Cari Blog Ini

Sabtu, 01 Februari 2020

ALLAH MENCERAI-BERAIKAN BANGSA YAHUDI KE SELURUH DUNIA DALAM BERBAGAI GOLONGAN DAN SEKTE"


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah mengutus Muhammad SAW menjadi rahmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salaam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW berserta keluarga, shahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Amma ba'du.

Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah,  pada malam ini akan  disampaikan taushiyah seperti judul diatas, sesuai dengan firman Allah pada surat Al-A'raf, ayat 168 sd 170 :

{وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الأرْضِ أُمَمًا مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَلِكَ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (168) فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَرِثُوا الْكِتَابَ يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَذَا الأدْنَى وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ أَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِيثَاقُ الْكِتَابِ أَنْ لَا يَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ وَدَرَسُوا مَا فِيهِ وَالدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ (169) وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ (170)}

Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata, "Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti? Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al-Kitab (Taurat) serta mendirikan salat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.

Bapak dan Ibu, pada ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan bahwa Dia mencerai-beraikan orang-orang Yahudi di muka bumi ini menjadi berbagai golongan dan sekte, seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{وَقُلْنَا مِنْ بَعْدِهِ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ اسْكُنُوا الأرْضَ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الآخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًا}

Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil, "Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kalian dalam keadaan bercampur-baur." (Al-Isra: 104)

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَلِكَ}

di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. (Al-A'raf: 168)

Dengan kata lain di antara mereka ada orang orang baik, ada pula yang  tidak baik (durhaka). Sama pengertiannya dengan apa yang dikatakan oleh jin melalui firman-Nya:

{وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا}

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (Al-Jin: 11}

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَبَلَوْنَاهُمْ}

Dan Kami coba mereka. (Al-A'raf: 168)

Maksudnya, Kami uji mereka.

{بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ}

dengan (nikmat) yang baik dan (bencana) yang buruk-buruk. (Al-A'raf: 168)

Yakni dengan kemakmuran dan kesempitan, dengan kesukaan dan kedukaan dan dengan kesehatan dan penyakit.

{لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ}

agar mereka kembali (kepada kebenaran). (Al-A'raf: 168)

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَرِثُوا الْكِتَابَ يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَذَا الأدْنَى وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ}

Maka datanglah sesudah mereka generasi yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. (Al-A'raf: 169), hingga akhir ayat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan bahwa sesudah itu —yakni sesudah generasi yang di dalamnya terdapat orang-orang yang saleh dan lainnya—datanglah generasi lain yang tiada kebaikan sama sekali pada mereka, padahal mereka mewarisi hak mempelajari Al-Kitab, yakni kitab Taurat.

{يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَذَا الأدْنَى}

mereka mengambil harta dunia yang rendah ini.(Al-A'raf: 169)

Dengan kata lain, mereka menukar perkara hak —yang harus disampaikan dan disiarkan— dengan harta benda duniawi. Lalu mereka menjanjikan terhadap dirinya sendiri bahwa kelak akan melakukan tobat atas perbuatannya itu. Tetapi kenyataannya manakala datang hal yang semisal kepada mereka, maka mereka kembali terjerumus ke dalamnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ}

Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya juga (Al-A'raf: 169)

Seperti yang dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair, "Mereka mengerjakan dosa, lalu meminta ampun kepada Allah dari dosa itu dan mengakui kesalahannya kepada Allah. Tetapi apabila datang kesempatan yang lain bagi mereka dari harta duniawi itu, maka mereka akan mengambilnya juga."

Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firrnan-Nya: mereka mengambil harta dunia yang rendah ini. (Al-A'raf: 169) Tiada sesuatu pun dari perkara keduniawian yang muncul melainkan pasti mereka merebutnya, baik yang halal ataupun yang haram, lalu mereka berharap mendapat ampunan.

وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ

dan mereka berkata, Kami akan diberi ampun." Dan kelak jika datang kepada mereka harta dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). (Al-A'raf: 169)

Sehubungan dengan makna ayat ini Qatadah mengatakan, "Generasi tersebut memang generasi yang jahat, demi Allah."mereka mewarisi Kitab sesudah nabi-nabi dan rasul-rasul mereka, Allah mewariskannya kepada mereka dan mengambil janji dari mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman di dalam ayat yang lain , yaitu:

{فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ}

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti(yang jelek) yang menyia-nyiakan salat.(Maryam: 59)

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَذَا الأدْنَى وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا

mereka mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata, "Kami akan diberi ampun.” (Al-A'raf: 169)

Mereka berangan-angan terhadap Allah dan teperdaya oleh angan-angan kosong mereka sendiri.

{وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ}

Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga) (Al-A'raf: 169)

Tidak ada sesuatu pun yang menyibukkan mereka dari itu, dan tidak ada sesuatu pun yang menghalang-halangi mereka dari hal tersebut. Manakala ada kesempatan bagi mereka mengangkut perkara duniawi, maka mereka langsung menyantapnya, tanpa memikirkan lagi halal ataukah haram.

As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat). (Al-A'raf: 169) sampai dengan firman-Nya:padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya (Al-A'raf: 169) Bahwa dahulu orang-orang Bani Israil tidak sekali-kali meminta peradilan dari seorang hakim melainkan main suap dalam keputusan hukumnya. Dan sesungguhnya orang-orang terkemuka mereka mengadakan pertemuan, lalu mengadakan kesepakatan di antara sesama mereka yang mereka tuangkan ke dalam suatu perjanjian, bahwa mereka tidak akan melakukan hal itu lagi dan tidak akan melakukan penyuapan. Kemudian ada seorang lelaki dari kalangan mereka yang tetap melakukan suap dalam perkaranya. Ketika ditanyakan kepadanya, mengapa engkau masih tetap memakai suap dalam hukum?" Ia menjawab bahwa Allah akan memberikan ampunan kepadanya. Maka semua orang dari kalangan Bani Israil mencela perbuatan yang telah dilakukannya itu. Tetapi apabila dia mati atau dipecat, maka kedudukannya diganti oleh orang yang tadinya termasuk orang-orang yang mencelanya. Tetapi pada akhirnya si pengganti ini pun melakukan suap pula. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan, "Apabila datang kepada yang lainnya harta benda duniawi, maka mereka mengambilnya juga."

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{أَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِيثَاقُ الْكِتَابِ أَنْ لَا يَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ وَدَرَسُوا مَا فِيهِ}

Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.(Al A’raf – 169) hingga akhir ayat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman mengingkari perbuatan mereka, mengingat mereka telah diambil sumpahnya oleh Allah, yaitu diharuskan menerangkan perkara yang hak kepada manusia dan tidak boleh menyembunyikannya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam firman-Nya yang lain:

{وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ}

Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu),"Hendaklah kalian menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kalian menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima (Ali Imran: 187)

Ibnu Juraij mengatakan bahwa Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecualiyang benar. (Al-A'raf: 169) Yakni terhadap apa yang mereka angan-angankan dari Allah, yaitu pengampunan dosa-dosa mereka, padahal mereka masih tetap meng-ulangi perbuatan dosa-dosanya dan tidak pernah bertobat.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَالدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ}

Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti? (Al-A'raf: 169)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menganjurkan kepada mereka untuk menyukai pahala-Nya yang berlimpah dan ini memperingatkan mereka akan siksaan-Nya yang keras. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa pahala-Ku dan pambalasan yang ada di sisi-Ku lebih baik bagi orang-orang yang takut kepada hal-hal yang diharamkan dan meninggalkan kemauan hawa nafsunya serta berbuat amal ketaatan kepada Tuhannya.

{أَفَلا تَعْقِلُونَ}

Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?(Al-A'raf; 169)

Dengan kata lain, apakah mereka yang menukar apa yang ada di sisi-Ku dengan harta duniawi mempunyai akal yang mencegah mereka dari perbuatan tolol dan tak ada artinya itu? Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan perihal orang yang berpegang kepada Kitab-Nya yang menuntunnya untuk pengikut Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam, seperti yang tertera di dalam kitab yang ada padanya. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ}

Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al-Kitab (Taurat). (Al-A'raf: 170)

Maksudnya berpegang teguh kepadanya, mengikuti semua perintah yang ada di dalamnya, dan meninggalkan semua yang dilarangnya.

{وَأَقَامُوا الصَّلاةَ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ}

serta mendirikan salat (akan diberi pahala),karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan. (Al-A'raf: 170)

Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah, kita cukupkan sampai disini taushiyah malam ini, insya Allah taushiyah ini akan kita lanjutkan lagi pada malam berikutnya.  Salam tahajud.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Dikutip dari grup wa mutiara al qur'an sabtu 01.02.2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar