Surah Al-An’am Ayat 126
Arab:
“وَهَـٰذَا صِرَٰطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْءَايَـٰتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ”
Artinya (Kemenag RI):
"Dan inilah jalan Tuhanmu (yang) lurus. Sungguh, Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mau menerima pelajaran."
---
1. Tafsir Ibnu Katsir
Ayat ini menegaskan bahwa jalan yang lurus (ash-shirath al-mustaqim) adalah Islam, yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW.
“Hadzha shirathu rabbika mustaqiman” maksudnya adalah bahwa inilah agama Allah yang lurus, tidak ada kebengkokan di dalamnya, mencakup keimanan, amal salih, dan akhlak mulia.
“Qad fasshalna al-ayaat” artinya Allah telah menjelaskan tanda-tanda kebenaran, dalil-dalil, dan bukti-bukti tentang keesaan dan keadilan-Nya, serta syariat-Nya secara terperinci.
Ayat-ayat ini hanya bisa diambil pelajaran oleh orang-orang yang sadar dan mau merenungkan—bukan yang lalai atau menolak.
---
2. Tafsir Al-Jalalain
“Wa hādzā shirāṭu rabbika mustaqīman”: Ini adalah agama Allah yang lurus (Islam), yang mengantarkan kepada ridha-Nya.
“Qad faṣṣalnā al-āyāti”: Allah telah menjelaskan ayat-ayat dengan rinci, yakni hukum-hukum, perintah, larangan, dan kabar-kabar.
Penjelasan ini diperuntukkan bagi kaum yang mau mengambil pelajaran, yaitu mereka yang memiliki hati yang hidup, bukan yang berpaling dari peringatan Allah.
---
3. Tafsir Ath-Thabari
“Shirathu rabbika” menunjuk pada jalan hidup yang diperintahkan Allah kepada Rasulullah SAW untuk diikuti, yakni jalan tauhid, ketaatan, dan menjauhi syirik.
Ayat ini datang sebagai penegasan dan penguatan dari ayat sebelumnya (ayat 125) bahwa petunjuk hanya datang melalui jalan Islam yang lurus.
Penjelasan rinci ayat-ayat Allah diperuntukkan bagi orang-orang yang menggunakan akal dan hati mereka untuk merenungkan kebenaran, bukan yang mengikut hawa nafsu atau taqlid buta.
---
4. Tafsir al-Muyassar (kontemporer dan ringkas)
Ayat ini menyatakan bahwa Islam adalah jalan lurus dari Tuhanmu yang tidak bengkok dan membawa kepada surga.
Allah telah menjelaskan ayat-ayat-Nya secara gamblang, mencakup segala hal yang dibutuhkan manusia untuk petunjuk dan keselamatan.
Penjelasan ini akan bermanfaat hanya bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran, yang hatinya terbuka dan jiwanya siap untuk menerima kebenaran.
---
Makna Umum Ayat 126
Islam adalah satu-satunya jalan yang lurus, yang berasal dari Allah dan membawa pada kebaikan dunia-akhirat.
Ayat-ayat Allah telah dijelaskan dengan sempurna, tinggal bagaimana manusia meresponsnya.
Hanya orang-orang yang mau mengingat dan berpikir (yadzdzakkarun) yang akan mendapat manfaat dari penjelasan ini.
---
Keterkaitan dengan Ayat Sebelumnya (126 ↔ 125)
Ayat 125 menjelaskan tentang siapa yang diberi hidayah dan siapa yang disesatkan.
Ayat 126 menegaskan bahwa jalan hidayah itu adalah Islam, dan hanya yang mau berpikir dan mengambil pelajaran yang akan menempuh jalan ini.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai Surah Al-An'am ayat 126, meliputi:
-
Teks ayat dan terjemahan
-
Asbābun Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)
-
Tafsir dari 4 sumber utama:
-
Ibnu Katsir
-
Tafsir Kemenag (Resmi RI)
-
Quraish Shihab (Tafsir Al-Mishbah)
-
Al-Qurtubi
-
🌿 1. Surah Al-An'am Ayat 126
Arabic:
وَهَٰذَا صِرَٰطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًۭا ۚ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْـَٔايَـٰتِ لِقَوْمٍۢ يَذَّكَّرُونَ
Terjemahan (Kemenag RI):
Dan inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Sungguh, Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.
📜 2. Asbābun Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)
📌 Keterangan:
Tidak ada sebab khusus (asbabun nuzul khusus) yang disebutkan oleh Al-Wahidi maupun As-Suyuthi untuk ayat ini secara eksplisit. Namun, ayat ini merupakan bagian dari rangkaian penegasan terhadap kebenaran dakwah Nabi Muhammad ﷺ dan bantahan terhadap kaum musyrik Makkah.
Konteks umum ayat-ayat sebelumnya adalah:
-
Penolakan para pembesar Quraisy terhadap Nabi
-
Permintaan mereka untuk kenabian atau mukjizat
-
Perlawanan dan makar mereka terhadap wahyu
Jadi, ayat ini datang sebagai penegasan bahwa jalan Islam (wahyu) yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ adalah jalan yang lurus (ṣirāṭ mustaqīm) yang telah Allah jelaskan dengan bukti dan tanda yang nyata.
📚 3. Tafsir dari 4 Sumber Utama
✅ a. Tafsir Ibnu Katsir
-
Ayat ini menegaskan bahwa agama Islam adalah jalan lurus, yaitu jalan yang mengantarkan kepada ridha Allah dan keselamatan akhirat.
-
Yang dimaksud “ṣirāṭ rabbik” adalah agama tauhid, bukan kesyirikan atau hawa nafsu.
-
Allah menyatakan bahwa Dia telah menjelaskan ayat-ayat-Nya secara rinci kepada orang-orang yang mau berpikir dan mengambil pelajaran.
-
Ibnu Katsir juga merujuk ayat-ayat lain seperti QS Al-Fatihah:6 (Ihdinaṣ-ṣirāṭ al-mustaqīm), sebagai penguat makna.
Ayat ini menegaskan bahwa agama Islam adalah jalan lurus, yaitu jalan yang mengantarkan kepada ridha Allah dan keselamatan akhirat.
Yang dimaksud “ṣirāṭ rabbik” adalah agama tauhid, bukan kesyirikan atau hawa nafsu.
Allah menyatakan bahwa Dia telah menjelaskan ayat-ayat-Nya secara rinci kepada orang-orang yang mau berpikir dan mengambil pelajaran.
Ibnu Katsir juga merujuk ayat-ayat lain seperti QS Al-Fatihah:6 (Ihdinaṣ-ṣirāṭ al-mustaqīm), sebagai penguat makna.
✅ b. Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI)
-
Ayat ini merupakan penegasan langsung dari Allah bahwa Islam adalah satu-satunya jalan yang benar.
-
Jalan itu dibentangkan oleh Allah, dijelaskan dengan wahyu, dan dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
-
Allah menyatakan bahwa ayat-ayat-Nya telah dijelaskan, bukan disembunyikan. Maka yang tidak mengambil pelajaran adalah orang yang menolak dengan kesombongan.
Ayat ini merupakan penegasan langsung dari Allah bahwa Islam adalah satu-satunya jalan yang benar.
Jalan itu dibentangkan oleh Allah, dijelaskan dengan wahyu, dan dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Allah menyatakan bahwa ayat-ayat-Nya telah dijelaskan, bukan disembunyikan. Maka yang tidak mengambil pelajaran adalah orang yang menolak dengan kesombongan.
✅ c. Tafsir Quraish Shihab (Tafsir Al-Mishbah)
-
Quraish Shihab menekankan bahwa ayat ini adalah kesimpulan dari rangkaian hujjah-hujjah sebelumnya, yaitu: “Beginilah, inilah jalan lurus Tuhanmu.”
-
Jalan lurus maksudnya adalah ajaran yang membawa keseimbangan, keadilan, dan tujuan kehidupan.
-
Frasa "qad faṣṣalnā al-āyāt" bermakna bahwa Allah memberikan penjelasan lengkap dan logis dalam Al-Qur’an, cukup untuk siapa pun yang bersedia merenung.
-
Yang mendapat manfaat hanyalah “qawm yaẓẓakkarūn”, yaitu orang yang memakai akal dan hatinya untuk mengingat Allah dan merenung.
Quraish Shihab menekankan bahwa ayat ini adalah kesimpulan dari rangkaian hujjah-hujjah sebelumnya, yaitu: “Beginilah, inilah jalan lurus Tuhanmu.”
Jalan lurus maksudnya adalah ajaran yang membawa keseimbangan, keadilan, dan tujuan kehidupan.
Frasa "qad faṣṣalnā al-āyāt" bermakna bahwa Allah memberikan penjelasan lengkap dan logis dalam Al-Qur’an, cukup untuk siapa pun yang bersedia merenung.
Yang mendapat manfaat hanyalah “qawm yaẓẓakkarūn”, yaitu orang yang memakai akal dan hatinya untuk mengingat Allah dan merenung.
✅ d. Tafsir Al-Qurtubi
-
Al-Qurtubi menjelaskan bahwa ṣirāṭ mustaqīm adalah jalan menuju Allah, dan itu adalah Islam.
-
Kata "ṣirāṭ" dalam bahasa Arab bermakna jalan yang luas dan terang, bukan sempit atau kabur.
-
Frasa "li-qawmin yadzdzakkarūn" menandakan bahwa tidak semua orang akan mendapat petunjuk, hanya mereka yang menggunakan akal dan mau mengambil pelajaran dari sejarah dan wahyu.
-
Al-Qurtubi juga menafsirkan ayat ini sebagai peringatan halus kepada kaum musyrik yang tetap menolak Islam meski kebenarannya terang.
Al-Qurtubi menjelaskan bahwa ṣirāṭ mustaqīm adalah jalan menuju Allah, dan itu adalah Islam.
Kata "ṣirāṭ" dalam bahasa Arab bermakna jalan yang luas dan terang, bukan sempit atau kabur.
Frasa "li-qawmin yadzdzakkarūn" menandakan bahwa tidak semua orang akan mendapat petunjuk, hanya mereka yang menggunakan akal dan mau mengambil pelajaran dari sejarah dan wahyu.
Al-Qurtubi juga menafsirkan ayat ini sebagai peringatan halus kepada kaum musyrik yang tetap menolak Islam meski kebenarannya terang.
🧠 Kesimpulan Umum dan Pelajaran:
Aspek Penjelasan Makna Utama Islam adalah satu-satunya jalan lurus menuju Allah. Kejelasan Wahyu Allah telah menjelaskan dengan gamblang ayat-ayat-Nya bagi siapa saja yang mau merenung. Sasaran Ayat Orang-orang yang bersedia menggunakan akal dan hatinya akan mengenali kebenaran. Asbabun Nuzul Tidak spesifik, tetapi bagian dari konteks penolakan kaum musyrik dan penegasan kebenaran dakwah Rasulullah.
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Makna Utama | Islam adalah satu-satunya jalan lurus menuju Allah. |
Kejelasan Wahyu | Allah telah menjelaskan dengan gamblang ayat-ayat-Nya bagi siapa saja yang mau merenung. |
Sasaran Ayat | Orang-orang yang bersedia menggunakan akal dan hatinya akan mengenali kebenaran. |
Asbabun Nuzul | Tidak spesifik, tetapi bagian dari konteks penolakan kaum musyrik dan penegasan kebenaran dakwah Rasulullah. |
QS. Al-An‘ām Ayat 125–126
Ayat 125
“Barang siapa yang Allah kehendaki akan memberi petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki-Nya kesesatannya, niscaya Dia menjadikan dadanya sempit dan sesak, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
Ayat 126
“Dan inilah jalan Tuhanmu (Islam), jalan yang lurus. Sungguh, Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.”
🕌 Tafsir KEMENAG RI
Ayat 125:
-
Makna “melapangkan dada”: Allah mempermudah seseorang menerima Islam dan beriman dengan tenang, tanpa keraguan.
-
Makna “dadanya sempit”: Orang yang disesatkan akan mengalami kegelisahan saat mendengar kebenaran.
-
Perumpamaan “seolah mendaki ke langit”: Sebuah ilustrasi tentang kesulitan luar biasa untuk menerima kebenaran. Dada mereka seperti tertekan oleh atmosfer spiritual yang tidak bisa mereka terima.
Ayat 126:
-
“Inilah jalan Tuhanmu yang lurus”: Islam adalah jalan hidup yang lurus, jelas, dan konsisten.
-
“Telah Kami jelaskan ayat-ayat”: Petunjuk sudah sangat jelas bagi orang-orang yang mau menggunakan akalnya, yaitu ulul albab.
-
Ayat ini melengkapi ayat 125, yaitu setelah menjelaskan siapa yang diberi hidayah dan siapa yang disesatkan, ayat ini menyatakan bahwa jalan Allah itu nyata dan dijelaskan secara gamblang.
📚 Tafsir IBNU KATSIR
Ayat 125:
-
Menukil hadits Rasulullah ﷺ:
"Apabila cahaya telah masuk ke dalam hati, maka dada menjadi lapang dan terbuka."
-
Menjelaskan bahwa lapangnya dada adalah tanda iman sejati, yang muncul dari nur Allah dalam hati.
-
Sementara kesesakan dada adalah bentuk penolakan terhadap cahaya kebenaran.
-
“Seolah-olah mendaki ke langit” adalah tasybīh untuk menggambarkan tekanan dan siksaan batin.
Ayat 126:
-
“Inilah jalan Tuhanmu” adalah penguat bahwa Islam adalah jalan satu-satunya yang lurus.
-
Menekankan bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan segala sesuatu dengan terang, namun hanya orang-orang yang mau berpikir yang akan mengambil pelajaran.
-
Ibnu Katsir juga mengaitkan ayat ini dengan ayat sebelumnya: bahwa meskipun Islam adalah jalan lurus, tidak semua orang bisa menempuhnya karena keterbatasan hati mereka.
🕌 Tafsir AL-QURṬUBĪ
Ayat 125:
-
Menafsirkan “melapangkan dada” sebagai tanda taufik, yaitu Allah memberi kemampuan kepada seseorang untuk menerima iman.
-
“Dadanya sempit” adalah hukuman batin duniawi sebelum azab akhirat.
-
Qurtubi menyoroti bahwa ayat ini adalah bukti kuat tentang keberadaan takdir (qadar), yaitu hidayah dan kesesatan adalah di bawah kehendak Allah.
Ayat 126:
-
Qurtubi menafsirkan “ṣirāṭ Rabbika” sebagai Islam itu sendiri, yaitu jalan yang Allah pilihkan untuk seluruh makhluk-Nya.
-
Penegasan jalan yang lurus di sini berarti bahwa jika seseorang tetap menolak Islam setelah penjelasan yang terang, maka kesesatannya memang sudah pantas.
-
“Yatazakkarūn” (orang-orang yang mengambil pelajaran) adalah orang-orang yang menggunakan akalnya dan hatinya, bukan sekadar pendengar pasif.
✍️ Korelasi Ayat 125–126 (Tafsir Gabungan)
-
Ayat 125 menggambarkan fenomena internal (psikologis dan spiritual) dari orang yang diberi hidayah dan orang yang disesatkan.
-
Ayat 126 menegaskan bahwa Islam adalah jalan lurus yang dijelaskan secara terang, dan Allah sudah cukup memberi penjelasan.
-
Korelasi ini menekankan bahwa kesesatan bukan karena kurangnya bukti, melainkan karena penolakan batin dan kesempitan dada.
-
Hanya mereka yang mau berpikir dan bersungguh-sungguh (yadzakkarūn) yang bisa menyadari dan berjalan di jalan lurus itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar