Surah Al-An‘am (6): Ayat 120
Teks Arab:
وَذَرُوا۟ ظَـٰهِرَ ٱلْإِثْمِ وَبَاطِنَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْسِبُونَ ٱلْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا۟ يَقْتَرِفُونَ
Latin:
Wa żarụ ẓāhiral-iṡmi wa bāṭinah, innallażīna yaksibụnal-iṡma sayujzawna bimā kānụ yaqtarifụn.
Terjemahan (Kemenag RI):
"Tinggalkanlah dosa yang tampak maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, akan diberi balasan karena apa yang telah mereka kerjakan."
🧠 Tafsir dan Penjelasan Detail
1. “Tinggalkanlah dosa yang tampak maupun yang tersembunyi…”
-
Perintah langsung kepada kaum Muslimin agar meninggalkan segala bentuk dosa, baik yang zāhir (lahir, tampak) maupun bāṭin (batin, tersembunyi).
-
Contoh dosa yang tampak (zāhir): zina, mencuri, membunuh, riba, memukul orang tanpa hak.
-
Contoh dosa yang tersembunyi (bāṭin): riya’, hasad, dengki, sombong, niat buruk, atau perbuatan dosa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
-
Ini juga mencakup dosa hati dan pikiran, bukan hanya yang tampak oleh manusia.
2. “Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa…”
-
Kata "yaksibūnal-iṡma" menunjukkan bahwa mereka mencari dan sengaja mengusahakan dosa.
-
Ini berbeda dengan orang yang tergelincir karena kealpaan; yang dimaksud di sini adalah orang yang sengaja, sadar, dan terus-menerus dalam kemaksiatan.
3. “...akan diberi balasan karena apa yang telah mereka kerjakan”
-
Hukuman akan diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan dan kedurhakaan yang dilakukan.
-
Allah adalah Maha Adil; tidak ada dosa yang luput dari perhitungan-Nya.
-
Dalam tafsir Ibn Kathir, disebutkan bahwa ayat ini juga sebagai peringatan bagi orang munafik dan orang yang menutupi kejahatannya dengan penampilan luar yang baik.
📚 Kandungan Hikmah dan Pelajaran Ayat 120
-
Islam melarang seluruh bentuk dosa, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
-
Dosa batin seperti kesombongan, iri hati, dan niat buruk adalah sebentuk kemaksiatan yang sering diremehkan.
-
Pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs) adalah kunci utama dalam menjalankan Islam secara total.
-
Allah mencatat semua amal, baik yang besar maupun kecil, yang terang maupun yang rahasia.
-
Jangan tertipu oleh penampilan, karena yang paling penting adalah kondisi hati dan keikhlasan.
🏷️ Konteks Ayat:
Ayat ini merupakan kelanjutan dari pembahasan sebelumnya mengenai halal-haram dalam makanan dan ibadah, lalu dilanjutkan dengan perintah untuk menjauhi dosa dalam segala bentuknya, baik yang berhubungan dengan tindakan lahiriah maupun yang berkaitan dengan batin dan niat.
SUMBER 2
📖 Surah Al-An‘ām Ayat 120
وَذَرُوا۟ ظَـٰهِرَ ٱلْإِثْمِ وَبَاطِنَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْسِبُونَ ٱلْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا۟ يَقْتَرِفُونَ
✅ Terjemah (Kementerian Agama RI):
"Tinggalkanlah dosa yang tampak maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa itu akan diberi balasan akibat apa yang telah mereka kerjakan."
📌 Asbābun Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat) – Menurut Ahli Tafsir
Menurut tafsir-tafsir klasik seperti Tafsir At-Thabari dan Tafsir Al-Qurthubi, serta dijelaskan kembali oleh Ibnu Katsir, ayat ini turun dalam konteks:
🟩 Menanggapi kebiasaan kaum jahiliyah yang melakukan dosa secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi
-
Mereka melakukan dosa lahir (seperti zina, mencuri, meminum khamr) secara terbuka.
-
Dan juga melakukan dosa batin (seperti niat jahat, hasad, menipu, dan riba terselubung) secara tersembunyi.
-
Maka Allah memerintahkan agar meninggalkan seluruh bentuk dosa, baik yang terlihat jelas oleh manusia maupun yang tersembunyi di dalam hati.
🔍 Dalam sebagian riwayat (walau sanadnya tidak semuanya kuat), disebutkan bahwa ayat ini turun karena:
"Kaum musyrik melakukan perbuatan keji baik secara terbuka di tempat umum, maupun secara sembunyi-sembunyi di dalam rumah-rumah dan dalam kegelapan malam."
Namun tidak ada satu riwayat sahih tunggal yang secara tegas menetapkan satu sebab turunnya ayat ini. Maka ulama menetapkan bahwa ayat ini bersifat umum, meskipun bisa terkait dengan kondisi sosial jahiliyah saat itu.
📚 Tafsir Ibnu Katsir – Penjelasan Lengkap
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini sebagai perintah umum untuk meninggalkan seluruh bentuk dosa, baik:
-
Zhāhir al-itsm (dosa yang tampak):
➤ Perbuatan dosa yang dilakukan secara terang-terangan, seperti:-
Mencuri
-
Berzina secara terbuka
-
Minum khamr
-
Riba yang tampak
-
Syirik yang dilakukan secara lahiriah
-
-
Bāthinahu (dosa yang tersembunyi):
➤ Dosa-dosa batin seperti:-
Hasad (iri hati)
-
Niat jahat
-
Riya (pamer ibadah)
-
Dengki
-
Menipu secara halus
-
Riba terselubung
-
➡ Ibnu Katsir menyatakan bahwa Allah mengancam siapa pun yang terus-menerus dalam dosa dengan balasan sesuai apa yang mereka kerjakan.
🔎 Penegasan Ibnu Katsir:
-
Perintah ini bersifat menyeluruh dan sangat penting bagi orang beriman, terutama dalam menjaga kesucian hati dan amal lahiriah.
-
Allah Maha Mengetahui baik dosa yang tampak maupun yang tersembunyi.
-
Balasan bagi pelaku dosa, baik kecil maupun besar, akan diberikan sesuai dengan kadar dan jenis perbuatannya.
Ibnu Katsir juga mengutip ayat senada seperti:
“Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi…”
(QS. Al-A‘raf: 33)
🧭 Kesimpulan Tafsir Ayat 120 (Ibnu Katsir)
-
Allah melarang seluruh bentuk dosa, baik:
-
Terang-terangan (zhāhir)
-
Sembunyi-sembunyi (bāthin)
-
-
Dosa bukan hanya dilihat dari tindakan lahir, tetapi juga niat dan bisikan hati.
-
Ancaman balasan atas dosa berlaku untuk semua, kecuali mereka yang bertaubat.
-
Ayat ini mengandung tarbiyah ruhiyah dan etika Islami tingkat tinggi, yang memerintahkan keikhlasan, kejujuran, dan kebersihan hati.
📝 Penutup
Meskipun tidak ada satu asbabun nuzul khusus yang disepakati secara sahih untuk ayat ini, namun konteks sosial pada zaman Jahiliyah serta kebiasaan kaum musyrik memberikan gambaran mengapa ayat ini turun, yaitu untuk membersihkan umat dari dosa secara total, lahir dan batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar