أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلًا وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (114) وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (115)
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/114-115-maka-patutkah-aku-mencari-hakim.html?m=1
Maka patutkah aku mencari hakim selain dari Allah. (Al-An'am: 114)
Yakni hakim antara aku dan kalian.
padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepada kalian dengan terperinci? (Al-An'am: 114)
Maksudnya, dengan dijelaskan.
Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka. (Al-An'am: 114)
Yaitu dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Mereka mengetahui bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. (Al-An'am: 114)
Mereka mengetahui hal ini melalui berita-berita gembira akan kedatanganmu yang ada pada mereka dari nabi-nabi terdahulu.
Maka janganlah kalian sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. (Al-An'am: 114)
Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu. Sebab itu, janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Yunus: 94)
Ungkapan ini mengandung syarat, sedangkan syarat itu tidak memberikan kepastian mengenai kejadiannya.
Tafsir Jalalayn:
Ayat ini diturunkan tatkala mereka meminta kepada Nabi saw. agar menjadikan seorang hakim yang melerai antara dia dan mereka; katakanlah: (Maka patutkah aku meminta kepada selain Allah) aku mencari (sebagai hakim) yang melerai antara aku dan kamu (padahal Dialah yang telah menurunkan Alkitab kepadamu) yakni Alquran (dengan terinci) di dalamnya terkandung penjelasan yang memisahkan antara perkara yang hak dengan perkara yang batil. (Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka) yaitu kitab Taurat seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (mereka mengetahui bahwa Alquran itu diturunkan) dengan dibaca takhfif dan dibaca tasydid (dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang ragu-ragu) sehingga menjadi orang-orang yang bimbang terhadap Alquran. Yang dimaksud dengan pernyataan ini adalah sebagai bukti kepada orang-orang kafir bahwa sesungguhnya Alquran itu adalah benar.
Tafsir Quraish Shihab:
Katakanlah kepada mereka, wahai Nabi, "Ini adalah ketentuan Allah yang benar, yang dijelaskan oleh bukti-bukti yang nyata. Maka tidak pantas aku meminta penengah selain Dia, untuk menengahi antara aku dan kalian. Padahal, Dia telah memberikan hukum dengan menurunkan al-Qur'ân sebagai hujjah bagiku atas kalian. Kalian tidak mampu mendatangkan suatu surat yang sama seperti al-Qur'ân, yang menerangkan kebenaran dan keadilan. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab suci mengetahui bahwa al-Qur'ân itu diturunkan dari sisi Allah dan mengandung kebenaran, seperti dikabarkan dalam kitab mereka. Walaupun mereka berusaha menyembunyikan hal itu, janganlah engkau, wahai Nabi, dan juga pengikut-pengikutmu, menjadi orang-orang yang meragukan kebenaran setelah dijelaskan.
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu sebagai kalimat yang benar dan adil. (Al-An'am: 115)
Qatadah mengatakan, maksudnya benar dalam ucapan-Nya dan adil dalam semua keputusan-Nya, selalu benar dalam pemberitaan, dan adil dalam tuntutan. Setiap yang diberitakan oleh-Nya adalah benar, tiada keraguan dan kebimbangan padanya. Semua yang diperintahkan oleh-Nya adalah hal yang adil, tiada keadilan selain keadilan-Nya. Dan setiap apa yang dilarang-Nya adalah batil, karena sesungguhnya tidak sekali-kali Dia melarang, melainkan karena adanya mafsadat (kerusakan) pada yang dilarang-Nya itu, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar. (Al-A'raf: 157), hingga akhir ayat.
Mengenai firman Allah Swt.:
Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya. (Al-An'am: 115)
Artinya, tidak ada seorang pun yang meralat hukum-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.
dan Dialah Yang Maha Mendengar. (Al-An'am: 115)
semua perkataan hamba-hamba-Nya.
lagi Maha Mengetahui. (Al-An'am: 115)
semua gerakan dan diamnya mereka. Dialah yang akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar