut, sebagaimana firman-Nya : 

غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ 

"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Ibnu Jarir berkata dari Hakim bin Jabir telah berkata; ketika turun kepada Rosulloh sholallohu ‘alaihi wasallam ayat :

 آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

 Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Jibril berkata kepadanya; “sesungguhnya Allah ta’ala telah memuji mu dan umatmu dengan pujian dan sanjungan terbaik, maka mintalah (berdo’alah) kepadanya, maka Dia akan memberikan (mengabulkan) permintaanmu. Maka Nabi berodo’a dengan ayat setelah ayat ini.

Referensi: https://tafsirweb.com/1051-quran-surat-al-baqarah-ayat-285.html

PENULIS MENGAMBIL HIKMAH

Rasulullah sholallohu alaihi wasallam membenarkan dan meyakini(kebenaran) wahyu yang di wahyukan kepadanya dari tuhannya.dan kaum mukminin pun demikian juga,mereka meyakini kebenaran nya dan mengamalkan isi al-qur’an al-azhim. Masing-masing dari mereka mengimani Allah sebagai tuhan dan sembahan yang memiliki sifat sifat keagungan dan kesempurnaan, dan mengimani sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang mulia, Dia menurunkan kitab kitab suci dan mengutus rasul-rasul kepada makhlukNYA. kami (kaum mukminim), tidak mengimani sebagian dari mereka saja, dan mengingkari sebagian yang lain. Akan tetapi kami mengimani mereka semuanya. Rasul dan kaum mukminin mengatakan, ”kami mendengar wahai tuhan kami,apa yang engkau wahyukan, dan kami taat dalam setiap ketetapan. kami berharap Engkau sudi mengampuni dosa-dosa kami dengan kemurahanMU. Engkaulah dzat yang mengurus kami dengan karunia yang Engkau limpahkan kepada kami. dan hanya kepadaMU lah tempat kembali dan tempat kesudahan kami.”

Referensi: https://tafsirweb.com/1051-quran-surat-al-baqarah-ayat-285.html