Cari Blog Ini

Sabtu, 01 Februari 2020

MENYIKAPI DATANGNYA TAHUN BARU MILADIYAH



هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Yunus : 5)

1.  Berdasarkan ayat di atas bilangan tahun dan perhitungan waktu bisa mengikuti perjalanan bulan (kalender tahun hijriyah/qamariyah) atau mengikuti perjalanan matahari (kalender tahun syamsiyah/miladiyah atau dikenal dengan tahun masehi).

2.  Merayakan pergantian tahun, baik tahun hijriyah dan tahun syamsiyah (masehi), tidak ada nash dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, namun juga tidak ada larangan yang tegas (qath'i). Jadi ini  persoalanya terletak pada manfaat dan mafsadat (kerusakan yang ditimbulkan).

3.  Merayakan pergantian tahun dengan melakukan maksiat seperti mabuk-mabukan, berzina hukumnya haram. Adapun berhura-hura membakar petasan atau kembang api dan sejenisnya adalah perbuatan "kemubadziran/boros" dan sia-sia, Allah mengecam perbuatan ini dalam firmanNya :

 إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (Al-Isra : 27)

Orang-orang yang beriman yang beruntung adalah orang yang menjauhi perbuatan sia-sia, sebagaimana firmanNya :

 وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (Al-Mukminun : 3)

3.  Al-Qur'an memberikan tuntunan bahwa "waktu malam" adalah waktu tidur untuk "beristirahat" dan sebagian digunakan untuk ibadah kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya :

   وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا

“Dialah yang menjadikan untukmu malam sebagai pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk berusaha.” (QS. Al-Furqan: 47)

 وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra : 79)

4.  Adapun menyelenggarakan dzikir, taklim dan tabligh di malam tahun baru dengan niat menyelamatkan "kaum muslimin awam" agar tidak ikut hura-hura dan terjerumus kepada perbuatan maksiat adalah merupakan "ijtihad dakwah" yang diperbolehkan dan terdapat keutamaan di dalamnya.

5.  Berdasarkan surat Yunus ayat 5 di atas tgl 1 Januari "bukan tahun barunya kaum nasrani", melainkan tahun baru syamsiah yang merupakan tahun baru nasional dan boleh digunakan sebagai perhitungan bagi kaum muslimin dalam aktivitas sehari-hari.

Wallahu'alam.
Dikutip dari grup wa mutiara al qur'an sabtu 01.02.2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar