Cari Blog Ini

Jumat, 11 Juli 2025

AL AN'AM 148

 Berikut adalah penjelasan lengkap (komplit) Surah Al-An’am ayat 148 berdasarkan 5 ahli tafsir utama: Ibnu Katsir, Kementerian Agama RI (Kemenag), Quraish Shihab, Al-Qurthubi, dan Ath-Thabari, disertai makna, sebab turun, dan kesimpulan tafsirnya.


๐Ÿ“– Surah Al-An'am Ayat 148 (QS. 6:148)

Teks Arab:

ุณَูŠَู‚ُูˆู„ُ ูฑู„َّุฐِูŠู†َ ุฃَุดْุฑَูƒُูˆุง۟ ู„َูˆْ ุดَุงุٓกَ ูฑู„ู„َّู‡ُ ู…َุงٓ ุฃَุดْุฑَูƒْู†َุง ูˆَู„َุงٓ ุกَุงุจَุงุٓคُู†َุง ูˆَู„َุง ุญَุฑَّู…ْู†َุง ู…ِู† ุดَู‰ْุกٍ ۚ ูƒَุฐَٰู„ِูƒَ ูƒَุฐَّุจَ ูฑู„َّุฐِูŠู†َ ู…ِู† ู‚َุจْู„ِู‡ِู…ْ ุญَุชَّู‰ٰ ุฐَุงู‚ُูˆุง۟ ุจَุฃْุณَู†َุง ۗ ู‚ُู„ْ ู‡َู„ْ ุนِู†ุฏَูƒُู… ู…ِّู†ْ ุนِู„ْู…ٍ ูَุชُุฎْุฑِุฌُูˆู‡ُ ู„َู†َุงٓ ۖ ุฅِู† ุชَุชَّุจِุนُูˆู†َ ุฅِู„َّุง ูฑู„ุธَّู†َّ ูˆَุฅِู†ْ ุฃَู†ุชُู…ْ ุฅِู„َّุง ุชَุฎْุฑُุตُูˆู†َ

Terjemahan Kemenag RI:

Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak mempersekutukan-Nya, dan tidak (pula) nenek moyang kami, dan tidak (pula) kami mengharamkan sesuatu apa pun.” Demikian (pula) orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (rasul), hingga mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah, “Adakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada Kami? Kamu hanya mengikuti persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira-ngira.”


๐Ÿ•Œ 1. Tafsir Ibnu Katsir

  • Ayat ini mengutip alasan batil kaum musyrik: mereka mengatakan, “Kalau Allah menghendaki, kami tidak akan menyekutukan-Nya.”

  • Mereka menyandarkan perbuatan syirik dan bid’ah kepada kehendak Allah untuk membenarkan kesesatan mereka.

  • Ibnu Katsir menyebut ini sebagai argumen fatalistik (jabr), sama seperti umat terdahulu yang menggunakan takdir untuk membenarkan dosa.

  • Allah menolak argumen mereka dan mengatakan: jika ucapan mereka benar, maka tunjukkan ilmunya, bukti nyatanya.

  • Allah membantah mereka: "Kamu hanya mengikuti zan (dugaan/tebakan), bukan ilmu."


๐Ÿ“˜ 2. Tafsir Kementerian Agama RI (Kemenag)

  • Tafsir Kemenag menegaskan bahwa ayat ini merupakan jawaban terhadap alasan klasik musyrikin Quraisy, yakni menyandarkan kekafiran dan perbuatan haram mereka kepada takdir Allah.

  • Allah menolak klaim ini dan menyamakan mereka dengan kaum terdahulu yang juga menyalahgunakan takdir.

  • Pertanyaan “Apakah kalian punya ilmu?” adalah tantangan Allah: buktikan keyakinan kalian kalau memang benar.

  • Mereka hanya berprasangka dan mengada-ada, tanpa dasar wahyu atau ilmu.


๐Ÿ“š 3. Tafsir Quraish Shihab (Tafsir Al-Misbah)

  • Quraish Shihab menjelaskan bahwa kaum musyrik berusaha mengelak dari tanggung jawab moral dengan beralasan bahwa semuanya kehendak Allah.

  • Mereka mengatakan, “Kalau memang Allah tidak mau, kami tidak akan berbuat syirik atau mengharamkan ini dan itu.”

  • Ini adalah bentuk kesesatan logika, sebab:

    • Mereka tetap punya kehendak bebas (ikhtiar),

    • Allah memberi wahyu dan rasul sebagai petunjuk.

  • Kata “ู‡ู„ ุนู†ุฏูƒู… ู…ู† ุนู„ู…” menunjukkan bahwa keyakinan mereka tanpa dasar, hanya zhan dan khurafat.

  • Penutup ayat: mereka hanya menduga-duga, tidak mengikuti ilmu.


๐Ÿ“— 4. Tafsir Al-Qurthubi

  • Al-Qurthubi menekankan bahwa ini adalah alasan orang-orang musyrik untuk menghindari beban hukum syariat.

  • Mereka mengatakan bahwa syirik dan pengharaman makanan adalah takdir Allah, seolah-olah mereka tidak bersalah.

  • Tafsir ini menegaskan bahwa:

    • Manusia tetap diberi kehendak, dan perintah/larangan telah dijelaskan dalam wahyu.

    • Allah tidak akan mengazab suatu kaum tanpa peringatan.

  • “ุฅِู† ุชَุชَّุจِุนُูˆู†َ ุฅِู„َّุง ูฑู„ุธَّู†َّ” → mereka hanya mengikuti tradisi turun-temurun, bukan wahyu.


๐Ÿ“• 5. Tafsir Ath-Thabari

  • Ath-Thabari menjelaskan bahwa kaum musyrik menggunakan kehendak Allah sebagai alasan untuk membenarkan perbuatan dosa.

  • Padahal, Allah membiarkan mereka berbuat, tetapi tidak meridhainya.

  • Tafsir ini juga mengutip perkataan umat-umat terdahulu yang menggunakan takdir untuk menolak dakwah para nabi.

  • Pertanyaan Allah “ู‡ู„ ุนู†ุฏูƒู… ู…ู† ุนู„ู…؟” → sebuah sindiran tajam: “Kamu cuma bicara tanpa dasar.”

  • Mereka berbuat syirik dan membuat aturan makanan tanpa dalil, lalu menyalahkan Allah.


๐Ÿ“Œ Ringkasan Tafsir QS. Al-An’am 148

Unsur TafsirPenjelasan
Alasan MusyrikMenyandarkan syirik & larangan palsu pada kehendak Allah
Kesalahan UtamaMenggunakan takdir untuk membenarkan dosa dan kesyirikan
Respons AllahTantangan: “Mana ilmu kalian? Tunjukkan!”
Kesamaan dengan umat terdahuluSemua umat yang sesat juga menyalahkan takdir
Penegasan AllahMereka hanya mengikuti prasangka dan khayalan, bukan ilmu

๐Ÿง  Kesimpulan Ayat 148:

Allah membantah dengan tegas logika fatalistik kaum musyrik. Mereka mengatakan syirik itu kehendak Allah, padahal Allah telah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab. Ayat ini menegaskan bahwa tak ada syirik dan kesesatan yang bisa dibenarkan dengan “takdir.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar