Cari Blog Ini

Kamis, 31 Agustus 2023

At-Taubah 70

 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 70

أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (70) }

Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Samud. kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Allah Swt. berfirman menasihati orang-orang munafik yang mendusta­kan rasul-rasul Allah. Untuk itu disebutkan:
{أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ}
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang sebelum mereka (At-Taubah : 70)
Artinya, apakah kalian belum pernah mendapat berita tentang kisah orang-orang sebelum kalian dari kalangan umat terdahulu yang men­dustakan para rasul?
Yaitu kaum Nabi Nuh dan azab yang menimpa mereka berupa banjir besar yang menenggelamkan semua penduduk bumi, kecuali orang-orang yang beriman kepada Nabi Nuh a.s.
Kaum' Ad, bagaimana mereka dihancurkan dan dibinasakan dengan angin yang membinasakan, karena mereka telah, mendustakan Nabi Hud a.s.
Kaum Samud, bagaimana mereka diazab dengan teriakan yang keras, karena mereka telah mendustakan Nabi mereka (yaitu Nabi Saleh a.s.) dan menyembelih untanya.
Kaum Nabi Ibrahim, bagaimana Allah menolong Nabi-Nya dalam menghadapi mereka dan memberinya mukjizat yang jelas dalam menghadapi kaumnya, dan Allah membinasakan raja mereka (yaitu Numruz ibnu Kan'an ibnu Kausy Al-Kan'ani, la'natullah).
Penduduk Madyan, mereka adalah kaum Nabi Syu'aib a.s., bagai­mana mereka ditimpa gempa dan ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan.
Dan penduduk negeri-negeri yang telah musnah (Al-Mu'tafikat), yaitu kaumnya Nabi Lut. mereka tinggal di banyak kota. Dalam ayat lain disebutkan:
{وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَى}
dan negeri-negeri kaum Lut yang telah dihancurkan Allah. (An-Najm: 53)
Yakni umat yang telah dihancurkan. Menurut suatu pendapat, ibu kotanya adalah Sodom.
Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah 'Allah Swt. membinasakan mereka hingga antek-anteknya karena mereka telah mendustakan Nabi Allah, yaitu Lut a.s.: dan mereka gemar melakukan perbuatan fahisyah yang belum pernah dilakukan oleh seorang manusia pun sebelum mereka (yakni menggauli lelaki pada liang anusnya)'.
*******************
{أَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ}
Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata. (At-Taubah: 70)
Maksudnya, dengan membawa hujah-hujah dan dalil-dalil yang pasti.
{فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ}
maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka. (At-Taubah: 70)
Yaitu dengan membinasakan mereka tanpa alasan, karena sesungguhnya Allah telah menegakkan hujah-Nya terhadap mereka dengan mengirim­kan rasul-rasul-Nya kepada mereka.
{وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ}
tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (At-Taubah: 70)
Karena mereka telah mendustakan rasul-rasul dan menentang perkara yang hak, sehingga mereka mengalami azab dan kebinasaan.

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 70

Tafsir Jalalayn:
Belumkah datang kepada mereka berita penting) kabar penting (tentang orang-orang yang sebelum mereka; yaitu kaum Nuh, Ad) kaumnya Nabi Hud (Tsamud) kaumnya Nabi Saleh (kaum Ibrahim dan penduduk Madyan) kaumnya Nabi Syuaib (dan penduduk negeri-negeri yang telah musnah) negeri-negeri tempat tinggal kaumnya Nabi Luth, yang dimaksud ialah para penduduknya. (Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata) dengan membawa mukjizat-mukjizat akan tetapi mereka tetap mendustakannya, akhirnya mereka dibinasakan (maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka) seumpamanya Dia mengazab mereka tanpa dosa (akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) oleh sebab dosa-dosa yang mereka lakukan.

Tafsir Quraish Shihab:
Apakah orang-orang munafik dan kafir tidak mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang sebelum mereka, yaitu kaum Nûh, 'Ad, Tsamûd, Ibrâhîm, Syu'aib dan kaum Lûth. Kepada mereka diutus rasul-rasul Allah dengan membawa bukti-bukti yang jelas dari Allah, kemudian mereka mendustakan dan mengingkarinya. Maka, masing-masing disiksa oleh Allah karena dosa yang diperbuat, dan semuanya dihancurkan. Sesungguhnya Allah tidak menganiaya mereka dengan siksaan itu semua, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri dengan kekufuran dan pembangkangan mereka kepada Allah serta kelayakan mereka atas segala siksaan. Merekalah, sebenarnya yang menganiaya diri sendiri.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

70. أَلَمْ يَأْتِهِمْ (Belumkah datang kepada mereka)
Yakni kepada orang-orang munafik.

نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ(berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka)
Yakni kisah yang penting bagi mereka, yaitu tentang apa yang orang-orang terdahulu itu lakukan dan bagaimana mereka dibalas. Disebutkan disini tujuh kaum yang kisah-kisahnya telah sampai kepada orang-orang Arab.

قَوْمِ نُوحٍ (yaitu) kaum Nuh)
Mereka telah dibinasakan dengan ditenggelamkan oleh banjir bandang.

وَعَادٍ (‘Aad)
Mereka telah dibinasakan dengan angin ribut.

وَثَمُودَ(Tsamud)
Mereka telah disiksa dengan suara yang memekikkan telinga.

وَقَوْمِ إِبْرٰهِيمَ(kaum Ibrahim)
Allah telah menghancurkan mereka dengan serangan nyamuk-nyamuk.

وَأَصْحٰبِ مَدْيَنَ(penduduk Madyan)
Yakni kaum Nabi Syu’aib. Mereka diazab dengan goncangan gempa.

وَالْمُؤْتَفِكٰتِ ۚ( dan negeri-negeri yang telah musnah)
Yakni negeri-negeri kaum Nabi Luth. Allah membinasakan mereka dengan hujan batu. Negeri-negeri tersebut dinamai dengan (المؤتفكات) karena negeri-negeri tersebut dibalik tanahnya sehingga permukaan tanahnya terletak dibagian bawah.

أَتَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنٰتِ ۖ( Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata)
Yakni rasul-rasul bagi tujuh kau mini.

فَمَا كَانَ اللهُ لِيَظْلِمَهُمْ(maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka)
Karena para rasul mereka telah memperingati dan mengingatkan mereka.

وَلٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ(akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri)
Karena kekafiran mereka kepada Allah dan tidak taat kepada para rasul-Nya.
Referensi : https://tafsirweb.com/3086-surat-at-taubah-ayat-70.html

Rabu, 30 Agustus 2023

At-Taubah 69

 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 69

كَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنْكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَالا وَأَوْلادًا فَاسْتَمْتَعُوا بِخَلاقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُمْ بِخَلاقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ بِخَلاقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُوا أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (69) }

(keadaan kalian, hai orang-orang munafik dan musyrik adalah) seperti keadaan orang-orang yang sebelum kalian, mereka lebih kuat daripada kalian, dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kalian. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kalian telah menikmati bagian kalian sebagaimana orang-orang yang sebelum kalian menikmati bagiannya, dan kalian mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi.
Allah Swt. menyebutkan bahwa mereka (orang-orang munafik) itu telah menerima azab Allah di dunia dan akhirat, sebagaimana azab yang telah diterima oleh orang-orang yang sebelum mereka.
Firman Allah Swt.:
بِخَلاقِهِمْ
bagian mereka. (At-Taubah: 69)
Yakni kebaikan berkat agama mereka.
Firman Allah Swt.:
{كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ بِخَلاقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُوا}
dan kalian mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. (At-Taubah: 69)
Maksudnya, mempercakapkan kebatilan dan kedustaan.
{أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ}
Mereka itu amalannya menjadi sia-sia. (At-Taubah: 69)
Semua usaha mereka sia-sia, maka tidak ada pahala bagi mereka karena amalan mereka rusak (batil).
{فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ}
di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi. (At-Taubah: 69)
Dikatakan demikian karena mereka tidak mendapat pahala dari amalan­nya.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Amr ibnu Ata, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: seperti keadaan orang-orang yang sebelum kalian. (At-Taubah: 69), hingga akhir ayat.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa alangkah miripnya malam ini dengan malam kemarin. seperti keadaan orang-orang yang sebelum kalian. (At-Taubah: 69) 
sebagaimana orang-orang yang sebelum kalian. (At-Taubah: 69), hingga akhir ayat." Abu Hurairah mengatakan bahwa al-khalaq artinya agama.
{وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُوا}
dan kalian mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. (At-Taubah: 69)
Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, apakah seperti yang dilakukan oleh orang-orang Persia dan orang-orang Romawi?" Rasulullah Saw. menjawab,
"فَهَلِ الناس إلا هم"
 "Tiada lain orang yang dimaksud adalah mereka."
Hadis ini mempunyai syahid sahih yang menguatkannya.

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 69

Tafsir Jalalayn:
Keadaan kalian hai orang-orang munafik (seperti keadaan orang-orang yang sebelum kalian, mereka lebih kuat daripada kalian dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kalian. Maka mereka telah menikmati) mereka telah bersenang-senang (dengan bagian mereka) maksudnya bagian duniawi mereka (dan kalian telah menikmati) hai orang-orang munafik (bagian kalian sebagaimana orang-orang yang sebelum kalian menikmati bagiannya dan kalian mempercakapkan) hal-hal yang batil dan mencela Nabi saw. (sebagaimana mereka mempercakapkannya) seperti apa yang biasa mereka pergunjingkan. (Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat dan mereka itulah orang-orang yang merugi).

Tafsir Quraish Shihab:
Keadaan kalian, wahai orang-orang munafik, sama seperti keadaan orang-orang kafir dan munafik sebelum kalian. Mereka, yang lebih kuat dan lebih banyak memiliki harta dan anak daripada kalian, telah menikmati kesenangan dunia yang diberikan, berpaling dari berzikir dan bertakwa kepada Allah. Mereka menyambut nabi-nabi yang diutus kepada mereka dengan sikap meremehkan dan mengolok-olok di antara sesama mereka. Kalian pun menikmati kesenangan dunia seperti yang mereka nikmati dulu. Kalian juga melakukan seperti apa yang mereka lakukan, yaitu kemungkaran dan kebatilan. Perbuatan mereka akan sia- sia dan tidak akan berguna di dunia atau di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang merugi. Nasib dan tempat kembali kalian sama buruknya dengan mereka.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

69. كَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ ((keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin) adalah seperti keadaan orang-orang sebelum kamu)
Kalimat ini ditujukan bagi orang-orang munafik.
Yakni orang-orang kafir sebelum kalian lebih banyak harta dan keturunannya daripada orang-orang munafik di zaman Rasulullah.

وَأَكْثَرَ أَمْوٰلًا وَأَوْلٰدًا فَاسْتَمْتَعُوا۟ (dan lebih banyak harta dan anak-anaknya dari kamu. Maka mereka telah menikmati)
Yakni berfoya-foya.

بِخَلٰقِهِمْ(bagian mereka)
Yakni dengan bagian mereka yang diberikan Allah kepada mereka dari kenikmatan dunia.

فَاسْتَمْتَعْتُم(dan kamu telah menikmati)
Wahai orang-orang munafik.

بِخَلٰقِكُمْ(bagian kamu)
Yakni dengan bagian kalian yang telah ditetapkan Allah bagi kalian.

كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِن قَبْلِكُم بِخَلٰقِهِمْ(sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya)
Kalian menikmatinya sebagaimana Mereka menikmatinya.
Allah mencela kedua golongan tersebut yang telah tenggelam dalam kenikmatan itu sehingga lalai dari menunaikan kewajiban terhadap Allah Sang Pemberi nikmat.

وَخُضْتُمْ كَالَّذِى خَاضُوٓا۟ ۚ( dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya)
Yakni kalian tenggelam dalam mencari kenikmatan dunia serta dalam sendagurau dan main-main sebagaimana mereka berbuat demikian.
Pendapat lain mengatakan, yakni sebagaimana mereka menyimak ayat-ayat Allah dengan penuh kebohongan.

أُو۟لٰٓئِكَ(Mereka itu)
Yakni yang memiliki sifat-sifat tersebut.

حَبِطَتْ أَعْمٰلُهُمْ(amalannya menjadi sia-sia)
Yakni amalan mereka lenyap. Dan yang dimaksud adalah amalan yang mereka lakukan yang nampak sebagai amal ketaatan.

فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۖ( di dunia dan di akhirat)
Lenyapnya di dunia adalah karena apa yang mereka harapkan untuk bisa menjadi sebab kekayaan malah menjadi kemiskinan, dan kemuliaan menjadi kehinaan, serta kekuatan menjadi kelemahan. Sedangkan lenyapnya di akhirat adalah karena mereka akhirnya merasakan azab neraka dan amalan mereka yang mereka sangka adalah sebuah ketaatan ternyata tidak bermanfaat.


Referensi : https://tafsirweb.com/3085-surat-at-taubah-ayat-69.html

Selasa, 29 Agustus 2023

At-Taubah 67-68

 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 67-68

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (67) وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ (68) }

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama; mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf, dan mereka meng­genggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.
Allah Swt. berfirman mengingkari sifat orang-orang munafik yang berbeda dengan sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Kalau orang-orang mukmin selalu memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, maka orang-orang munafik mempunyai ciri khas seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ}
mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf, dan mereka menggenggamkan tangannya. (At-Taubah: 67)
Maksudnya, tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Allah.
{نَسُوا اللَّهَ}
Mereka telah lupa kepada Allah. (At-Taubah: 67)
Yakni lupa berzikir kepada Allah.
{فَنَسِيَهُمْ}
maka Allah melupakan mereka. (At-Taubah: 67)
Allah menghadapi mereka dengan perlakuan orang yang melupakan mereka. Maknanya sama dengan yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu melalui firman-Nya:
{وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنْسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا}
Pada hari ini Kami melupakan kalian sebagaimana kalian telah melupakan pertemuan (dengan) hari kalian sekarang ini. (Al-Jatsiyah: 34)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ}
Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. (At-Taubah: 67)
Yang dimaksud dengan fasik ialah orang yang keluar dari jalan yang benar dan masuk ke dalam jalan kesesatan.
Firman Allah Swt.:
{وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ}
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam. (At-Taubah: 68)
Yakni sebagai balasan dari perbuatan mereka yang telah disebutkan di atas.
{خَالِدِينَ فِيهَا}
mereka kekal di dalamnya. (At-Taubah: 68)
Artinya, tinggal di dalamnya dengan kekal bersama orang-orang kafir.
{هِيَ حَسْبُهُمْ}
Cukuplah neraka itu bagi mereka. (At-Taubah: 68)
Azab neraka jahannam itu sudah cukup bagi mereka.
{وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ}
dan Allah melaknati mereka. (At-Taubah: 68)
Maksudnya, Allah mengusir mereka dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya.
{وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ}
dan bagi mereka azab yang kekal. (At-Taubah: 68) 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 67-68

Tafsir Jalalayn:
(Orang-orang munafik laki-laki dan orang-orang munafik perempuan sebagian dari mereka dengan sebagian yang lain adalah sama) yakni mereka mempunyai sikap dan sepak terjang yang sama, perihalnya sama dengan setali tiga uang (mereka menyuruh membuat yang mungkar) berupa kekafiran dan maksiat-maksiat (dan melarang berbuat yang makruf) berupa keimanan dan ketaatan (dan mereka menggenggam tangannya) daripada berinfak di jalan ketaatan (mereka telah lupa kepada Allah) artinya mereka tidak mau taat kepada-Nya (maka Allah melupakan mereka) dibiarkannya mereka melupakan pertanda sifat pemurah Allah. (Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik).

Tafsir Quraish Shihab:
Orang munafik, laki-laki dan perempuan, adalah sama: melakukan dan menyerukan berbuat buruk, meninggalkan dan melarang berbuat kebenaran, dan kikir dalam mengeluarkan harta di jalan kebenaran. Masing-masing sepeti bagian-bagian dari satu benda yang saling melengkapi. Karena mereka berpaling dari Allah, Allah pun berpaling dan tidak akan memberi petunjuk kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang tidak patuh kepada Allah.

Tafsir Jalalayn:
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka) sebagai pembalasan dan hukuman (dan Allah melaknat mereka) Dia menjauhkan mereka dari rahmat-Nya (dan bagi mereka azab yang kekal) yang abadi.

Tafsir Quraish Shihab:
Allah telah menentukan neraka jahannam bagi orang-orang yang munafik dan kafir. Mereka akan disiksa di dalamnya dan tidak akan dapat lari darinya. Cukuplah neraka itu sebagai hukuman bagi mereka. Dan bersama dengan hukuman ini, mereka ditimpakan pula kemurkaan Allah dan siksa yang abadi pada hari kiamat.

Minggu, 27 Agustus 2023

At-Taubah 65-66

 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 65-66

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (66) }

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, "Apakah dengan Allah. ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?” Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok1 (At-Taubah: 65) Sampai dengan firman-Nya: mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (At-Taubah: 66) Sedangkan kedua telapak kaki lelaki itu terseret di atas batu-batuan, tetapi Rasulullah Saw. tidak menolehnya, dan lelaki itu bergantungan pada pedang Rasulullah Saw.
Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok? (At-Taubah: 65), hingga akhir ayat'."
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” (At-Taubah: 65) Ketika Nabi Saw. berangkat menuju ke medan Tabuk, sedangkan orang-orang munafik ikut berangkat bersamanya dengan mengambil posisi di depannya, lalu mereka berkata, "Orang ini (yakni Nabi) menduga bahwa dia dapat menaklukkan kerajaan Romawi berikut semua bentengnya.
ا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ}
Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman. (At-Taubah: 66)
Maksudnya, karena ucapan yang kalian katakan itu, yaitu yang kalian keluarkan untuk memperolok-olok Nabi Saw.
{إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً}
Jika kami memaafkan segolongan dari kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain). (At-Taubah: 66)
Yakni kalian tidak dimaafkan secara keseluruhan, tetapi sebagian dari kalian tetap harus diazab.
{بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ}
disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (At-Taubah: 66)
Artinya, berdosa karena telah mengeluarkan kata-kata yang kotor dan keji itu.


Tafsir Surat At-Taubah, ayat 65-66

Tafsir Jalalayn:
Dan jika) Lam bermakna qasam/sumpah (kamu tanyakan kepada mereka) tentang ejekan-ejekan mereka terhadap dirimu dan terhadap Alquran, padahal mereka berangkat bersamamu ke Tabuk (tentulah mereka akan menjawab) mengemukakan alasannya ("Sesungguhnya kami hanyalah bersenda-gurau dan bermain-main saja") dalam ucapan kami guna melenyapkan rasa bosan dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, dan kami tidak bermaksud apa-apa selain daripada itu (Katakanlah)kepada mereka! ("Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok?").

Tafsir Quraish Shihab:
Yakinlah, wahai Rasul, bahwa apabila engkau tanya orang-orang munafik itu--setelah rahasia mereka terbongkar--tentang alasan hujatan mereka terhadap agama dan ejekan mereka kepada Allah dan ayat- ayat-Nya, mereka akan beralasan meminta maaf dengan berkata, "Kami hanya bercanda dan bersenda gurau." Katakan kepada mereka, "Apakah kalian bercanda dan bersenda gurau dengan mengolok-olok Allah, ayat-Nya dan Rasul-Nya?"

Tafsir Jalalayn:
Tidak usah kalian meminta maaf) akan hal tersebut (karena kalian kafir sesudah beriman) artinya kekafiran kalian ini tampak sesudah kalian menampakkan keimanan. (Jika Kami memaafkan) bila dibaca memakai ya berarti menjadi mabni maf'ul sehingga bacaannya menjadi ya'fa. Jika dibaca memakai huruf nun, berarti mabni fa'il, dan bacaannya seperti yang tertera pada ayat (segolongan daripada kalian) lantaran keikhlasan dan tobatnya, seperti apa yang dilakukan oleh Jahsy bin Humair (niscaya Kami akan mengazab) dapat dibaca tu`adzdzib dan dapat pula dibaca nu`adzdzib (golongan yang lain disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa) yakni, karena mereka selalu menetapi kemunafikannya dan selalu melancarkan ejekan-ejekan.

Tafsir Quraish Shihab:
Janganlah kalian meminta maaf dengan mengemukakan alasan-alasan palsu. Kekufuran kalian telah tampak jelas, setelah sebelumnya kalian mengaku beriman. Maka, apabila Kami memberi maaf kepada sekelompok dari kalian yang bertobat dan beriman yang disebabkan oleh keimanan dan kebenaran tobat mereka, Kami pun menyiksa sekelompok lain dari kalangan kalian disebabkan oleh sikap keras kepala mereka dalam mempertahankan kekufuran dan kemunafikan serta karena kejahatan mereka terhadap hak Rasulullah dan orang-orang yang beriman.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

65. وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ (Dan jika kamu tanyakan kepada mereka)
Tentang tuduhan terhadap agama yang mereka katakan dan hinaan mereka terhadap orang-orang beriman setelah Allah menjelaskan kepadamu tentang hal itu.

لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ( tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”)
Dan kami sama sekali tidak berbicara tentang kamu atau orang-orang beriman.

قُلْ أَبِاللهِ وَءَايٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ(Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”)
Rasulullah tidak menerima pengingkaran mereka sebab mereka berdusta dalam mengungkapkannya, namun menganggap mereka seakan-akan telah mengakui perbuatan mereka.


Referensi : https://tafsirweb.com/3081-surat-at-taubah-ayat-65.html

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

66. لَا تَعْتَذِرُوا۟ (Tidak usah kamu minta maaf)
Karena hal itu tidak diterima dari kalian.

قَدْ كَفَرْتُم (karena kamu kafir)
Yakni kalian telah menunjukkan kekafiran dengan melakukan olok-olok tersebut.

بَعْدَ إِيمٰنِكُمْ ۚ (sesudah beriman)
Setelah kalian menampakkan keimanan.

إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ(Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat))
Mereka adalah orang-orang yang memurnikan keimanan mereka dan meninggalkan sifat kemunafikan serta bertaubat dari hal itu.

نُعَذِّبْ طَآئِفَةًۢ بِأَنَّهُمْ كَانُوا۟ مُجْرِمِينَ(niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa)
Sebab mereka berlarut-larut dalam kemunafikan dan tidak bertaubat.
Abdullah bin Umar berkata: suatu hari seseorang berkata di suatu perkumpulan saat perang Tabuk: “kami tidak pernah melihat orang yang lebih menyukai makan, lebih pendusta lisannya, dan lebih pengecut dalam menghadapi musuh, memebihi para pembaca al-Qur’an itu”. Maka seseorang dalam perkumpulan itu menjawab: “kamu telah berdusta, dan kau adalah orang munafik! Sungguh aku akan memberitahu Rasulullah”. Lalu ia menyampaikannya kepada Rasulullah. Maka turunlah al-Qur’an. Abdullah bin Umar melanjutkan: “maka aku melihat orang tersebut menggantung pada tali dari unta Rasulullah dan bebatuan tertendang-tendang kakinya hingga berdarah, seraya ia berkata: “Wahai Rasulullah, Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Rasulullah menjawab: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”.
Referensi : https://tafsirweb.com/3082-surat-at-taubah-ayat-66.html


At-Taubah 64

 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 64

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنزلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ (64) }

Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka suatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka, "Teruskanlah ejekan-ejekan kalian (terhadap Allah dan Rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kalian takuti itu.
Mujahid mengatakan bahwa orang-orang munafik itu mengucapkan suatu ucapan di antara sesama mereka, kemudian mereka mengatakan, "Mudah-mudahan Allah tidak membuka rahasia kita ini yang akibatnya membahayakan diri kita.''
Ayat ini semakna dengan firman Allah Swt.:
{وَإِذَا جَاءُوكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللَّهُ وَيَقُولُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ لَوْلا يُعَذِّبُنَا اللَّهُ بِمَا نَقُولُ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمَصِيرُ}
Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri. 'Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (Al-Mujadilah: 8)
Dan dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:
{قُلِ اسْتَهْزِءُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ}
Katakanlah, "Teruskanlah ejekan-ejekan kalian (terhadap Allah dan Rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kalian takuti itu. (At-Taubah: 64) .
Dengan kata lain, sesungguhnya Allah akan menurunkan kepada Rasul-Nya hal-hal yang mempermalukan kalian dan yang menceritakan urusan kalian itu. Ayat ini semakna dengan Firman-Nya:
{أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَنْ لَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ}
Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? (Muhammad: 29)
Sampai dengan firman-Nya:
{وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ}
Dan kalian benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka. (Muhammad: 30), hingga akhir ayat.
Karena itulah Qatadah mengatakan bahwa surat ini dinamakan surat Al-Fadihah, yakni fadihah (permaluan) bagi orang-orang munafik.

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 64

Tafsir Jalalayn:
Merasa takut) merasa khawatir (orang-orang munafik itu akan diturunkan terhadap mereka) yaitu kaum Mukminin (suatu surah yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka) yakni tentang kemunafikan mereka, tetapi sekalipun demikian mereka masih tetap memperolok-olokkannya (Katakanlah, "Teruskanlah ejekan-ejekan kalian.") perintah yang mengandung makna ancaman (Sesungguhnya Allah akan menyatakan) akan menampakkan (apa yang kalian takuti) yaitu kemunafikan kalian akan ditampakkan.

Tafsir Quraish Shihab:
Di antara orang-orang munafik saling mengejek Rasulullah saw. Mereka takut apabila rahasia mereka terbongkar. Kemudian, turunlah ayat-ayat al-Qur'ân kepada Rasulullah mengenai orang-orang munafik itu yang menunjukkan rahasia yang mereka simpan di antara sesama mereka. Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Ejeklah sesuka kalian, sebab Allah pasti akan memperlihatkan apa yang kalian takuti untuk terbongkar."

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

64. يَحْذَرُ الْمُنٰفِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ (Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat)
Yakni diturunkan kepada Rasulullah tentang urusan orang-orang munafik.

تُنَبِّئُهُم(yang menerangkan)
Urusan mereka tersebut.

بِمَا فِى قُلُوبِهِمْ ۚ( apa yang tersembunyi dalam hati mereka)
Tentang apa yang mereka sembunyikan dan terlebih lagi tentang apa yang mereka nampakkan.
Yakni menampakkan kepada mereka bahwa orang-orang beriman telah mengetahui apa yang ada dalam hati orang-orang munafik tersebut.

قُلِ اسْتَهْزِءُوٓا۟ إِنَّ اللهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُونَ(Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu)
Baik itu dengan munurunkan sebuah surat al-Qur’an atau dengan memberitahu Rasulullah tentang hal itu.
Referensi : https://tafsirweb.com/3080-surat-at-taubah-ayat-64.html

Rabu, 23 Agustus 2023

At-Taubah 62

 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 62-63

{يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَنْ يُرْضُوهُ إِنْ كَانُوا مُؤْمِنِينَ (62) أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّهُ مَنْ يُحَادِدِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا ذَلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ (63) }

Mereka bersumpah kepada kalian dengan (nama) Allah untuk mencari keridaan kalian, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin. Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Mereka bersumpah kepada kalian dengan (nama) Allah untuk mencari keridaan kalian. (At-Taubah: 62), hingga akhir ayat. Qatadah mengatakan. telah menceritakan kepada kami bahwa pernah ada seorang lelaki munafik berkata, "Demi Allah, sesungguhnya mereka (orang-orang munafik sebangsanya) adalah orang-orang pilihan kami dan orang-orang terhormat kami. Sekalipun apa yang dikatakan oleh Muhammad adalah benar bagi mereka, tetapi lebih buruk daripada keledai." Kemudian seorang lelaki dari kalangan kaum muslim mendengarnya, maka ia langsung menjawab, "Demi Allah, sesungguhnya apa yang dikatakan oleh Muhammad adalah benar, dan sesungguhnya kami lebih buruk daripada keledai." Maka orang-orang melaporkan hal tersebut kepada Nabi Saw. dan menceritakan peristiwa itu, lalu Nabi Saw. memanggil lelaki tersebut dan bertanya, "Apakah yang mendorongmu mengatakan apa yang telah kamu ucapkan itu?" Lelaki yang berkata demikian itu memaki lawannya dan bersumpah dengan menyebut nama Allah, bahwa dia tidak mengucapkannya. Sedangkan lelaki muslim itu berkata, "Ya Allah, benarkanlah yang benar dan salahkanlah yang dusta." Maka Allah menurunkan ayat ini.
*******************
Firman Allah Swt.:
{أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّهُ مَنْ يُحَادِدِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا}
Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwa barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya. (At-Taubah: 63), hingga akhir ayat.
Maksudnya, tidakkah mereka menyelidiki dan mengetahui bahwa barang siapa yang menentang Allah Swt, yakni menentang, memerangi, dan membangkang terhadap-Nya, maka ia berada di suatu sisi, sedangkan Allah dan Rasul-Nya berada di sisi lainnya.
{فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا}
maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. (At-Taubah: 63)
Yakni terhina dan disiksa di dalamnya.
{ذَلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ}
Itu adalah kehinaan yang besar. (At-Taubah: 63)
Yaitu kehinaan dan kecelakaan yang besar.

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 62-63

Tafsir Jalalayn:
Mereka bersumpah dengan nama Allah kepada kalian) wahai orang-orang mukmin, atas apa yang kalian dengar dari mereka, yaitu berupa perbuatan yang menyakitkan Rasulullah. Mereka bersumpah bahwa mereka tidak melakukannya (untuk mencari keridaan kalian, padahal Allah dan Rasul-Nya itu yang lebih patut mereka cari keridaannya) dengan melalui ketaatan (jika mereka adalah orang-orang yang mukmin) sebenarnya. Disatukannya dhamir karena mengingat kaitan di antara dua keridaan. Khabar daripada lafal allaah atau lafal rasuuluhu dibuang atau tidak disebutkan.

Tafsir Quraish Shihab:
Tanpa rasa ragu, mereka tidak ikut serta memerangi musuh bersama kalian. Kemudian, dengan berbohong, mereka meminta maaf atas ketidak-ikutsertaan mereka. Mereka bersumpah kepada kalian agar kalian berkenan menerima permohonan maaf mereka. Allah dan Rasul-Nya lebih berhak untuk diharapkan perkenannya, kalau mereka benar-benar beriman.

Selasa, 22 Agustus 2023

At-Taubah 61

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 61

 وَمِنْهُمُ الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِيَّ وَيَقُولُونَ هُوَ أُذُنٌ قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ رَسُولَ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (61) }

Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan, "Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.” Katakanlah, "Ia mempercayai semua yang baik bagi kalian, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kalian. Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.
Allah Swt. menyebutkan bahwa di antara orang-orang munafik terdapat suatu kaum yang senantiasa menyakiti Rasulullah Saw. dengan ucapannya mengenai diri Rasulullah Saw., dan mereka mengatakan:
{هُوَ أُذُنٌ}
Dia mempercayai semua apa yang didengarnya. (At-Taubah: 61)
Yakni orang yang mengucapkan sesuatu kepadanya, maka dia membenarkannya di antara kami; dan orang yang bercerita kepadanya, maka dia selalu mempercayainya. Dan apabila kita datang kepadanya, lalu kita bersumpah kepadanya, niscaya dia membenarkan kita. Demikianlah menurut penafsiran yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah.
Firman Allah Swt.:
{قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَكُمْ}
Katakanlah, "Ia mempercayai semua yang baik bagi kalian.” (At-Taubah: 61)
Dengan kata lain, telinga yang dimilikinya adalah lebih baik, ia menge­tahui mana yang benar dan mana yang dusta.
{يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِينَ}
ia beriman kepada Allah dan mempercayai orang-orang mukmin. (At-Taubah: 61)
Artinya percaya dan membenarkan orang-orang mukmin.
{وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ}
dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kalian. (At-Taubah: 61)
Yakni ia merupakan hujah yang menghantam orang-orang kafir. Karena itulah dalam Firman selanjutnya disebutkan:
{وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ رَسُولَ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ}
Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih. (At-Taubah: 61)


Tafsir Surat At-Taubah, ayat 61

Tafsir Jalalayn:
Di antara mereka) orang-orang munafik (ada yang menyakiti Nabi) dengan mencelanya dan menyampaikan perkataannya kepada kaum munafikin (dan mereka mengatakan) bilamana mereka dicegah dari perbuatan tersebut supaya jangan menyakiti nabi ("Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.") yakni Nabi selalu mendengar apa yang dikatakan kepadanya dan selalu menerimanya. Bilamana kami bersumpah kepadanya bahwa kami tidak menyatakannya, maka dia mempercayai kami. (Katakanlah,) "Ia (mempercayai) mendengarkan (semua yang baik bagi kalian) bukannya mendengarkan hal-hal yang buruk (ia beriman kepada Allah, mempercayai) artinya selalu percaya (orang-orang mukmin) atas semua berita yang telah disampaikan mereka, akan tetapi ia tidak mempercayai orang-orang selain mereka. Huruf lam di sini adalah lam zaidah; dimaksud untuk memberikan pengertian yang membedakan antara iman karena sadar dan iman karena faktor lainnya (dan menjadi rahmat) bila dibaca rafa' maka diathafkan kepada lafal udzunun, dan bila dibaca jar maka diathafkan kepada lafal khairin (bagi orang-orang yang beriman di antara kalian." Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka siksa yang pedih).

Tafsir Quraish Shihab:
Di antara manusia terdapat orang-orang munafik yang dengan sengaja menyakiti Nabi dan menimpakan keburukan kepadanya. Mereka menuduh bahwa ia senang mendengar segala yang dikatakan kepadanya, baik berupa kebenaran maupun kebohongan. Mereka menuduh pula bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yang didengarnya. Katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, bahwa orang yang kalian perbincangkan dengan tuduhan semacam itu, tidak sebagaimana yang kalian duga. Dia adalah pendengar kebaikan yang tidak akan mendengar kecuali perkataan yang benar, tidak tertipu oleh kebatilan dan percaya kepada Allah dan wahyu-Nya. Rasulpun mempercayai orang-orang Mukmin karena keimanan mereka mencegah untuk berbuat dusta. Rasul adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kalian, dan Allah telah menyediakan siksa yang pedih dan abadi bagi orang-orang yang menyakiti Nabi.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

61. وَمِنْهُمُ الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِىَّ وَيَقُولُونَ هُوَ أُذُنٌ ۚ (Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya”)
Ini merupakan ciri-ciri lain dari orang-orang munafik.
Dikatakan seseorang sebagai (أذن) apabila ketika ia mendengar perkataan setiap orang, ia mempercayainya dan tidak dapat membedakan antara yang benar dan yang salah.
Mereka menyebut Rasulullah dengan hal ini karena mereka terlena oleh kesabaran Rasulullah dalam menghadapi mereka dan pemberian maaf beliau atas kejahatan-kejahatan mereka sebagai bentuk kelembutan dan mengabaikan mereka.

قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَّكُمْ(Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu)
Yakni, benar ia mendengarkan sesuatu yang baik namun tidak mendengarkan sesuatu yang buruk.

يُؤْمِنُ بِاللهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِينَ(ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin)
Yakni membenarkan Allah dan orang-orang beriman serta mendengarkan mereka.
Referensi : https://tafsirweb.com/3077-surat-at-taubah-ayat-61.html