Berikut adalah penjelasan lengkap Surah Al-An'am ayat 147 berdasarkan 5 ahli tafsir besar: Ibnu Katsir, Kementerian Agama (Kemenag), Quraish Shihab, Al-Qurthubi, dan Ath-Thabari, disusun secara sistematis dan rinci.
📖 Surah Al-An'am Ayat 147 (QS. 6:147)
Teks Arab:
فَإِن كَذَّبُوكَ فَقُلْ رَّبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍۢ وَٰسِعَةٍۢ ۖ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهُۥ عَنِ ٱلْقَوْمِ ٱلْمُجْرِمِينَ
Terjemahan Kemenag RI:
Maka jika mereka mendustakan engkau (Muhammad), katakanlah, "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; tetapi siksaan-Nya tidak dapat ditolak dari orang-orang yang berdosa.”
🕌 1. Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Katsir menyatakan:
-
Ayat ini menenangkan hati Nabi Muhammad ﷺ karena pendustaan kaumnya terhadap wahyu dan larangan-larangan Allah.
-
Allah memerintahkan Nabi ﷺ untuk tetap menyampaikan bahwa:
-
Allah itu Maha Luas Rahmat-Nya, karena Dia masih memberi waktu kepada mereka, memberi rezeki, dan belum langsung mengazab.
-
Namun, azab Allah pasti menimpa orang-orang yang tetap dalam dosa dan pembangkangan.
-
-
Artinya, rahmat dan azab Allah berjalan seiring, dan orang yang terus mendustakan kebenaran pasti akan menerima akibatnya.
📘 2. Tafsir Kementerian Agama RI (Kemenag)
Menurut Kemenag, ayat ini berfungsi sebagai:
-
Peringatan bagi mereka yang mendustakan hukum Allah yang dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya.
-
Peneguhan bahwa walaupun Allah Maha Pengasih, siksa-Nya tidak bisa ditolak bagi mereka yang:
-
Menentang kebenaran,
-
Membangkang hukum syariat,
-
Terus menerus dalam kejahatan dan dosa besar.
-
Tegasnya, rahmat-Nya luas untuk yang bertobat, tapi azab-Nya keras bagi yang tetap membangkang.
📚 3. Tafsir Quraish Shihab (Tafsir Al-Misbah)
Quraish Shihab menafsirkan ayat ini sebagai penghibur bagi Nabi Muhammad ﷺ dan peringatan keras bagi kaum kafir:
-
Jika mereka mendustakan apa yang telah disebutkan (halal-haram, hukum syariat), katakan saja bahwa rahmat Allah luas.
-
Tapi jangan disangka bahwa rahmat itu akan melindungi orang-orang yang terus bermaksiat, sebab:
-
Azab Allah tidak bisa ditolak jika sudah datang,
-
Dan hanya orang-orang zhalim (mujrimīn) yang terkena siksaan itu.
-
-
Ayat ini menunjukkan dua sisi dari sifat Allah: Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Al-‘Adl (Maha Adil).
📗 4. Tafsir Al-Qurthubi
Al-Qurthubi menyebutkan bahwa:
-
Allah menggabungkan antara ancaman dan harapan dalam ayat ini.
-
Kata "ذُو رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ" menunjukkan bahwa Allah sangat luas rahmat-Nya, termasuk memberi rezeki dan kesempatan untuk bertobat.
-
Namun, jika mereka tetap menolak dan mendustakan, azab Allah pasti datang.
-
"لَا يُرَدُّ بَأْسُهُ" artinya jika azab-Nya sudah turun, tak satu pun dapat menolaknya, apalagi kaum yang berdosa besar dan sombong.
📕 5. Tafsir Ath-Thabari
Ath-Thabari menjelaskan bahwa:
-
Ayat ini adalah penutup dari penjelasan sebelumnya, yakni tentang makanan halal-haram dan pendustaan orang musyrik.
-
Jika mereka menolak kebenaran itu, maka:
-
Sampaikan bahwa Allah memiliki rahmat yang luas, tapi bukan berarti semua dosa akan dibiarkan.
-
Azab-Nya tidak bisa dihindari oleh siapa pun yang berdosa dan menolak ajaran Allah.
-
-
Ath-Thabari menegaskan bahwa Allah memberi waktu (istidraj), tetapi tidak berarti pembenaran.
🔍 Ringkasan Perbandingan Tafsir QS. Al-An’am 147
Unsur Tafsir | Penjelasan |
---|---|
Situasi Ayat | Respons atas pendustaan kaum terhadap Nabi Muhammad ﷺ |
Makna "Rahmat Allah luas" | Allah masih memberi waktu, ampunan, rezeki, dan peluang bertobat |
Makna "Tidak ditolak azab-Nya" | Bila azab turun, tak bisa dihindari oleh orang kafir dan pendosa |
Dua Sisi Allah | Ar-Rahman (Maha Kasih) dan Al-‘Adl (Maha Adil) |
Fungsi Ayat | Menenangkan Nabi ﷺ, mengancam pendosa, dan menunjukkan keadilan ilahi |
🧩 Kesimpulan:
-
Ayat ini menjadi peneguhan untuk Nabi ﷺ dan peringatan keras untuk orang-orang yang tetap dalam kedustaan dan dosa besar.
-
Rahmat Allah itu sangat luas, tapi tidak akan melindungi orang yang terus menerus membangkang.
-
Kelima mufassir menegaskan pentingnya keseimbangan antara harapan (rahmat) dan takut (azab).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar