Berikut adalah tafsir lengkap Surah Al-An‘ām ayat 144, mencakup:
✅ 1. Teks Ayat dan Terjemahan
🔤 Teks Arab:
وَمِنَ ٱلْإِبِلِ ٱثْنَيْنِ وَمِنَ ٱلْبَقَرِ ٱثْنَيْنِ ۗ قُلْ ءَءَٟلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ ٱلْأُنثَيَيْنِ أَمَّا ٱشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ ٱلْأُنثَيَيْنِ ۚ أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ وَصَّىٰكُمُ ٱللَّهُ بِهَٰذَا ۚ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًۭا لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ
📖 Terjemahan (Kemenag RI):
Dan dari unta dua (jantan dan betina), dan dari sapi dua (jantan dan betina). Katakanlah (Muhammad), "Apakah yang haram itu yang jantan atau betina, atau yang dikandung oleh betina? Apakah kamu menyaksikan waktu Allah menetapkan (pengharaman) ini untuk kamu?" Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
📜 2. Asbābun Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)
Menurut Imam al-Wahidi dalam Asbāb an-Nuzūl dan diperkuat dalam Tafsir Ibnu Katsir, ayat ini diturunkan untuk membantah keyakinan kaum musyrik Quraisy, khususnya Bani Amir dan Bani Lihyan, yang mengharamkan hewan ternak tertentu berdasarkan adat dan takhayul, tanpa dalil dari Allah.
📌 Contohnya:
-
Mereka mengharamkan hewan jantan atau hewan betina tertentu untuk dimakan,
-
Atau mengharamkan anak yang dikandung betina jika lahir dari jenis tertentu,
-
Semua itu diklaim sebagai bagian dari ajaran Allah, padahal hanya rekayasa mereka sendiri.
📖 Maka Allah menurunkan ayat ini untuk:
-
Menegaskan tidak ada yang halal dan haram dalam hewan ternak kecuali yang Allah tetapkan.
-
Mengecam orang-orang yang membuat-buat hukum agama tanpa wahyu.
📚 3. Tafsir dari 4 Sumber Utama
✅ A. Tafsir Ibnu Katsir
-
Allah menyebut 4 jenis hewan ternak: unta, sapi, kambing, dan domba (di ayat-ayat sebelumnya dan ini).
-
Kaum musyrik mengklaim: “Ada jenis yang haram dimakan,” padahal tidak ada dasar syariat.
-
Pertanyaan retoris dalam ayat: “Apakah yang haram itu jantan atau betina, atau janin dalam perut?” → Untuk membongkar kontradiksi dan kebodohan mereka.
-
Penutup ayat adalah kecaman keras: tidak ada yang lebih zalim dari yang berdusta atas nama Allah untuk menyesatkan orang.
🔁 Ibnu Katsir juga mengaitkan ayat ini dengan QS An-Nahl:116:
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta, 'Ini halal dan ini haram', untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah."
✅ B. Tafsir Kemenag RI
-
Ayat ini adalah lanjutan bantahan terhadap kepercayaan sesat Arab Jahiliyah.
-
Mereka mengharamkan sebagian hewan ternak untuk lelaki atau perempuan tertentu, atas nama "agama" yang dibuat-buat.
-
Allah membantah dengan menyebut satu per satu: jantan atau betina, kandungan hewan betina, lalu menegur: “Apakah kamu menyaksikan ketika Allah menetapkan itu?”
-
Akhir ayat adalah ancaman: Orang yang mengada-adakan ajaran agama tanpa ilmu adalah orang paling zalim, dan tidak akan diberi petunjuk oleh Allah.
✅ C. Tafsir Quraish Shihab (Tafsir Al-Mishbah)
-
Quraish Shihab menyebut bahwa ayat ini adalah kritik terhadap "agama rekaan" kaum Quraisy, yang memanipulasi halal-haram demi status sosial dan mempermainkan hukum agama.
-
Allah menyampaikan dengan gaya interogatif-retoris (bertanya untuk mengkritik): apakah kamu tahu betul mana yang Allah haramkan?
-
Kesimpulan beliau:
-
Halal dan haram hanya milik Allah.
-
Mengatasnamakan Allah untuk kepentingan sosial adalah bentuk penyesatan berbahaya.
-
Ayat ini sangat relevan untuk semua bentuk penyalahgunaan agama dan dalil untuk kepentingan dunia.
-
✅ D. Tafsir Al-Qurtubi
-
Al-Qurtubi membahas panjang lebar praktik Jahiliyah:
-
Mereka punya aturan sesat seperti bahirah, sa’ibah, wasilah, ham, yang semuanya tidak pernah disyariatkan Allah.
-
-
Ayat ini mengandung pengingkaran keras terhadap bid’ah dalam agama.
-
Ia juga menyoroti frase:
"Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah..."
-
Ini adalah hukuman tegas terhadap semua ahli bid’ah dan penyesat agama.
-
-
Al-Qurtubi juga menjelaskan makna "li yuḍilla al-nāsa":
-
Artinya bukan hanya tersesat, tapi juga menyeret orang lain ke dalam kesesatan, dengan kekuasaan, status, atau propaganda.
-
🧠 Kesimpulan Utama
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Asbabun Nuzul | Menyanggah kaum musyrik Quraisy yang membuat hukum halal-haram terhadap hewan ternak tanpa dasar dari Allah |
Isi Pokok Ayat | Allah membantah aturan rekaan kaum musyrik dan menyatakan bahwa hanya Allah yang berhak menetapkan hukum agama |
Peringatan | Mengada-adakan hukum agama tanpa ilmu adalah bentuk kezaliman besar dan menyesatkan |
Makna “Daripada jantan, betina, atau yang dikandung” | Menunjukkan irasionalitas dan kontradiksi aturan Jahiliyah |
Pelajaran | Agama harus berdasarkan wahyu, bukan tradisi, logika duniawi, atau klaim sosial |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar