Cari Blog Ini

Jumat, 06 Maret 2020

9 GOLONGAN CELAKA MENURUT QUR'AN


GOLONGAN PERTAMA
Menulis kitab sendiri namun mengklaim dari Allah SWT
(  Yahudi )

فَوَيۡلٌ لِّلَّذِينَ يَكۡتُبُونَ ٱلۡكِتَٰبَ بِأَيۡدِيهِمۡ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ لِيَشۡتَرُواْ بِهِۦ ثَمَنًا قَلِيلًاۖ فَوَيۡلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَوَيۡلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكۡسِبُونَ
"Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, "Ini dari Allah," (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat."(Al-Baqarah 79)

وَإِنَّ مِنۡهُمۡ لَفَرِيقًا يَلۡوُۥنَ أَلۡسِنَتَهُم بِٱلۡكِتَٰبِ لِتَحۡسَبُوهُ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَمَا هُوَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَمَا هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
“Sesungguhnya ada segolongan di antara mereka yang memutar-mutar lidahnya membaca al-Kitab, supaya kamu mengira yang dibacanya itu sebagian dari al-Kitab, padahal ia bukan dari al-Kitab dan mereka mengatakan, ‘Ini (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah’, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui.” (Ali ‘Imran: 78)
Penjelasan Mufradat Ayat*
مِنۡهُمۡ
“Di antara mereka,” yaitu kaum Yahudi yang ada di sekitar kota Madinah. Sebab, kata ganti “mereka” di sini kembali ke firman Allah subhanahu wa ta’ala sebelumnya yang menjelaskan tentang keadaan mereka. (Tafsir ath-Thabari, 3/323)
يَلۡوُۥنَ أَلۡسِنَتَهُم
“Memutar-mutar lidahnya,” maksudnya adalah mereka men-tahrif (mengubahnya), sebagaimana dinukil dari Mujahid, asy-Sya’bi, al-Hasan, Qatadah, dan Rabi’ bin Anas. Demikian pula yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Ibnu ‘Abbas bahwa mereka mengubah dan menghilangkannya, dan tidak ada seorang makhluk Allah subhanahu wa ta’ala pun mampu menghilangkan lafadz dari kitab-kitab Allah. Namun, mereka mengubah dan mentakwilnya bukan di atas penakwilan sebenarnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/377, lihat pula Tafsir ath-Thabari, 3/324)
Qatadah rahimahullah berkata, “Mereka adalah Yahudi, musuh Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka mengubah kitab Allah subhanahu wa ta’ala, membuat bid’ah di dalamnya, kemudian mengira bahwa itu dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.” (Tafsir ath-Thabari, 3/324)
Adapun dalam qiraah Abu Ja’far dan Syaibah dibaca dengan “yulawwuun”, yang menunjukkan makna lebih sering mengerjakan hal tersebut. (Tafsir al-Qurthubi, 4/121)
 GOLONGAN  KEDUA
 Musyrik
"Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan- (Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat."(Fussilat 6-7)

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.’” (QS. Az-Zumar [39]: 65)


وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am [6]: 88)

*Untuk lebih mendekatkan pemahaman kita tentang hal ini, Syaikh Muhammad At-Tamimy rahimahullah membuat suatu ilustrasi tentang kedudukan tauhid dan ikhlas dalam beribadah. Beliau rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah, sesungguhnya ibadah tidaklah disebut sebagai ibadah kecuali dengan tauhid (yaitu memurnikan ibadah kepada Allah semata, pen.). Sebagaimana shalat tidaklah disebut sebagai shalat kecuali dalam keadaan bersuci (thaharah). Apabila ibadah tersebut dimasuki syirik, maka ibadah itu batal. Sebagaimana hadats yang masuk dalam thaharah.” (Syarh Al-Qowa’idul Arba’, hal. 14).*https://muslim.or.id/24866-allah-taala-tidak-pernah-ridha-dengan-kemusyrikan.html,

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (QS. An-Nisa’ [4]: 36)


وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5


وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)” (Yusuf: 106).


وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al-jin [72]: 18)


 GOLONGAN KETIGA
3. Kafir
"Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka celakalah orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang agung!"(Maryam 37)
 GOLONGAN KEEMPAT
4. Pembohong
"Celakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa."(Al-Jatsiyah 7)
 GOLONGAN KELIMA
5. Pendusta Agama
"Maka celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan."(At-Thur 11)
"Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."(Al-Mursalat 15, 19,24,28,34,37,40,45,47,49)
Nb: Kata "Celaka bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)" disebut 10x dalam surat Al-Mursalat
 GOLONGAN KEENAM
6. Berhati Keras
"Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."(Az-Zumar 22)
 GOLONGAN KETUJUH
7. Pengumpat
"Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela."(Al-Humazah 1)
 GOLONGAN KEDELAPAN
8. Lalai Terhadap Waktu Salat
"Maka celakalah orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap (waktu) shalatnya"(Al-Maun 4)
 GOLONGAN KESEMBILAN
9. Mengurangi Timbangan
"Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!"(Al-Muthoffifin 1)

TAMBAHAN MATERI:
Pertama:
ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَعۡرِفُونَهُۥ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمۡۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنۡهُمۡ لَيَكۡتُمُونَ ٱلۡحَقَّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (al-Baqarah: 146)
Kedua:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ لَا يَحۡزُنكَ ٱلَّذِينَ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡكُفۡرِ مِنَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَلَمۡ تُؤۡمِن قُلُوبُهُمۡۛ وَمِنَ ٱلَّذِينَ هَادُواْۛ سَمَّٰعُونَ لِلۡكَذِبِ سَمَّٰعُونَ لِقَوۡمٍ ءَاخَرِينَ لَمۡ يَأۡتُوكَۖ يُحَرِّفُونَ ٱلۡكَلِمَ مِنۢ بَعۡدِ مَوَاضِعِهِۦۖ يَقُولُونَ إِنۡ أُوتِيتُمۡ هَٰذَا فَخُذُوهُ وَإِن لَّمۡ تُؤۡتَوۡهُ فَٱحۡذَرُواْۚ وَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ فِتۡنَتَهُۥ فَلَن تَمۡلِكَ لَهُۥ مِنَ ٱللَّهِ شَيً‍ًٔاۚ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمۡۚ لَهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا خِزۡيٌۖ وَلَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Hai Rasul, janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka mengubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan, “Jika diberikan ini (yang sudah diubah-ubah oleh mereka) kepada kamu, terimalah; jika kamu diberi yang bukan ini, hati-hatilah.” Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang besar. (al-Maidah: 41)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar