Cari Blog Ini

Selasa, 27 Juni 2023

At-Taubah 19-22

 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 19-22

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (19) الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (20) يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ (21) خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (22) }

Apakah (orang-orang ) yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram, kalian samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah, dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari-Nya, keridaan, dan surga; mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lahpahala yang besar.
ا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. (At-Taubah: 19)
Yakni orang-orang yang menduga bahwa diri mereka adalah ahli me­makmurkan masjid. Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang zalim karena kemusyrikan mereka, maka tiada manfaatnya amal mereka barang sedikit pun.
Ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan tafsir ayat ini, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib ketika ia ditawan dalam Perang Badar. Al-Abbas mengatakan, "Jikalau kalian mendahului kami karena Islam, hijrah, dan jihad, maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang memakmurkan Mesjidil Haram, memberi minum orang-orang haji, dan membebaskan (mengentaskan) kemiskinan." Maka Allah Swt. berfirman: Apakah (orang-orang) yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji kalian jadikan. (At-Taubah: 19) Sampai dengan firman-Nya: dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. (At-Taubah: 19) Maksudnya, hal tersebut dilakukannya ketika ia masih dalam keadaan musyrik, karena Allah tidak mau menerima amal yang dilakukan dalam kemusyrikan


Tafsir Surat At-Taubah, ayat 19-22

Tafsir Jalalayn:

Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kalian jadikan) orang-orang yang bertugas menunaikan hal-hal tersebut (sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah) dalam hal keutamaannya (dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang lalim) kepada orang-orang yang kafir. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sanggahan Allah terhadap orang yang mengatakan hal tersebut, dia adalah Abbas atau lainnya.

Tafsir Quraish Shihab:

Tidak sepantasnya kalian menyamakan kedudukan orang-orang musyrik yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan memakmurkan al-Masjid al-Haram itu dengan orang-orang yang beriman kepada Allah, mempercayai hari kebangkitan dan hari pembalasan serta berjihad di jalan Allah. Hal itu disebabkan karena mereka tidak sama kedudukannya di sisi Allah. Allah tidak akan menunjukkan jalan kebenaran kepada orang-orang yang selalu berbuat zalim terhadap orang lain dengan terus menerus menyakiti mereka.

Tafsir Jalalayn:

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka adalah lebih tinggi derajat) yaitu kedudukan (di sisi Allah) daripada orang-orang selain mereka (dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan) orang-orang yang memperoleh kebaikan.

Tafsir Quraish Shihab:

Orang-orang yang percaya kepada keesaan Allah dan berhijrah dari negeri kafir menuju negeri Islam serta menahan derita jihad di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah daripada orang-orang yang tidak memiliki sifat seperti itu. Merekalah orang-orang yang mendapat kemenangan berupa pahala dan kemuliaan dari Allah.

Tafsir Jalalayn:

Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal) abadi.

Tafsir Quraish Shihab:

Mereka adalah orang-orang yang akan diberi kabar gembira dengan rahmat Allah yang luas dan menyeluruh, yang hanya diperintahkan oleh Allah bagi mereka dengan keridaan-Nya. Itu adalah balasan yang paling besar. Allah akan memasukkan mereka pada hari kiamat ke dalam surga-surga yang di dalamnya mereka mendapatkan kenikmatan yang sempurna dan abadi.

Tafsir Jalalayn:

Mereka kekal) menjadi kata keterangan dari lafal yang muqaddarah/tidak disebutkan (di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.)

Tafsir Quraish Shihab:

Mereka kekal di dalam surga itu dan tidak akan berpindah. Sesungguhnya di sisi Allah terdapat balasan yang besar dan pahala yang banyak.


Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

19. أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَآجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ (Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam)
Allah mengingkari mereka yang telah menyamakan antara amal-amal yang mereka kerjakan di masa Jahiliyah yang nampak seperti amal-amal kebaikan meskipun tidak mendapat manfaat darinya dan antara keimanan orang-orang mukmin dan jihad mereka di jalan Allah.
Orang-orang musyrik dahulu membangga-banggakan perbuatan mereka memberi minum para jamaah haji dan mengurus Baitullah dan mengunggulkannya atas amal yang dilakukan oleh orang-orang beriman.

لَا يَسْتَوُۥنَ عِندَ اللهِ ۗ (Mereka tidak sama di sisi Allah)
Yakni golongan yang kafir yang memberi minum jamaah haji dan mengurus Masjidil Haram tidak sama dengan golongan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, yang berjihad di jalan Allah. Lalu bagaimana mereka mengaku bahwa mereka lebih mulia dalam amalan dan kedudukan daripada orang-orang beriman.

وَاللهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِينَ(dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim)
Allah menyebut mereka dengan orang-orang yang zalim, maka tidak berguna lagi bagi mereka pemakmuran Masjidil Haram sedikitpun.
Kemudian Allah menjelaskan golongan yang lebih mulia pada ayat selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar