Cari Blog Ini

Jumat, 30 September 2022

Al-Araf 111-112 ibnu Katsir

قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَأَرْسِلْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (111) يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (112) }

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-111-112.html?m=1

Pemuka-pemuka itu menjawab, "Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai.”
Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya. ”Arjih" bahwa artinya ialah 'beri tangguhlah dia. Sedangkan menurut Qatadah artinya adalah 'tahanlah dia'.

{وَأَرْسِلْ فِي الْمَدَائِنِ }

dan kirimlah ke kota-kota beberapa orang. (Al-A'raf: 111)
Artinya, utuslah beberapa orang ke seluruh penjuru kota yang berada di bawah kekuasaanmu.

حَاشِرِينَ

yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir). (Al-A'raf: 111)
Yakni beberapa orang yang akan mengumpulkan para ahli sihir untukmu dari semua penjuru kota negerimu.
Di masa itu kebanyakan orang pandai memainkan sihir, dan sihir merupakan hal yang populer serta diyakini. Karena itulah ada sebagian dari mereka yang menduga bahwa apa yang dikeluarkan oleh Musa a.s. termasuk ke dalam permainan sihir mereka. Maka mereka mengumpulkan semua ahli sihir menghadap Raja Fir'aun guna melawan Musa, yaitu untuk melawan mukjizat Musa yang pernah mereka lihat sebelumnya dengan sihir mereka yang menurut dugaan mereka sama dengan permainan sihirnya. 


Tafsir Jalalayn:

Pemuka-pemuka itu menjawab, "Beri tangguhlah dia dan saudaranya) tangguhkanlah perkara keduanya (serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan ahli-ahli sihir) yang menghimpun para ahli sihir.

Tafsir Quraish Shihab:

Para pembesar itu pun menjawab, "Berilah tempo kepadanya dan saudaranya yang menjadi tangan kanannya. Kerahkanlah beberapa bala tentara ke kota-kota yang berada di bawah kekuasaanmu untuk mengumpulkan ahli-ahli sihir.

https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-111#tafsir-quraish-shihab

Hal ini diungkapkan oleh Allah Swt dalam firman-Nya, mengutip apa yang dikatakan oleh Fir'aun, yaitu:

{قَالَ أَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ أَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يَا مُوسَى. فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِثْلِهِ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَا نُخْلِفُهُ نَحْنُ وَلا أَنْتَ مَكَانًا سُوًى. قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَنْ يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى. فَتَوَلَّى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهُ ثُمَّ أَتَى}

Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu. Maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu, di suatu tempat yang pertengahan (letaknya)." Berkata Musa, "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kalian itu ialah di hari raya, dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalah naik " Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. (Thaha: 57-60)

Tafsir Jalalayn:

Supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir) menurut suatu qiraat dibaca sahhaar (yang pandai.") maksudnya yang dapat melebihi kepandaian ilmu sihir Musa, akhirnya mereka dapat menghimpunnya.

Tafsir Quraish Shihab:

Dengan berkumpulnya para ahli sihir itu di hadapanmu, mereka akan membeberkan hakikat yang sebenarnya dibawa Mûsâ. Dengan demikian, tak seorang pun yang dapat diperdaya."

https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-112#tafsir-quraish-shihab

Kamis, 29 September 2022

Al-Araf 109110 ibnu Katsir

 قَالَ الْمَلأ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ (109) يُرِيدُ أَنْ يُخْرِجَكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ (110) }

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-109-110.html?m=1

Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata, "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai, yang bermaksud hendak mengeluarkan kalian dari negeri kalian.”(Fir'aun berkata), "Maka apakah yang kalian anjurkan?”
Para pembesar atau para pemuka dari kalangan kaum Fir'aun mengucap­kan kalimat yang senada dengan perkataan Fir'aun sesudah ia terbebas dari rasa takutnya dan kembali duduk di atas singgasananya. Lalu ia mengatakan kepada pemuka-pemuka kaumnya yang ada di sekitarnya, seperti yang disitir oleh firman Allah Swt.:
{إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ}
Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai. (Al-A'raf: 109)
Maka mereka pun mengucapkan hal yang sama seperti apa yang dikatakan oleh raja mereka, kemudian mereka bermusyawarah untuk menentukan sikap mereka terhadap Musa, yang tujuannya ialah cara tipu muslihat apakah yang akan mereka pakai guna memadamkan cahaya Musa dan kalimahnya, sehingga kedustaan dan buat-buatan mereka beroleh kemenangan. Mereka merasa khawatir bila orang-orang tertarik dengan apa yang dikemukakan oleh Musa melalui mukjizatnya yang sesuai dengan keyakinan mereka. Maka hal itu menjadi penyebab bagi kemenangan Musa atas Fir'aun dan golongannya, sehingga Musa kelak akan mengusir Fir'aun dan golongannya dari tanah airnya. Dan memang apa yang mereka khawatirkan benar-benar terjadi, 
Tafsir Jalalayn:
Pemuka-pemuka kaum Firaun berkata, "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai) yang ulung di dalam ilmu sihir, dan di dalam surah Asy-Syu`ara disebutkan bahwa perkataan ini adalah perkataan Firaun sendiri. Seolah-olah para pemuka kaum Firaun itu mengatakan perkataan tersebut bersama Firaun sendiri, setelah mereka dan dia bermusyawarah tentang hal itu.

Tafsir Quraish Shihab:

Maka ketika Mûsâ telah memperlihatkan bukti-bukti dari Allah itu, tercenganglah para kroni dan pembesar Fir'aun. Mereka pun, dengan menjilat dan bersikap munafik, berkata kepada Fir'aun, "Ini sebenarnya hanya kemahiran sihir saja, bukan bukti dari Allah.
seperti yang di­ungkapkan oleh firman-Nya:
{وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُمْ مَا كَانُوا يَحْذَرُونَ}
dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu. (Al-Qashash: 6)
Tatkala mereka telah bermusyawarah sehubungan dengan masalah Musa dan mereka sepakat untuk melancarkan tipu muslihatnya terhadap Musa, hal ini dikisahkan oleh Allah Swt. melalui firman selanjutnya.
Tafsir Jalalayn:
Yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu." Firaun berkata, "Maka apakah yang kamu anjurkan?")
Tafsir Quraish Shihab:
Dengan sihirnya itu, ia sebenarnya ingin merampas kekuasaanmu dan mengusirmu dari negeri ini. Dengan sihir itu pula ia dapat meluluhkan hati warga negeri ini agar mengikutinya. Fir'aun berkata, "Cobalah pikirkan apa saran kalian untuk keluar dari kesulitan yang dilakukannya ini!"

Rabu, 28 September 2022

Al-Araf 107-108 ibnu Katsir

 فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ (107) وَنزعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ (108) }

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-107-108.html?m=1

وَنزعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ}

Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya (Al-A'raf: 108)
Yakni Musa mengeluarkan tangannya dari leher bajunya sesudah ia memasukkannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya, bukan karena penyakit kulit atau penyakit lainnya. Hal ini diungkapkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:

{وَأَدْخِلْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ}

Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan keluar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (An-Naml: 12), hingga akhir ayat.
Di dalam hadis yang menerangkan perihal fitnah-fitnah, Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna min gairi sauin ialah bukan karena penyakit. Kemudian Musa memasukkannya kembali ke leher bajunya, maka tangannya kembali kepada keadaan semula. Hal yang sama dikatakan pula oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Tafsir Jalalayn:

Dan ia mengeluarkan tangannya) mengeluarkannya dari dalam sakunya (maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya menyilaukan (bagi orang-orang yang melihatnya) berbeda warnanya dengan keadaan kulit tangan yang sebenarnya.

Tafsir Quraish Shihab:

Dan ia pun mengeluarkan tangan dari kantongnya. Saat itu tangannya menjadi putih gemerlapan, membuat silau orang-orang yang melihatnya.

https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-108#tafsir-quraish-shihab

Selasa, 27 September 2022

Al-Anam 104-106 ibnu Katsir

 وَقَالَ مُوسَى يَا فِرْعَوْنُ إِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (104) حَقِيقٌ عَلَى أَنْ لَا أَقُولَ عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ قَدْ جِئْتُكُمْ بِبَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَرْسِلْ مَعِيَ بَنِي إِسْرَائِيلَ (105) قَالَ إِنْ كُنْتَ جِئْتَ بِآيَةٍ فَأْتِ بِهَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (106) 

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-104-106.html?m=1

وَقَالَ مُوسَى يَا فِرْعَوْنُ إِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ}

Dan Musa berkata, "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam.” (Al-A'raf: 104)
Maksudnya, Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu telah mengutusku menjadi seorang rasul, Dia adalah Pemilik dan Penguasa segala sesuatu.

Tafsir Jalalayn:

Dan Musa berkata, "Hai Firaun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan Tuhan semesta alam") kepadamu, akan tetapi Firaun mendustakannya dan Musa berkata,. 

Tafsir Quraish Shihab :

Mûsâ berkata, "Wahai Fir'aun, sesungguhnya aku diutus oleh Allah, Tuhan semesta alam yang berkuasa mutlak atasmu, untuk menyampaikan seruan dan syariat-Nya.

https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-104#tafsir-quraish-shihab

{حَقِيقٌ عَلَى أَنْ لَا أَقُولَ عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ}

wajib bagiku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak (Al-A'raf: 105)
Menurut sebagian ulama tafsir, makna ayat ini ialah 'suatu keharusan bagiku untuk tidak mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar'. Dengan kata lain, hal itu merupakan suatu keharusan dan suatu hal yang pantas dikatakan terhadap-'Nya. Mereka mengatakan bahwa huruf ba dan 'ala mempunyai makna-makna yang satu sama lainnya dapat dipertukarkan bila dikatakan ramaitu bil qausi dan ramaitu  'alal qausi,
maknanya sama, yaitu 'saya melepaskan anak panah dari busurnya’. Dikatakan pula ja-a 'ala halin hasanah atau bihalin hasanah, artinya sama, yaitu 'saya datang dengan keadaan yang baik'.

{قَدْ جِئْتُكُمْ بِبَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ}

Sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhan kalian (Al-A'raf: 105)
Maksudnya, hujjah yang pasti dari Allah yang telah diberikan-Nya kepadaku sebagai bukti akan kebenaran perkara hak yang kusampaikan kepada kalian.

{فَأَرْسِلْ مَعِيَ بَنِي إِسْرَائِيلَ}

maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku. (Al-A'raf: 105)
Maksudnya, lepaskanlah mereka dari tahanan dan penindasanmu, dan biarkanlah mereka menyembah Tuhanmu dan Tuhan mereka (yakni Allah), karena sesungguhnya mereka berasal dari keturunan seorang nabi yang mulia —yaitu Israil— atau Nabi Ya'qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim, kekasih Allah Yang Maha Pemurah.

Tafsir Jalalayn:

Aku lebih berhak) lebih pantas (untuk) agar (tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah kecuali yang hak) menurut suatu qiraat dibaca tasydid ya-nya; haqiiqun adalah mubtada sedangkan khabarnya adalah an dan kalimat sesudahnya (Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah pergi bersamaku) menuju ke negeri Syam (Bani Israel.") kaum Bani Israel itu selalu ditindas oleh Firaun.

Tafsir Quraish Shihab:

Sungguh aku telah menyampaikan apa yang kudapatkan dari Allah secara benar. Untuk memperkuat kebenaran yang kubawa ini, aku datangkan kepadamu bukti-bukti yang jelas dan kuat. Maka lepaskanlah Banû Isrâ'îl pergi bersamaku. Bebaskanlah mereka dari perbudakanmu dan biarkanlah mereka keluar ke wilayah yang bukan wilayahmu, agar mereka dapat menyembah Tuhan mereka dan Tuhanmu."

https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-105#tafsir-quraish-shihab


{قَالَ إِنْ كُنْتَ جِئْتَ بِآيَةٍ فَأْتِ بِهَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ}

Firaun menjawab, "Jika kamu benar membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar.” (Al-A'raf: 106)  
Yakni Fir'aun berkata, "Saya tidak akan percaya kepadamu tentang semua yang kamu katakan, dan tidak akan mengabulkan apa yang kamu minta. Dan jika engkau membawa suatu bukti, maka kemukakanlah agar kami dapat melihatnya jika engkau benar dalam pengakuanmu itu."

Tafsir Jalalayn:

Berkatalah) Firaun kepadanya, ("Jika kamu benar membawa sesuatu ayat) bukti yang memperkuat pengakuanmu (maka datangkanlah bukti itu jika betul kamu termasuk orang-orang yang benar.") membawa bukti itu.

Tafsir Quraish Shihab:

Fir'aun menjawab, "Kalau kamu memang datang dengan membawa bukti pendukung dari Pengutusmu, maka perlihatkanlah itu kepadaku, jika kamu memang termasuk orang yang dapat dipercaya karena selalu mengatakan kebenaran."

https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-106#tafsir-quraish-shihab


Al-Anam 103 ibnu Katsir

 ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى بِآيَاتِنَا إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَظَلَمُوا بِهَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ (103) }

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-103.html?m=1

Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan.
Firman Allah Swt.:
{ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ}
Kemudian Kami utus sesudah rasul-rasul itu. (Al-A'raf: 103)
Artinya, sesudah rasul-rasul yang telah disebutkan di atas, seperti Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Saleh, Nabi Lut, dan Nabi Syu'aib; semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka, juga kepada seluruh para nabi.
مُوسَى بِآيَاتِنَا إِلَى فِرْعَوْنَ
Musa dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir’aun. (Al- A'raf : 103)

Yakni dengan membawa bukti-bukti dan dalil-dalil Kami yang jelas kepada Raja Fir’aun, Raja negeri Mesir di zamannya.
{وَمَلَئِهِ فَظَلَمُوا بِهَا}
dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. (Al-A'raf: 103)
Yang dimaksud dengan al-mala' ialah kaumnya, yakni pembesar-pembesar negerinya. Tetapi mereka mengingkari ayat-ayat itu dan mengafirinya secara aniaya dan sombong yang timbul dari diri mereka. Perihalnya sama dengan makna yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
{وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ}
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenarannya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. (An-Naml: 14)
Yakni orang-orang yang menghalang-halangi jalan Allah dan men­dustakan rasul-rasul-Nya. Dengan kata lain, lihatlah, hai Muhammad, bagaimana Kami berbuat terhadap mereka, Kami tenggelamkan mereka ke akar-akarnya di hadapan pandangan mata Musa dan para pengikutnya. Hal ini merupakan suatu pembalasan yang lebih menyakitkan terhadap Firaun dan kaumnya, serta melegakan kalbu kekasih-kekasih Allah,  yaitu Musa dan orang-orang mukmin yang bersamanya.

Tafsir Jalalayn:
Kemudian Kami utus sesudah rasul-rasul itu) sesudah diutusnya rasul-rasul tersebut (Musa dengan membawa ayat-ayat Kami) yang banyaknya sembilan (kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya) golongannya (lalu mereka mengingkari) mengkafiri (ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan)
artinya mereka binasa akibat kekafirannya itu.
Tafsir  Quraish Shihab:
Setelah rasul-rasul itu, Kami mengutus Mûsâ a. s. kepada Fir'aun dan kaumnya, dengan membawa bukti-bukti yang menunjukkan kebenarannya dalam menyampaikan wahyu Kami. Kepada mereka, Mûsâ pun menyampaikan seruan Tuhannya. Diperlihatkannyalah kepada mereka ayat-ayat Allah. Tetapi, dengan sikap takabur, mereka menganiaya diri dengan mengingkari hal itu. Karena itulah mereka, akhirnya, berhak mendapat azab Allah. Maka cermatilah, wahai Nabi, akhir perjalanan orang-orang yang membuat kerusakan.

Senin, 26 September 2022

Al-Araf 101-102 ibnu Katsir

 تِلْكَ الْقُرَى نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَائِهَا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا مِنْ قَبْلُ كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِ الْكَافِرِينَ (101) وَمَا وَجَدْنَا لأكْثَرِهِمْ مِنْ عَهْدٍ وَإِنْ وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفَاسِقِينَ (102) }

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-101-102.html?m=1

تِلْكَ الْقُرَى نَقُصُّ عَلَيْكَ}

kota-kota (yang telah Kami binasakan) itu Kami ceritakan kepada­mu. (Al-A'raf: 101)
Hai Muhammad.

{مِنْ أَنْبَائِهَا}

sebagian dari berita-beritanya (Al-A'raf: 101) Yakni kisah-kisah mereka

{وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ}

Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata (Al-A'raf: 101)
Yaitu hujah-hujah yang membuktikan kebenaran mereka dalam semua yang mereka sampaikan kepada kaumnya masing-masing, seperti juga yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:

{وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا}

Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (Al-Isra: 15)

{ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْقُرَى نَقُصُّهُ عَلَيْكَ مِنْهَا قَائِمٌ وَحَصِيدٌ وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ}

Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasa­kan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Hud: 100-101)

*******************

Mengenai firman Allah Swt.:

{فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا مِنْ قَبْلُ}

maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. (Al-A'raf: 101)
Huruf ba pada ayat ini mengandung makna sababiyah (kausalita). Dengan kata lain, mereka sama sekali tidak beriman kepada apa yang disampaikan oleh para rasul kepada mereka, karena kedustaan mereka terhadap perkara yang hak sejak pertama kali perkara hak datang kepada mereka. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Atiyyah rahimahullah.
Pendapat ini merupakan pendapat yang baik. Pengertian ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{وَمَا يُشْعِرُكُمْ أَنَّهَا إِذَا جَاءَتْ لَا يُؤْمِنُونَ * وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ [فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُون] َ}

Dan apakah yang memberitahukan kepada kalian bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman. Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya. (Al-An'am: 109-110), hingga akhir ayat.
Karena itulah dalam surat ini disebutkan melalui firman-Nya:

{كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِ الْكَافِرِينَ * وَمَا وَجَدْنَا لأكْثَرِهِمْ}

Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang kafir. Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka. (Al-A'raf: 101-102)
Yakni kebanyakan dari umat-umat terdahulu.

Tafsir Jalalayn:

Negeri-negeri itu) yang telah disebutkan tadi (Kami ceritakan kepadamu) hai Muhammad (tentang sebagian dari berita-beritanya) cerita-cerita penduduknya (Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti) yaitu mukjizat-mukjizat yang selalu unggul lagi jelas (maka mereka juga tidak beriman) tatkala rasul-rasul itu datang (kepada apa yang dahulu mereka telah mendustakannya) yang telah mereka ingkari (sebelum itu) sebelum para rasul itu datang, bahkan mereka tetap terus melakukan kekafirannya. (Demikianlah) seperti penguncian itu (Allah mengunci mati hati orang-orang kafir).

Tafsir Quraish Shihab:

Negeri-negeri yang masa dan sejarahnya telah lampau jauh itu Kami ceritakan kembali saat ini sebagian beritanya yang mengandung pelajaran. Telah datang kepada penduduk negeri-negeri itu rasul- rasul dengan membawa bukti-bukti jelas yang menunjukkan kebenaran misi mereka. Mereka tidak beriman setelah datangnya bukti-bukti yang jelas itu, karena selalu mendustakan orang-orang yang benar. Mereka juga mendustakan para rasul dan tidak mendapat petunjuk. Demikianlah Allah membuat penghalang atas hati dan akal orang-orang kafir. Dengan begitu, jalan kebenaran menjadi tak tampak dan mereka jauh dari kebenaran.

https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-101#tafsir-quraish-shihab

{مِنْ عَهْدٍ وَإِنْ وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفَاسِقِينَ}

memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik. (Al-A'raf: 102)
Artinya sesungguhnya Kami menjumpai kebanyakan dari mereka adalah orang-orang fasik yang menyimpang dari jalan ketaatan dan keteladanan serta menyimpang dari janji yang telah mereka ambil, yaitu janji yang membuat mereka diciptakan dan telah difitrahkan di dalam diri mereka. Janji itu telah diambil dari mereka sejak mereka masih berada di dalam tulang sulbi, yaitu bahwa Tuhan dan Penguasa mereka adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ}

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (Al-Anbiya: 25)

{وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ}

Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?" (Az-Zukhruf: 45)

{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasulpada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah tagul itu." (An-Nahl:36)
Dan ayat-ayat lainnya yang semakna.
Tetapi ada yang mengemukakan tafsirnya sehubungan dengan makna firman-Nya:

{فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا مِنْ قَبْلُ}

maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. (Al-A'raf: 101)
Sebagaimana Abu Ja'far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Razi, dari Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b sehubungan dengan ayat ini, bahwa hal itu telah diketahui oleh Allah Swt. sejak hari mereka mengikrarkan janji kepada-Nya. Dengan kata lain, mereka tidak akan beriman karena sikap mereka yang demikian itu telah diketahui oleh Allah sejak zaman azali. Hal yang sama dikatakan oleh Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b, dari Anas, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. (Al-A'raf: 101) Menurutnya hal tersebut ialah pada hari ketika Allah mengambil janji dari mereka, lalu mereka beriman secara paksa.
Sedangkan menurut Mujahid, ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا

Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali. (Al-An' am: 28), hingga akhir ayat.

Tafsir Jalalayn:

Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka) maksudnya kebanyakan umat manusia itu (memenuhi janji) menunaikan janji mereka tatkala tiba saat pemenuhannya (Sesungguhnya) ditakhfifkan dari anna (Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik).

Tafsir Quraish Shihab:

Kami tidak mendapati kebanyakan mereka itu memenuhi janji berupa keimanan yang Kami pesankan kepada mereka melalui para rasul dan nalar yang sehat. Tetapi keadaan kebanyakan mereka selalu dalam kefasikan dan melanggar perjanjian.

https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-102#tafsir-quraish-shihab


Minggu, 25 September 2022

Ciri Orang Munafik Menurut Alquran

 

Ciri Orang Munafik Menurut Alquran

Sementara dalam Alquran, ciri orang munafik dijabarkan secara lebih luas. Simak ciri orang munafik beserta dalilnya di bawah ini.

1. Suka Berdusta

 

Ciri orang munafik yang pertama ialah suka berdusta atau berbohong. Dalam Alquran surat Al-Munafikun ayat 1, Allah SWT berfirman:

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta”.

Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwa ciri orang munafik itu ketika berbicara akan berdusta. Sebagaimana dalam sabdanya, “Tanda orang munafik ada tiga, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Sering Ingkar Janji

Ciri orang munafik selanjutnya, yakni sering ingkar janji. Apabila mereka berjanji, tidak pernah ditepati.

Allah SWT sangat membenci orang-orang yang berbuat demikian. Hal ini disebutkan dalam Alquran yang berbunyi:

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (Qs. An-Nahl: 91)

3. Berkhianat

 

Orang munafik juga suka berkhianat. Ketika diberi amanah, mereka akan dengan mudah mengingkari bahkan menghancurkannya.

Padahal, Allah SWT telah menjelaskan bahwa apabila seorang Muslim diberi amanat, maka wajib baginya untuk menyampaikan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 58 yang artinya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya....”

4. Menipu

Ciri orang munafik lainnya, yakni sering melakukan tipu daya. Mereka menampakkan kebaikan, tetapi hatinya busuk.

Biasanya, orang munafik bersikap demikian untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkannya.

Hal ini telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 8-10 yang artinya:

Dan di antara manusia ada yang berkata, “ Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapatkan azab yang pedih, karena mereka berdusta.”

5. Malas Beribadah

 

Umat Islam yang malas beribadah juga bisa dikategorikan dalam orang munafik.

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat An-Nisa’ ayat 142 yang berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas.”

6. Mempercepat Sholat

Selain malas beribadah, orang-orang yang munafik juga akan mempercepat gerakan sholat mereka. Padahal, setiap umat Islam yang menunaikan sholat dianjurkan untuk khusyu.

Sebagaimana firman Allah SWT, “Peliharalah semua sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan khusyu'.” (Qs. Al-Baqarah: 238)

Orang yang mempercepat sholatnya termasuk dalam golongan munafik. Rasulullah SAW bersabda, “Itulah salat orang munafik. Itulah salat orang munafik. Itulah salat orang munafik. (Yaitu) dia menunggu matahari sampai hampir terbenam kemudian dia berdiri (untuk sholat asar), lalu mempercepat (tanpa ada rasa khusyuk sedikitpun) empat rakaat, tanpa mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit sekali.” (HR Muslim).

7. Riya

Ciri orang munafik selanjutnya adalah mereka yang suka berbuat riya. Hal ini ditandai dengan sifat yang suka pamer dalam beribadah, padahal jika tidak ada orang lain yang melihat, mereka akan berbuat jahat.

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat An-Nisa’ ayat 142 yang artinya:

Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allahlah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”

Allah SWT juga berfirman dalam QS. Al-Ma'mun ayat 4-7 yang artinya:

Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna, sedikit berzikir.

8. Sumpah Palsu

Orang munafik juga biasanya sering melakukan sumpah palsu. Ini menjadi salah satu ciri orang munafik yang berikutnya.

Allah SWT menjelaskan dalam Alquran surat Al-Munafiqun ayat 2 yang artinya:

Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.

Itulah ciri orang munafik yang sebaiknya dihindari oleh setiap Muslim karena dibenci Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Selain itu, orang yang munafik juga akan mendapatkan siksa yang pedih sebagaimana dijelaskan dalam Alquran.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An-Nisa: 145)

 

Dikutip dari: https://www.orami.co.id/magazine/ciri-orang-munafik