Cari Blog Ini

Sabtu, 08 Juli 2023

At-Taubah 30-31

 

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 30-31

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (30) اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (31) }

Orang-orang Yahudi berkata, "Uzair itu putra Allah, " dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih itu putra Allah.” Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain-Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ}
Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka. (At-Taubah: 30)
Artinya tidak ada sandarannya bagi mereka dalam apa yang mereka dakwakan itu kecuali hanya semata-mata buat-buatan dan kebohongan mereka sendiri.
{يُضَاهِئُونَ}
mereka meniru-niru. (At-Taubah: 30)
Yakni menjiplak.
{قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ}
perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. (At-Taubah: 30)
Yaitu umat-umat sebelum mereka yang sesat. Akhirnya mereka sesat seperti umat-umat terdahulu yang sesat.
{قَاتَلَهُمُ اللَّهُ}
Dilaknati Allah-lah mereka. (At-Taubah: 30)
Menurut Ibnu Abbas, makna ayat ini ialah 'semoga Allah melaknati mereka'.
{أَنَّى يُؤْفَكُونَ}
bagaimana mereka sampai berpaling? (At-Taubah: 30)
Maksudnya, bagaimana mereka sampai sesat dari jalan yang benar, padahal jalan yang hak sudah jelas; dan mengapa mereka bisa cenderung kepada yang batil?
*******************
Firman Allah Swt.:
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ}
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam. (At-Taubah: 31)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Huzaifah ibnul Yaman, Abdullah ibnu Abbas, dan lain-lainnya sehubungan dengan tafsir firman-Nya: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. (At-Taubah: 31) Bahwa sesungguhnya mereka mengikuti ulama dan rahibnya dalam semua yang dihalalkan dan yang diharamkan oleh mereka.
As-Saddi mengatakan, "Mereka meminta saran dari orang-orang alim mereka, sedangkan Kitabullah mereka lemparkan di belakang punggungnya."
Karena itulah Allah Swt. berfirman:
{وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا}
padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa. (At-Taubah: 31)
Maksudnya, Tuhan yang apabila mengharamkan sesuatu, maka jadilah sesuatu itu diharamkan, apa yang dihalalkan-Nya menjadi halal, apa yang disyariatkan-Nya (diperintahkan-Nya) harus diikuti, dan apa yang telah diputuskan-Nya harus dilaksanakan.
{لَا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ}
Tidak ada Tuhan selain Dia, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (At-Taubah: 31)
Yakni Mahatinggi, Mahasuci, dan Mahabersih Allah dari sekutu-sekutu, tandingan-tandingan, pembantu-pembantu, serta lawan-lawan dan anak. Tidak ada Tuhan selain Dia, dan tidak ada Rabb selain Dia.

Tafsir Surat At-Taubah, ayat 30-31

Tafsir Jalalayn:

Orang-orang Yahudi berkata, "Uzair itu putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Almasih itu) yakni Nabi Isa (adalah putra Allah." Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka tanpa ada sandaran dalil yang mendukung perkataannya itu, bahkan (mereka meniru-niru) perkataan mereka itu meniru (perkataan orang-orang kafir yang terdahulu) dari kalangan nenek moyang mereka, karena menuruti tradisi mereka. (Semoga mereka dilaknat) dikutuk (oleh Allah, bagaimana) mengapa (mereka sampai berpaling) maksudnya bagaimana mereka sampai berani berpaling dari kebenaran, padahal dalilnya sudah jelas dan gamblang.

Tafsir Quraish Shihab:

Orang-orang Yahudi memang telah meninggalkan ajaran tauhid dalam akidah ketika mereka mengatakan bahwa 'Uzayr(1) adalah anak Allah. Begitu juga orang-orang Nasrani, mereka telah meninggalkan ajaran tauhid dengan mengatakan bahwa Al-Masîh ('Isâ putra Maryam) adalah anak Allah. Perkataan mereka ini adalah buatan mereka sendiri. Mereka mengulang-ulang perkataan itu melalui mulut mereka, sedangkan tidak ada kitab suci atau seoraang rasul pun yang mengatakan hal itu dan tidak ada hujjah dan bukti yang membenarkan ucapan itu. Mereka menirukan perkataan orang-orang musyrik sebelum mereka. Allah mengutuk dan menghancurkan orang-orang kafir itu. Sungguh mengherankan, bagaimana mereka sampai tersesat dari kebenaran dan condong kepada kebatilan,padahal kebenaran itu sudah sangat jelas. (1) 'Uzayr adalah 'Azrâ sang pendeta (kâhin) dari keturunan Hârûn. Dia keluar dari Babilonia pada saat orang-orang Yahudi kembali untuk yang kedua kalinya, seribu tahun setelah Rasulullah Mûsâ, wafat. 'Azrâ juga dijuluki sebagai penulis, karena dia menulis syariat Mûsâ. Catatan: 'Azrâ keluar bersama orang-orang Yahudi ke Yerusalem pada tahun 456 S. M., yaitu satu tahun sebelum pemerintahan Arichista, Raja Persia, jauh setelah hancurnya Yerusalem dan pembakaran Bayt al-Maqdis dan penghancurannya

Tafsir Jalalayn:

Mereka menjadikan orang-orang alimnya) dimaksud adalah ulama-ulama Yahudi (dan rahib-rahib mereka) para pendeta Nasrani (sebagai tuhan selain Allah) karena para pengikut agama Yahudi dan Nasrani mengikuti mereka dalam hal menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh-Nya (dan juga mereka mempertuhankan Almasih putra Maryam, padahal mereka tidak diperintahkan) oleh kitab Taurat dan kitab Injil mereka (melainkan hanya menyembah) maksudnya mereka disuruh supaya menyembah (Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, Maha Suci Allah) lafal subhaanahu mengandung arti menyucikan Allah (dari apa yang mereka persekutukan).

Tafsir Quraish Shihab:

Mereka menjadikan para pemuka agama sebagai tuhan-tuhan yang menentukan syariat bagi mereka. Perkataan merekapun-meski menyalahi sabda Rasul-dijadikan sebagai agama. Lalu mereka mengikuti kebatilan para pemuka agama itu dan menyembah al Masih putera Maryam. Allah telah menyuruh mereka di dalam Kitab-kitab-nya dengan perantaraan Rasul-rasul-Nya agar mereka tidak menyembah kecuali hanya satu Tuhan, karena sesungguhnya tidak ada yang patut disembah dalam pandangan agama dan akal kecuali Tuhan Yang Mahaesa. Mahasuci Allah untuk disekutukan dalam ibadah dan penciptaan serta sifat- sifat-Nya.


Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

30. وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ (Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah”)
Mereka mengatakan ini ketika ‘Uzair datang kepada mereka untuk membacakan Taurat dari hafalannya setelah mereka lupa terhadap kitab Taurat ini.

وَقَالَتِ النَّصٰرَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ۖ( dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”)
Mereka mengatakan ini setelah dia menghidupkan orang yang sudah mati, dan karena dia diciptakan tanpa seorang ayah.

ذٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوٰهِهِمْ ۖ( Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka)
Yakni karena perkataan ini diucapkan tanpa penjelasan dan tanpa dikuatkan bukti maka itu hanya menjadi klaim yang diucapkan dari mulut belaka, tanpa memberi manfaat yang dapat diperhitungkan.

يُضٰهِـُٔونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا۟( mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu)
Dengan perkataan ini mereka menyerupai para penyembah berhala yang berkata: Laata, ‘Uzza, dan Manaah merupakan anak-anak perempuan Allah sebagaimana para malaikat juga anak-anak perempuan Allah.

قٰتَلَهُمُ اللهُ (semoga Allah memerangi mereka)
Ini merupakan doa agar mereka binasa, karena siapa yang diperangi Allah niscaya ia akan binasa.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah semoga Allah melaknat mereka.

أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ (bagaimana mereka sampai berpaling)
Yakni bagaimana mereka bisa berbelok dari kebenaran menuju kebathilan.
Referensi : https://tafsirweb.com/3046-surat-at-taubah-ayat-30.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar