وَقَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ (90) فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (91) الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ (92) }
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-63-64_17.html?m=1
Sesungguhnya jika kalian mengikuti Syu’aib. tentulah kalian jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi. (Al-A'raf: 90)
Tafsir Jalalayn:
Pemuka-pemuka kaum Syuaib yang kafir berkata,) sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain ("Sesungguhnya jika) lam adalah untuk qasam atau sumpah (kamu mengikut Syuaib, tentu jika kamu berbuat demikian menjadi orang-orang yang merugi.")
Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka. (Al-A'rif: 91)
Dalam ayat ini Allah Swt. memberitahukan bahwa mereka ditimpa gempa yang dahsyat, sebagaimana mereka telah membuat Syu'aib dan sahabat-sahabatnya terguncang oleh ancaman mereka yang hendak mengusirnya. Seperti yang disebutkan perihal mereka dalam surat Hud melalui firman-Nya:
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu teriakan yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (Hud: 94)
Kaitannya dengan ayat di atas —hanya Allah yang lebih mengetahui— ialah, ketika mereka melancarkan cemoohan kepada Syu'aib a.s. melalui perkataan mereka, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Apakah salatmu yang menyuruh kamu. (Hud: 87), hingga akhir ayat.
Maka datanglah teriakan yang mengguntur dan mendiamkan mereka (yakni mematikan mereka). Dalam surat Asy-Syu'ara Allah Swt. berfirman menceritakan perihal mereka:
Kemudian mereka mendustakan Syu’aib, lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara: 189)
Hal tersebut tidak sekali-kali terjadi melainkan karena mereka mengatakan kepada Nabi Syu'aib seperti yang disebutkan dalam konteks kisahnya melalui firman Allah Swt.:
Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit. (Asy-Syu'ara: 187)
Allah Swt menceritakan bahwa mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi, sedangkan mereka semuanya dalam keadaan berkumpul. Azab yang menimpa mereka pada hari mereka dinaungi itu berupa awan yang menaungi mereka, di dalam awan terdapat percikan dan nyala api serta kobaran yang hebat. Lalu pekikan yang mengguntur datang menimpa mereka dari langit, sedangkan bumi mengalami gempa besar dari bawah mereka, sehingga nyawa mereka dicabut dan mati, sedangkan tubuh mereka kaku.
maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka. (Al-A'raf: 91)
Tafsir Jalalayn:
Kemudian mereka ditimpa gempa) gempa bumi yang dahsyat (maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka) mereka mati dalam keadaan bertekuk-lutut.
seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu. (Al-Araf:92)
Artinya, setelah tertimpa azab itu mereka seakan-akan tidak bertempat tinggal di tanah tempat mereka hendak mengusir Syu'aib dan sahabat-sahabatnya.
Kemudian Allah Swt. menjawab perkataan mereka metalui firman-Nya:
orang-orang yang mendustakan Syu’aib. mereka itulah orang-orang yang merugi. (Al-A'raf: 92)
Tafsir Jalalayn:
Yaitu orang-orang yang mendustakan Syuaib) menjadi mubtada dan khabarnya ialah (seolah-olah) dengan ditakhfifkan sedangkan isimnya dibuang, lengkapnya ialah: Seolah-olah mereka (mereka belum pernah berdiam) artinya mereka belum pernah tinggal (di kota itu) di rumah-rumah mereka sendiri (orang-orang yang mendustakan Syuaib mereka itulah orang-orang yang merugi) pengukuhan dengan mengulangi maushul dan lainnya merupakan jawaban terhadap perkataan mereka yang terdahulu.
Tafsir Quraish Shihab:
Inilah siksa Allah terhadap orang-orang yang mendustakan Syu'ayb, mengancam akan mengusirnya dari kota mereka serta menolak ajakannya. Mereka semua binasa. Kotanya pun hancur seperti belum pernah dihuni oleh orang-orang yang mendustakan Syu'ayb dan mengira bahwa orang yang mengikutinya akan merugi. Mereka itulah sebenarnya yang merugi karena kehilangan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar