ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (102) لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ (103)
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anam-ayat-103-104.html?m=1
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ}
Yang demikian itu adalah Allah Tuhan kalian. (Al-An'am: 102)
Maksudnya, yang menciptakan segala sesuatu, tidak beranak, dan tidak pula beristri.
{لَا إِلَهَ إِلا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ}
tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia. (Al-An'am: 102)
Artinya, sembahlah Dia semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan akuilah ketauhidan-Nya (keesaaan-Nya), bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, Dia tidak beranak, tidak diperanakkan, tidak beristri, dan tidak ada yang menyamai dan menandingi-Nya.
{وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ}
dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (Al-An'am: 102)
Yakni Dialah Yang memelihara. Yang Mengawasi dan Yang mengatur semua yang selain-Nya, Dia memberi mereka rezeki dan memelihara mereka sepanjang malam dan siang hari.
Tafsir Jalalayn:
Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia) esakanlah Dia (dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu) yang memelihara semuanya.
Tafsir Quraish Shihab:
Yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan itulah sebenarnya Tuhanmu! Tidak ada tuhan selain Dia. Dia menciptakan segala sesuatu yang telah ada dan yang akan ada. Hanya Dialah yang mengendalikan segala urusan dan segala sesuatu, maka hanya kepada-Nya sajalah segalanya akan kembali.
****
Firman Allah Swt.:
{لَا تُدْرِكُهُ الأبْصَارُ}
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. (Al-An'am: 103)
Sehubungan dengan makna ayat ini, ada beberapa pendapat di kalangan para imam dari kalangan ulama Salaf.
Menurut pendapat pertama, Allah tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata di dunia, sekalipun nanti di akhirat dapat dilihat. Demikianlah menurut apa yang disebutkan oleh banyak hadis mutawatir dari Rasulullah Saw. melalui berbagai jalur periwayatan yang telah ditetapkan di dalam kitab-kitab Sahih, kitab-kitab Musnad, dan kitab-kitab Sunnah.
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ. إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ}
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri, kepada Tuhannyalah mereka melihat. (Al-Qiyamah: 22-23)
Allah Swt. telah berfirman pula, menceritakan perihal orang-orang kafir:
{كَلا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ}
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (melihat) Tuhan mereka. (Al-Muthaffifin: 15)
Imam Syafii mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa orang-orang mukmin tidak terhalang untuk melihat Tuhan mereka Yang Mahasuci lagi Mahatinggi. Adapun mengenai dalil dari sunnah, maka banyak hadis mutawatir diriwayatkan dari Abu Sa'id, Abu Hurairah, Anas, Juraij, Suhaib, Bilal, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan sahabat, dari Nabi Saw.; semuanya menyebutkan bahwa orang-orang mukmin kelak di akhirat dapat melihat Allah di 'Arasat (halaman-halaman surga) dan di taman-taman surga. Semoga Allah menjadikan kita dari golongan mereka berkat karunia dan kemuliaanNya, amin.
وَلا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا}
sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi-Nya. (Thaha: 110)
فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ}
Tatkala Tuhannya tampak bagi gunung itu, kejadian itu membuat gunung itu hancur lebur dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau, dan aku orang yang pertama-tama beriman.” (Al-A'raf: 143)
Yang di-nafi-kan (ditiadakan) oleh asar ini adalah idrak secara khusus, tetapi bukan berarti me-nafi-kan dapat melihat-Nya kelak di hari kiamat; kelak di hari kiamat Allah menampakkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin menurut apa yang dikehendaki-Nya. Adapun mengenai keagungan dan kebesaran-Nya, sesuai dengan Zat-Nya Yang Mahatinggi lagi Mahasuci serta Mahabersih, tidak dapat dicapai oleh pandangan mata. Karena itulah Ummul Mu’minin Siti Aisyah r.a.
وَهُوَ يُدْرِكُ الأبْصَارَ}
sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. (Al-An'am: 103)
Artinya, Dia meliputi semuanya dan mengetahui seluk-beluknya, karena sesungguhnya semuanya itu adalah makhluk-Nya, seperti yang disebutkan di dalam ayat lain:
{أَلا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ}
Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kalian lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui? (Al-Mulk: 14)
Adakalanya pengertian absar diungkapkan menunjukkan makna orang-orang yang melihat, seperti yang dikatakan oleh As-Saddi dalam takwil firman-Nya: Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. (Al-An'am: 103) Yakni tiada sesuatu pun yang dapat melihat-Nya, sedangkan Dia melihat semua makhluk.
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ}
(Luqman berkata), "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (Luqman: 16)
Tafsir Jalalayn:
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata) artinya engkau tidak akan dapat melihat-Nya sebab hal ini hanya khusus untuk kaum mukminin kelak di akhirat sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yaitu, "Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat." Dijelaskan pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu, "Sesungguhnya kamu itu akan melihat Tuhanmu kelak di akhirat sebagaimana kamu melihat bulan pada malam purnama." Ada penafsiran lain yang mengatakan, bahwa yang dimaksud ialah bahwa pandangan mata itu tidak akan dapat meliputi-Nya (sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan) yakni Dia dapat melihatnya sedangkan apa-apa yang terlihat itu tidak dapat melihat-Nya; dan tiada selain-Nya mempunyai sifat ini (dan Dialah Yang Maha Lembut) terhadap kekasih-kekasih-Nya (lagi Maha Waspada) terhadap mereka.
Tafsir Quraish Shihab:
Dia tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi Dia mengetahui partikel-partikel kecil mata, dan selain mata. Dia Mahalembut, maka tak ada sesuatu pun yang luput dari pandangan-Nya. Dia Mahatahu, maka tak ada sesuatu yang tidak diketahui-Nya.