Cari Blog Ini

Senin, 20 Maret 2023

Al-Anfal 64-66 ibnu Katsir

Al-Anfal 64-66 Ibnu Katsir

 يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (64) يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ (65) الآنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضَعْفًا فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ أَلْفٌ يَغْلِبُوا أَلْفَيْنِ بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ (66

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ}

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. (Al-Anfal: 65)
Yakni kobarkanlah semangat mereka dan perintahkanlah mereka untuk berperang. Karena itulah Rasulullah Saw. selalu mengobarkan semangat pasukan kaum mukmin untuk berperang di kala mereka telah berbaris dan menghadapi musuh-musuhnya. Seperti yang pernah disabdakannya kepada para sahabatnya dalam Perang Badar, yaitu ketika pasukan kaum musrik datang dengan semua kekuatannya, yaitu:

"قُومُوا إلى جنة عرضها السموات والأرض"

Bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya sama dengan langit dan bumi.
Maka Umair ibnul Hammam bertanya, "Luas surga itu sama dengan langit dan bumi?" Rasulullah Saw. menjawab, "Ya." Umair berseru, "Wah. wah!" Rasulullah Saw. bertanya, "Mengapa kamu katakan wah, wah?" Umair menjawab, "Saya berharap semoga saya termasuk peng­huninya." Rasulullah Saw. bersabda, "Engkau termasuk salah seorang penghuninya." 

إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا}

Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antara kalian, mereka dapat mengalahkan seribu orang-orang kafir. (Al-Anfal: 65)
Yakni setiap orang dapat mengalahkan sepuluh orang. Kemudian perintah ini di-mansukh, tetapi berita gembiranya masih tetap ber­langsung.

Al-Anfal 64-66 Tafsir Q

Tafsir Jalalayn 64:

Hai Nabi, cukuplah Allah dan) cukup untuk menjadi penolongmu (orang-orang mukmin yang mengikutimu).

Tafsir Quraish Shihab:

Wahai Nabi, cukuplah Allah sebagai Penolong dan Pelindung bagi dirimumu, dan bagi pengikut- pengikutmu yang beriman.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-64#tafsir-quraish-shihab

Tafsir Jalalayn 65:

Hai Nabi, kobarkanlah semangat) berilah semangat (para mukmin itu untuk berperang) melawan orang-orang kafir. (Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh) di antara orang-orang kafir. (Dan jika ada) boleh dibaca yakun dan boleh pula takun (seratus orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir disebabkan orang-orang kafir itu) mereka yang kafir itu (kaum yang tidak mengerti). Ayat ini merupakan ungkapan kalimat berita akan tetapi maknanya adalah sama seperti kalimat perintah; yakni hendaknya dua puluh orang di antara kalian mampu memerangi dua ratus orang kafir dan seratus orang mukmin mampu memerangi seribu orang kafir dan hendaknya mereka (kaum mukmin) bersabar di dalam menghadapi orang-orang kafir. Kemudian ayat ini dinasakh manakala bilangan pasukan kaum mukminin telah banyak jumlahnya, yaitu oleh firman-Nya berikut ini:

Tafsir Quraish shihab:

Wahai Muhammad, perintahkanlah orang-orang yang beriman untuk berperang demi menjunjung tinggi kalimat Allah. Gembirakanlah hati mereka dengan kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat di balik peperangan itu. Jika demikian, Kami akan menguatkan jiwa mereka. Apabila ada dua puluh orang prajurit dari kalian yang teguh iman mereka, memiliki jiwa kesabaran dan ketaatan, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus pasukan musuh dari orang-orang kafir. Yang demikian itu karena mereka tidak memahami hakikat-hakikat persoalan. Mereka tidak memiliki keimanan, kesabaran jiwa dan keinginan untuk mendapatkan pahala.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-65#tafsir-quraish-shihab

Tafsir Jalalayn 66:

Sekarang Allah telah meringankan kepada kalian dan Dia telah mengetahui bahwa pada diri kalian ada kelemahan) lafal dha`fan boleh dibaca dhu`fan. Artinya kalian tidak mampu lagi untuk memerangi orang-orang yang jumlahnya sepuluh kali lipat jumlah kalian. (Maka jika ada) boleh dibaca yakun boleh dibaca takun (di antara kalian seratus orang yang sabar niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang) daripada orang-orang kafir (dan jika di antara kalian ada seribu orang yang sabar niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah) dengan kehendak-Nya. Maka kalimat ini sekalipun bentuknya kalimat berita akan tetapi maknanya adalah perintah, yakni hendaknya kalian memerangi orang-orang kafir yang jumlahnya dua kali lipat kalian dan hendaknya kalian bersabar di dalam menghadapi mereka itu (Dan Allah beserta orang-orang yang sabar) pertolongan-Nya selalu menyertai mereka.

Tafsir Quraish Shihab:

Wahai orang-orang yang beriman, merupakan suatu kewajiban bagi kalian untuk menghadapi musuh yang kekuatannya seimbang dengan kalian. Tetapi pada saat kalian lemah seperti ini, Allah memberikan keringanan bagi kalian untuk bersabar di depan musuh yang kekuatannya dua kali lebih besar dari kekuatan kalian. Allah mengetahui kelemahan yang ada pada diri kalian yang menginginkan kemudahan, keringanan setelah kebesaran Islam menjadi nyata bagi orang-orang kafir. Apabila kalian berjumlah seratus orang pejuang yang sabar, maka jumlah itu akan dapat mengalahkan dua ratus pasukan kafir, dan seribu pasukan kalian akan dapat mengalahkan dua ribu orang kafir dengan perkenaan Allah. Allah bersama orang-orang yang sabar dengan dukungan dan pertolongan-Nya(1). (1) Ayat di atas menjelaskan peran strategis keimanan dan kekuatan akidah dalam perang. Bagi orang-orang yang memiliki kekuatan spiritual dan keyakinan yang tinggi, berapa jumlah musuh tidak menjadi soal. Hal ini sudah dimaklumi dalam berbagai peperangan sepanjang sejarah. Tidak terhitung lagi berapa banyak pasukan kecil yang berkeyakinan kuat mampu meluluhlantakkan kekuatan yang jauh lebih besar tapi tidak memiliki kekuatan batin. Di bagian lain, ayat tersebut menjelaskan pentingnya peranan pemimpin pasukan di tengah-tengah medan laga, antara lain mengatur pasukan, membagi kekuatan dan memberi sugesti, termasuk di dalamnya memberi teladan yang baik bagi pasukan, menjelaskan taktik perang dan lain sebagainya.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-66#tafsir-quraish-shihab







Jumat, 17 Maret 2023

Al-Anfal 61 -63

 Al-Anfal 61-63 Ibnu Katsir

وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (61) وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ (62) وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (63) }

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anfal-ayat-61-63.html?m=1

وَإِنْ جَنَحُوا}

dan jika mereka condong. (Al-Anfal: 61)
Yakni cenderung.

{لِلسَّلْمِ}

kepada perdamaian. (Al-Anfal: 61)
Yaitu damai dan mengadakan gencatan senjata.

{فَاجْنَحْ لَهَا}

maka condonglah kepadanya. (Al-Anfal: 61)
Maksudnya, cenderunglah kami kepadanya dan terimalah usulan mereka itu.

قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ} الْآيَةَ

Peranglilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian.(At-Taubah: 29), hingga akhir ayat.
Pendapat inipun masih perlu dipertimbangkan, mengingat ayat surat At-Taubah ini di dalamnya disebutkan perintah memerangi mereka, jika keadaannya memungkinkan.

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ}

dan bertawakallah kepada Allah. (Al-Anfal: 61)
Yakni lakukanlah perjanjian perdamaian dengan mereka dan bertawakal­lah kepada Allah, karena sesungguhnya Dialah Yang mencukupi kalian dan Yang akan menolong kalian, sekalipun mereka bermaksud melaku­kan tipu muslihat dalam perjanjian perdamaiannya, yaitu untuk menghimpun kekuatan dan persiapan untuk memerangi kalian di masa mendatang:

{فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ}

maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindung kalian). (Al-Anfal: 62)
Artinya, Dialah semata yang mencukupi dan yang menjamin kalian. Kemudian Allah Swt. menyebutkan nikmat yang telah Dia limpahkan kepada orang-orang mukmin dari kalangan Muhajirin dan Ansar melalui apa yang Dia perbantukan kepada mereka. Untuk itu, Allah Swt. berfirman :

{هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ}

Dialah yang memperkuat kalian dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-orang mukmin, dan yang mempersatukan hati mereka. (Al-Anfal: 62-63)
Yakni mempersatukannya untuk beriman kepadamu, taat menolongdan membantumu.

{لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ}

Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka (Al-Anfal: 63)
Karena sebelum itu telah ada permusuhan dan kebencian di antara mereka. Orang-orang Ansar di masa Jahiliah sering berperang di antara sesama mereka, yaitu antara kabilah Aus dan kabilah Khazraj. Terjadi pula berbagai peristiwa yang berekorkan kejahatan yang panjang, sehingga akhirnya Allah memadamkan pertikaian itu dengan nur keimanan, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

{وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ}

dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hati kalian, lalu menjadikan kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian, agar kalian mendapat petunjuk. (Ali Imran: 103)

وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ}

tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-Anfal: 63)
Yakni Mahaperkasa Zat-Nya, maka Dia tidak akan mengecewakan orang-orang yang bertawakal kepada-Nya: lagi Mahabijaksana dalam semua perbuatan dan hukum-hukum Nya.

Al-Anfal 61 tafsir q

Tafair Jalalayn:

(Dan jika mereka condong) cenderung (kepada perdamaian) boleh dibaca lissilmi dan boleh pula dibaca lissalmi, artinya perdamaian (maka condonglah kepadanya) adakanlah perjanjian dengan mereka untuk itu. Akan tetapi menurut Ibnu Abbas r.a. bahwa ayat ini dimansukh hukumnya oleh ayat perintah untuk berperang. Mujahid mengatakan, bahwa hukum yang terkandung di dalam ayat ini khusus hanya menyangkut ahli kitab sebab ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah (dan bertawakallah kepada Allah) percayalah kepada-Nya. (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar) perkataan (lagi Maha Mengetahui) perbuatan

Tafsir Quraish Shihab:

Apabila musuh-musuh kalian itu cenderung untuk berdamai dan ingin mengakhiri perang, maka sambutlah kemauan mereka itu, wahai Rasul. Karena perang bukan semata-mata sebagai tujuan bagimu, tapi engkau berperang sebagai alasan membela diri dari serangan musuh dan mereka yang merintangi dakwah. Maka terimalah usul perdamaian dari mereka dan bertawakallah kepada Allah, dan jangan engkau mengkhawatirkan rencana jahat, tipu daya dan makar mereka. Allah Maha Mendengar apa yang mereka rundingkan, Mahatahu apa yang mereka rencanakan dan tidak ada sesuatu pun samar dalam pandangan Tuhan(1). (1) Ini konsep teori yang amat penting dalam Islam. Islam agama perdamaian. Beberapa dekade akhir-akhir ini, banyak sekali yang meneriakkan jargon-jargon perdamaian, meskipun sebagian ada yang berupa perdamaian yang semu. Prinsip perdamaian inilah yang barangkali mengilhami berdirinya organisasi-organisasi dunia semacam PBB.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-61#tafsir-quraish-shihab

Tafsir Jalalayn:

Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu) dengan cara berdamai, kemudian mereka bersiap-siap untuk menyerangmu (maka sesungguhnya cukuplah bagimu) cukup bagimu (Allah menjadi pelindung. Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin).

Tafsir Quraish Shihab:

Apabila usulan damai mereka itu ternyata hanya siasat, tipu daya dan makar, niscaya Allah akan melindungi dirimu dari perbuatan mereka dengan berbagai bentuk. Sebelum itu Allah telah menguatkan dirimu dengan pertolongan-Nya, dengan mempersiapkan faktor-faktor yang tersurat dan tersirat, demi meneguhkan hati orang-orang yang beriman dari kalangan Muhâjirîn dan Anshâr.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-62#tafsir-quraish-shihab

Tafsir Jalalayn: ayat 63

Allah telah menyatukan kedua kelompok itu dalam satu ikatan saling mencinta dan menyayangi, setelah sebelumnya mereka saling bermusuhan dan terpecah belah. Mereka semua kini berada di belakangmu, membela dirimu dengan taruhan harta dan jiwa demi misi dakwahmu. Dan andaikata engkau belanjakan segala yang ada di bumi berupa kekayaan dan sumber daya yang terkandung di dalamnya, dengan maksud menyatukan mereka, sungguh engkau tidak akan dapat melakukannya. Karena yang menguasai hati mereka itu hanyalah Allah. Dialah yang menunjuki mereka ke jalan keimanan, cinta kasih dan persaudaraan. Allah Mahaperkasa, Maha Penyayang dan Mahaagung. Dialah yang memelihara segala urusan manusia untuk kemaslahatan mereka

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-63#tafsir-quraish-shihab

Tafsir Quraish Shihab: ayat 63

Dan yang mempersatukan) menghimpun (hati mereka) sesudah mengalami ujian-ujian. (Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka) dengan kekuasaan-Nya. (Sesungguhnya Dia Maha Perkasa) Maha Menang atas semua perkara-Nya (lagi Maha Bijaksana) tiada sesuatu pun yang terlepas daripada kebijaksanaan-Nya.


















Al-Anfal 59-60

 Al-Anfal 59-60 ibnu katsir

وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَبَقُوا إِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُونَ (59) وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ (60)

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anfal-ayat-59-60.html?m=1

وَلا تَحْسَبَنَّ}

Janganlah kamu mengira. (Al-Anfal: 59)
Artinya, janganlah kamu mengira, hai Muhammad, (dalam hal ini Imam Ibnu Kasir memakai qiraat yang membaca ayat ini dengan bacaan la tahsabanna dengan memakai ta harap dimaklumi. Pent)

{الَّذِينَ كَفَرُوا سَبَقُوا}

orang-orang kafir itu dapat lolos. (Al-Anfal: 59)
Yakni luput dari Kami, dan Kami tidak dapat menangkap mereka, bahkan mereka berada di bawah tekanan kekuasaan Kami dan berada di dalam genggaman kehendak Kami; mereka sama sekali tidak dapat mengalahkan Kami. Perihalnya semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ أَنْ يَسْبِقُونَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ}

Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu. (Al-Ankabut: 4)
Maksudnya, teramat buruk apa yang mereka duga itu. Sama pula dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya:

{لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مُعْجِزِينَ فِي الأرْضِ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَلَبِئْسَ الْمَصِيرُ}

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang kafir itu dapat melemahkan (Allah dari mengazab mereka) di bumi ini sedangkan tempat kembali mereka (di akhirat) adalah neraka. Dan sungguh amat jeleklah tempat kembali itu. (An-Nur: 57)
Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:

{لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلادِ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ}

Janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam, dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. (Ali Imran:196-197)
Kemudian Allah Swt. memerintahkan untuk mempersiapkan peralatan senjata untuk berperang dengan orang-orang musyrik, sesuai dengan kemampuan yang ada. Untuk itu, Allah Swt. berfirman:

{وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ}

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka apa saja yang kalian sanggupi. (Al-Anfal: 60)
Yakni dengan segenap kemampuan yang kalian miliki.

{مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ}

berupa kekuatan dan kuda-kuda yang ditambat untuk berperang. (Al-Anfal: 60)

تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ

(yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian. (Al-Anfal: 60) .
Yakni untuk membuat gentar orang-orang kafir yang menjadi musuh Allah dan musuh kalian.

{وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ}

dan orang-orang selain mereka. (Al-Anfal: 60)
Menurut Mujahid makna yang dimaksud ialah orang-orang Bani Quraizah, sedangkan menurut As-Saddi ialah orang-orang Persia.

وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الأعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ لَا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ}

Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekeliling kalian itu ada orang-orang munafik, dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, Kami yang mengetahui mereka. (At-Taubah: 101)

*******************

Adapun firman Allah Swt.:

{وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لاتُظْلَمُونَ}

Apa saja yang kalian nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepada kalian, dan kalian tidak akan dianiaya. (Al-Anfal: 60)
Artinya, berapa pun pembelanjaan yang kalian keluarkan dalam jihad, maka pahalanya akan dibalas secara penuh dan sempurna kepada kalian.

Al-Anfal 59-60  tafsir q

Tafsir Jalalayn:

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang merasa dirinya dapat lolos dari kekuasaan Allah (Dan janganlah mengira) engkau hai Muhammad (orang-orang yang kafir itu bahwa mereka dapat lolos) dari kekuasaan Allah. (Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan Allah) artinya mereka justru tidak dapat meloloskan diri dari Allah. Menurut suatu qiraat dibaca tahsabanna, maf'ul pertamanya tidak disebutkan, yakni lafal anfusahum artinya: janganlah engkau mengira diri mereka hai Muhammad. Menurut qiraat yang lain, innahum dibaca annahum, dengan mentakdirkan lam lengkapnya liannahum.

Tafsir Quraish Shihab:

Janganlah orang-orang kafir itu menyangka bahwa diri mereka akan dapat lolos, selamat dan tidak akan menanggung risiko pengkhianatan itu. Mereka tidak akan mungkin melemahkan kemahatelitian Allah. Hanya Dialah yang Mahakuasa dan akan memberikan balasan dengan kekuatan dan keadilan-Nya.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-59#tafsir-quraish-shihab

Tafsir Jalalayn:

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka) untuk memerangi mereka (kekuatan apa saja yang kalian sanggupi) Rasulullah saw. menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan kekuatan adalah ar-ramyu atau pasukan pemanah. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (dan dari kuda-kuda yang ditambat) lafal ribath berbentuk mashdar, artinya kuda-kuda yang sengaja disediakan untuk berperang di jalan Allah (untuk membuat takut) kalian membuat gentar (dengan adanya persiapan itu musuh Allah dan musuh kalian) artinya orang-orang kafir Mekah (dan orang-orang yang selain mereka) terdiri dari orang-orang munafik atau orang-orang Yahudi (yang kalian tidak mengetahuinya sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalaskan kepada kalian dengan balasan yang cukup) yakni pahalanya (dan kalian tidak akan dianiaya) tidak akan dikurangi sedikit pun dari pahala kalian.

Tafsir Quraish shihab:

Wahai orang-orang Muslim, persiapkanlah segala kemampuan perang yang kalian miliki, yang meliputi segala perlengkapan perang, untuk menghadapi musuh-musuh kalian. Lengkapilah penjaga-penjaga perbatasan dan kawasan-kawasan rawan negeri kalian dengan pasukan berkuda untuk membuat musuh- musuh Allah dan musuh-musuh kalian gentar, yaitu orang-orang kafir yang setiap waktu mengintai dan menunggu kelengahan kalian. Juga untuk membuat takut musuh-musuh lain yang tidak kalian ketahui, tapi Allah mengetahui mereka. Karena, dengan ilmu-Nya, Allah mengetahui segala sesuatu. Dan sesungguhnya apa saja yang kalian belanjakan untuk persiapan perang demi mengharap Allah, maka Dia akan memberi balasan setimpal dari karunia-Nya, dan tidak akan sedikit pun balasan itu dikurangi, meski sekecil atom(1). (1) Dalam ayat tersebut kita dapat menangkap perintah yang jelas sekali mengenai keharusan menyiapkan segala perlengkapan dalam menghadapi musuh, sebagai suatu hal yang teramat penting karena menyangkut hidup matinya suatu bangsa. Persiapan itu meliputi segala aspek, baik kualitas dan kuantitas perlengkapan. Berperang tanpa kesiapan berarti suatu kekalahan dan kehancuran. Pada masa-masa damai seperti sekarang ini saja hampir semua negara seolah-olah bersiap-siap untuk perang, sehingga kebijakan-kebijakan politik strategis masing-masing negara diarahkan, meskipun secara tidak langsung, untuk memenangkan pertempuran.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-60#tafsir-quraish-shihab













Rabu, 15 Maret 2023

Al anfal 58 Ibnu Katsir

 وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَى سَوَاءٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْخَائِنِينَ (58) }

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anfal-ayat-58.html?m=1

Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.
Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya:
{وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ}
Dan jika kamu merasa khawatir terhadap suatu golongan. (Al-Anfal: 58)
Yaitu yang telah mengadakan perjanjian perdamaian dengan kamu.
{خِيَانَةً}
akan suatu pengkhianatan. (Al-Anfal: 58)
Maksudnya, merusak perjanjian yang ada antara kamu dan mereka.
{فَانْبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَى سَوَاءٍ}
maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara  yang jujur. (Al-Anfal: 58)
Yakni beritahukanlah kepada mereka bahwa kamu membatalkan per­janjianmu dengan mereka karena mereka telah merusaknya (melanggarnya),

Tafsir Jalalayn:
Dan jika kamu merasa khawatir dari suatu kaum) yang telah mengadakan perjanjian denganmu (akan perbuatan khianat) terhadap janjinya melalui tanda-tanda yang terlihat jelas olehmu (maka kembalikanlah perjanjian itu) lemparkanlah perjanjian mereka itu (kepada mereka dengan cara yang jujur) lafal sawaaun menjadi kata keterangan, artinya: secara adil antara kamu dan mereka, supaya kedua belah pihak mengetahui bersama siapakah yang merusak perjanjian terlebih dahulu. Yaitu dengan cara kamu memberitahukan kepada mereka tentang pelanggaran tersebut, supaya mereka tidak menuduhmu berbuat khianat bila kamu mengadakan tindakan. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat).

Tafsir Quraish Shihab:
Apabila engkau merasakan tanda-tanda pengkhianatan suatu kaum terhadap perjanjian yang engkau buat antara engkau dengan mereka, maka putuskanlah usaha-usaha pengkhianatan itu dengan memberikan ultimatum baru bahwa engkau telah membatalkan perjanjian itu, sehingga mereka mengetahui sikapmu dan tidak dapat mengkhianatimu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berkhianat dan tidak menginginkan ada pengkhianat di antara kalian.




Selasa, 14 Maret 2023

Al-Anfal 55-57 ibnu Katsir

 إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (55) الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ (56) فَإِمَّا تَثْقَفَنَّهُمْ فِي الْحَرْبِ فَشَرِّدْ بِهِمْ مَنْ خَلْفَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (57)

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anfal-ayat-55-57.html?m=1

وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ}

dan mereka tidak takut. (Al-Anfal: 56)
Yakni mereka tidak takut kepada Allah dalam sesuatu pun dari dosa-dosa yang mereka kerjakan.

Tafsir Jalalayn:

Yaitu orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka) hendaknya mereka jangan membantu orang-orang musyrik (sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya) di mana mereka melakukan perjanjian (dan mereka tidak takut) kepada Allah sewaktu mereka berbuat khianat.

Tafsir Quraish Shihab:

Yaitu golongan yang telah mengadakan perjanjian dan senantiasa melanggarnya. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang tidak mau melihat keagungan Tuhan dan tidak takut pada bencana dan siksa-Nya.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-56#tafsir-quraish-shihab

{فَإِمَّا تَثْقَفَنَّهُمْ فِي الْحَرْبِ}

Jika kamu menemui mereka dalam peperangan. (Al-Anfal: 57)
Maksudnya, jika kamu dapat mengalahkan mereka dalam peperangan dan kamu menang atas mereka.

{فَشَرِّدْ بِهِمْ مَنْ خَلْفَهُمْ}

maka cerai-beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka. (Al-Anfal: 57)
Yaitu balaslah mereka.
Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Al-Hasan Al-Basri, Ad-Dahhak. As-Saddi, Ata Al-Khurrasani, dan Ibnu Uyaynah.
Makna yang dimaksud ialah "perberatlah hukuman mereka dan bunuhlah mereka agar musuh selain mereka dari kalangan orang-orang Arab merasa takut dan hal tersebut dijadikan pelajaran bagi mereka'.

{لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ}

supaya mereka mengambil pelajaran. (Al-Anfal: 57)
Menurut As-Saddi, makna yang dimaksud ialah agar mereka mengambil pelajaran sehingga mereka tidak berani lagi berbuat hal yang semisal; karena jika berbuat hal yang semisal, maka balasan yang menimpa mereka sama dengan apa yang dialami oleh kaum musyrik, musuh Islam itu.

Tafsir Jalalayn:

(Jika) lafal immaa merupakan gabungan dari in syarthiyyah dan maa zaidah, kemudian keduanya diidgamkan sehingga jadilah immaa (kamu menemui mereka) menjumpai mereka (dalam peperangan, maka cerai-beraikanlah) hancurkanlah (orang-orang yang di belakang mereka dengan menumpas mereka) yang berada dalam barisan depan dengan membasmi dan menghukum mereka (supaya) orang-orang yang berada di belakang mereka (mengambil pelajaran) menjadikannya sebagai pelajaran buat mereka.

Tafsir Quraish Shihab:

Wahai Rasul, jika engkau bertemu orang-orang yang melanggar perjanjian itu di medan perang, hukumlah mereka dengan hukuman yang membuat mereka dan orang-orang yang di belakang mereka menjadi jera dan bercerai-berai. Karena hukuman itu akan lebih dapat mengingatkan pelanggaran mereka terhadap perjanjian itu, dan mencegah golongan lain agar mengalami seperti yang mereka alami(1). (1) Ayat-ayat di atas antara lain berisi peringatan bagi orang-orang yang berada sebagai pihak yang mengadakan perjanjian dengan orang-orang beriman lalu melanggar perjanjian itu. Mereka itulah orang-orang yang patut dihukum. Demikian pula halnya pengikut- pengikut mereka. Disinggung pula dalam ayat itu penjelasan taktik perang dengan cara menghancurkan barisan belakang musuh yang belakangan ini dianggap cukup jitu oleh taktik perang modern. Sebab kekacauan barisan belakang, sebagai gudang penyimpangan ransum dan berbagai perlengkapan perang, cukup untuk menghancurkan seluruh barisan.


Senin, 13 Maret 2023

Al-Anfal 53-54 ibnu Katsir

 ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (53) كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَكُلٌّ كَانُوا ظَالِمِينَ (54)

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anfal-ayat-53-54.html?m=1 

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْوَالٍ}

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Ar-Ra'd: 11)

*******************

Adapun firman Allah Swt.:

{كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ}

serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. (Al-Anfal: 54)
Maksudnya, perbuatan mereka sama dengan perbuatan Fir'aun dan para pengikutnya serta orang-orang yang semisal dengan mereka, di saat mereka mendustakan ayat-ayat Allah; maka Allah membinasakan mere­ka disebabkan dosa-dosa mereka sendiri. 

Tafsir Jalalayn:

Keadaan mereka serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya) yakni kaumnya yang menjadi pengikut-pengikutnya (dan kesemuanya) yaitu umat-umat yang mendustakan Tuhan (adalah orang-orang yang zalim). Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Bani Quraizhah.

Tafsir Quraish Shihab :

Tradisi orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan nikmat-Nya sama seperti kebiasaan pengikut-pengikut Fir'aun dan orang-orang sebelum mereka. Demikian pula kelakuan mereka dalam mendustakan para rasul dan tanda-tanda kerasulan mereka. Itulah kemiripan antara kedua kaum itu: masing-masing bersikeras mempertahankan sikap seperti itu, dan masing-masing juga akan mendapat hukuman tersendiri. Jika kaum pendahulu itu disambar petir dan dihempas angin, maka pengikut Fir'aun ditenggelamkan di laut. Dan mereka pantas menerima hukuman itu karena telah menganiaya diri sendiri.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-54#tafsir-quraish-shihab

Minggu, 12 Maret 2023

Al-Anfal 52 ibnu katsir

 كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ (52

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anfal-ayat-52.html?m=1

فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ}

maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. (Al-Anfal: 52)
Yakni disebabkan dosa-dosa mereka, maka Allah membinasakan mereka dan mengazab mereka dengan azab dari Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa,

{إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ}

Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfal: 52)
Artinya, tidak ada seorang pun yang kuat melawan Allah, dan tidak ada seorang pun yang dapat lari dari siksa-Nya.

Tafsir Jalalayn:

Kebiasaan orang-orang kafir itu (sama dengan kebiasaan) tradisi (Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka) mengazab mereka (disebabkan dosa-dosanya) lafal kafaruu dan lafal-lafal sesudahnya merupakan jumlah yang menafsirkan makna lafal-lafal yang sebelumnya. (Sesungguhnya Allah Maha Kuat) atas semua apa yang dikehendaki-Nya (lagi amat keras siksaan-Nya).

Tafsir Quraish Shihab:

Tradisi dan ihwal orang-orang yang menyekutukan Allah itu tidak ada bedanya dengan Fir'aun dan orang-orang sombong pada zaman dahulu. Sebagian dari mereka mengingkari ayat-ayat Allah. Lalu Allah akan menyiksa mereka karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Tetapi Allah tidak zalim terhadap mereka. Allah Mahakuat dalam melaksanakan hukum-Nya dan Mahakeras balasan-Nya bagi mereka yang berhak menerima hukuman.

https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-52#tafsir-quraish-shihab

Jumat, 10 Maret 2023

Al-Anfal 50-51 ibnu Katsir

 وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (50) ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (51) 

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anfal-ayat-50-51.html?m=1

وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ}

Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir, seraya memukul muka dan belakang mereka. (Al-Anfal: 50)
Di dalam surat Muhammad pun terdapat ayat yang semisal, dan dalam surat Al-An'am yang telah lalu disebutkan melalui firman-Nya:

{وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ}

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), "Keluarkanlah nyawa kalian.” (Al-An'am: 93)

Tafsir Jalalayn:

Kalau kamu melihat) hai Muhammad (ketika dicabut jiwa) boleh dibaca yatawaffaa dan boleh pula dibaca tatawaffaa (orang-orang yang kafir oleh para malaikat seraya memukul) lafal yadhribuuna kedudukan i'rabnya menjadi hal/kata keterangan (muka dan belakang mereka) dengan gada-gada besi. (Dan) para malaikat berkata kepada mereka (rasakanlah oleh kalian siksa yang membakar ini) artinya siksa neraka. Jawabnya lau ialah la raaita amran azhiiman (maka niscaya kamu akan menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan).

Tafsir Quraish Shihab:
Andaikata dirimu, wahai Muhammad, menyaksikan pemandangan mengerikan pada saat malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, kalian akan mendapatkan malaikat itu memukuli tubuh orang-orang kafir itu dari depan dan belakang, seraya berkata, "Rasakan siksa api neraka, akibat perbuatan kalian."

Yakni sedangkan para malaikat memukuli mereka dengan tangannya atas dasar perintah Tuhannya. Karena roh mereka sulit untuk dicabut dan tidak mau keluar dari tubuhnya, maka para malaikat itu mencabutnya dengan paksa dan kasar. 

ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ}

Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. (Al-Anfal: 51)
Artinya, pembalasan ini disebabkan perbuatan-perbuatan jahat yang telah kalian kerjakan selama hidup kalian di dunia, Allah membalas kalian dengan pembalasan ini.

{وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ}

Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya. (Al-Anfal: 51)
Yaitu Allah tidak akan menganiaya seorang pun dari hamba-hamba-Nya, bahkan Allah memutuskan hukum-Nya dengan adil, Dia tidak pernah zalim dalam keputusan-Nya, Mahatinggi, Mahasuci, Mahakaya lagi Maha Terpuji Dia.