Cari Blog Ini

Sabtu, 07 Desember 2019

MEMAHAMI AL BAQARAH 71


Surat Al-Baqarah Ayat 71


 قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا ذَلُولٌ تُثِيرُ الْأَرْضَ وَلَا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ 


Terjemah Arti: Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya". Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.

Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Musa berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah berfirman: “sapi itu adalah sapi yang tidak diperuntukkan untuk bekerja membajak tanah untuk lahan pertanian, dan tidak dipergunakan untuk mengairi tanaman dari tempat penyiraman, dan  bebas dari semua jenis cacat, tidak ada padanya tanda warna  Selain warna dominan kulitnya.” Mereka berkata, “sekarang barulah kamu menyampaikan sifat  karakter sapi betina itu”. Maka mereka pun terpaksa menyembelihnya setelah memakan waktu yang lama dalam usaha pencarian yang sulit. dan sesungguhnya mereka hampir saja tidak melakukannya karena sifat pembangkangan mereka. Demikianlah mereka mempersulit diri sendiri sehingga Allah pun mempersulit mereka.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 71. Musa bersabda kepada mereka, “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa ciri-ciri sapi betina itu ialah tidak pernah digunakan untuk membajak sawah atau mengangkut air, selamat dari cacat, dan tidak ada warna lain di tubuhnya selain warna kuning.” Ketika itulah mereka berkata, “Nah, sekarang engkau telah memberikan ciri-cirinya secara rinci dan bisa menunjukkan sapi yang dimaksud secara tepat.” Dan mereka pun menyembelih sapi betina dengan ciri-ciri tersebut setelah mereka nyaris tidak bisa menyembelihnya gara-gara perdebatan dan keangkuhan mereka. 

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 71. لَا ذَلُولٌ Yakni tidak dijinakkan untuk dipakai bekerja. تُثِيرُ الْأَرْضَ Yakni untuk bercocok tanam وَلَا تَسْقِي الْحَرْثَ Yakni tidak termasuk (النواضح) yaitu hewan yang dipakai mengangkat air untuk pengairan perkebunan. مُسَلَّمَةٌ Yakni terbebas dari cacat لَا شِيَةَ فِيهَا ۚ Yakni sapi ini berwarna kuning sepenuhnya, tidak memiliki belang ditubuhnya. قَالُوا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ ۚ Yakni mereka berkata: sekaranglah baru jelas sifat yang kamu sebutkan, kamu telah menjelaskan kebenaran yang harus kita jalankan. فَذَبَحُوهَا Yakni merekapun mendapatkan sapi sesuai dengan sifat yang telah dijelaskan, kemudian mereka menyembelihnya dan menjalankan apa yang diperintahkan kepada mereka yang sebenarnya adalah perintah yang mudah akan tetapi merekalah yang mempersulit. Dan perkataan mereka ini adalah bentuk dari kebebalan mereka karena sesungguhnya kebenaran telah datang kepada mereka pada saat pertama kali. وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ Yakni kerena tidak adanya sapi yang memiliki sifat-sifat ini. Pendapat lain mengatakan karena harganya yang tinggi. Ada juga yang berpendapat karena mereka takut akan terbongkar masalah pembunuhan ini. Terdapat hadist yang dikeluarkan oleh Imam Thabari dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: kalaulah saja Bani Israel tidak berkata (dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk) niscaya mereka tidak akan diberi penjelasan sedikitpun (tentang sapi ini). Seandainya mereka menyembelih sapi dengan sifat apapun niscaya itu cukup bagi mereka, akan tetapi mereka mempersulit diri mereka, maka Allah pun mempersulit mereka.

 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah Lalu Musa berkata kepada mereka: “Sesungguhnya Allah berfirman kepada kalian, “Sesungguhnya sapi itu tidak digunakan untuk bekerja. Jadi, sapi itu tidak (untuk) membajak tanah, mengairi sawah seperti hewan tunggangan yang sudah dewasa lainnya yang digunakan untuk mengambil air dari sumur, tidak cacat, warna kuningnya tidak tercampur dengan warna mengkilap atau warna lain. Mereka berkata: “Sekarang kamu memberikan gambaran yang sempurna. Kemudian mereka mendapatkan sapi itu dari seorang pemuda yang patuh kepada ibunya, lalu mereka membelinya dengan harga yang sangat mahal. Mereka menyembelihnya dan hampir tidak melakukannya karena harganya yang mahal. Kalaupun mereka menyembelih sapi manapun tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, niscaya hal itu akan meringankan mereka. Akan tetapi mereka tetap bersikeras (dengan itu), maka Allah juga keras kepada mereka sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah 

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili 71. “Musa berkata, ’sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai’.” Yakni belum pernah dimanfaatkan untuk bekerja, baik “membajak tanah” dengan bercocok tanam, ”dan tidak pula untuk mengairi tanaman, ” yakni, bukan dari hewan untuk bekerja, “tidak bercacat” dari aib atau dari bekerja, dan “tidak ada belangnya, ” yakni tidak ada warna padanya selain warna yang telah disebutkan sebelumnya. “Mereka berkata, ’sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya’.” Yakni dengan penjelasan yang sempurna, dan ini merupakan kejahilan mereka, kalau tidak demikian, niscaya dia telah membawakan mereka suatu kebenaran sejak semula. Sekiranya mereka tidak menyanggah sapi yang mana niscaya terlaksanalah yang di maksud dengan sapi apa saja, akan tetapi mereka ngeyel dengan memperbanyak pertanyaan, maka Allah memperlakukan mereka juga dengan keras, dan sekiranya mereka tidak mengatakan “insya allah”, niscaya mereka pun tidak akan di bimbing untuk mendapatkannya. “kemudian mereka menyembelihnya,” yaitu sapi yang telah dijelaskan dengan sifat-sifat tersebut, ”dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu” disebabkan sikap keras kepala yang terjadi dari mereka. 

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di Makna kata : { الذلول } adz-Dzalul : Sudah jinak sehingga mudah untuk dikendalikan { تُثِيرُ ٱلۡأَرۡضَ } Tutsirul ardha : Membajak sawah dengan alat sehingga debunya beterbangan. Maknanya bhwa sapi itu belum pernah dipakai untuk membajak sawah atau untuk mengairi tanaman, karena masih terlampau kecil dan belum sampai umurnya. { مُسَلَّمَةٞ } Musallamah : Bebas dari cacat yang menimpa seperti buta sebelah dan pincang { لَّا شِيَةَ فِيهَاۚ } Laa syiyata fiihaa : Syiyah artinya adalah tanda. Artinya tidak terdapat warna lain selain warna dasarnya seperti tambahan warna hitam atau putih. Makna ayat : Andai saja mereka tidak banyak bertanya tentu dapat menggunakan sapi mana saja dan itu sudah mencukupinya. Akan tetapi mereka memberatkan diri sendiri sehingga Allah memperberat untuk mereka. Akhirnya mereka mendapatkan sapi yang sesuai persyaratan dengan usaha yang cukup berat dan mahal karena mereka membeli dari pemiliknya dengan harga emas sepenuh kulit sapi tersebut. Pelajaran dari ayat : • Sudah selayaknya untuk berhati-hati serta menghindari penggunaan kalimat yang bernada melecehkan kepada para nabi, semisal dengan ucapan Bani Israil,”Sekaranglah, kamu baru membawa kebenaran.” Karena hal ini dapat dipahami bahwa Nabi Musa baru membawa kebenaraan saat itu saja sedangkan yang sebelumnya tidak pernah. 

Aisarut Tafasir / Abu Bakar Jabir al-Jazairi, pengajar tafsir di Masjid Nabawi Karena sapi sesuai syarat yang disebutkan itu sukar diperoleh, hampir mereka tidak dapat menemukannya. Demikianlah, ketika mereka memperberat diri dengan banyak bertanya, maka Allah memberatkan mereka. 

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I — هداية الإنسان بتفسير القران Karena permintaan-permintaan itu, kemudian nabi musa memohon kepada Allah agar diberi keterangan lanjutan. Dan dia, musa, kemudian menjawab, dia berfirman dan menerangkan bahwa sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula pernah dipergunakan mengangkut air untuk mengairi tanaman, badannya sehat tidak berpenyakit, dan tanpa belang. Sesudah itu, kemudian mereka berkata, sekarang barulah engkau menerangkan hal yang sebenarnya tentang sapi itu. Lalu mereka menyembelihnya setelah menemukan sapi dengan ciri-ciri yang dijelaskan, dan nyaris mereka tidak dapat melaksanakan perintah itu karena sulitnya menemukan sapi dengan segala ciri yang mereka tanyakan. Latar belakang dari perintah penyembelihan sapi ini adalah terbunuhnya seorang tua yang kaya di kalangan bani israil yang belum terungkap pelakunya. Karena permohonan yang diajukan, maka Allah mengingatkan mereka dengan mengatakan dan ingatlah ketika salah seorang dari kamu membunuh seseorang yang tidak bersalah, lalu kamu tuduh-menuduh tentang peristiwa misterius itu. Akan tetapi, Allah dengan kehendak-Nya kemudian menyingkapkan apa yang kamu sembunyikan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah itu maha mengetahui apa saja yang tampak jelas atau yang disembunyikan

Referensi: https://tafsirweb.com/443-surat-al-baqarah-ayat-71.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar