Cari Blog Ini

Jumat, 09 Mei 2025

TAFSIR AL AN'AM 123 OK

Surat Al-An'am Ayat 123:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا ۖ وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

Artinya:

Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang besar agar mereka melakukan tipu daya di negeri itu. Dan mereka tidaklah memperdaya melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya.
(QS. Al-An'am: 123)

.


Makna Asbabun Nuzul Ini:

  • Ayat ini menghibur Nabi Muhammad ﷺ, agar beliau tidak bersedih karena sikap para pembesar Quraisy.

  • Juga memberi pelajaran bagi umat Islam: bahwa penolakan dari elit bukanlah bukti kelemahan dakwah, tetapi bagian dari ujian yang telah Allah tetapkan sejak dahulu kala.


Jika kamu ingin, saya bisa tambahkan kutipan langsung dari kitab Asbab al-Nuzul karya Al-Wahidi atau Lubab an-Nuqul karya As-Suyuthi sebagai referensi otoritatif. Mau saya tambahkan kutipan teks Arab aslinya juga?


Tafsir Ringkas (Kementerian Agama RI):

Allah menjelaskan bahwa dalam setiap negeri, biasanya terdapat para pembesar atau tokoh masyarakat yang justru menjadi para pelaku kejahatan dan kerusakan. Mereka diberi kekuasaan dan harta yang besar sehingga menjadi tokoh utama dalam menentang kebenaran dan menyesatkan orang lain.

Namun, tipu daya dan makar mereka sesungguhnya kembali kepada diri mereka sendiri. Mereka mengira sedang mengatur siasat untuk menjatuhkan kebenaran, padahal mereka sedang menggali lubang kehancuran bagi diri mereka sendiri. Hanya saja mereka tidak menyadari itu.


Penjelasan Tafsir dari Ibnu Katsir:

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menunjukkan sunnatullah (hukum Allah yang berlaku) bahwa penentangan terhadap para nabi biasanya datang dari para pembesar dan orang-orang kaya yang sombong di tiap negeri. Mereka menggunakan kekuasaan mereka untuk memusuhi dakwah dan menyesatkan masyarakat umum.

Namun Allah membalas makar mereka dengan makar-Nya, dan akhirnya mereka binasa dengan tipu daya mereka sendiri.


Pelajaran dari Ayat Ini:

  1. Tipu daya para penjahat tidak bisa mengalahkan kebenaran, karena Allah senantiasa mengatur segala sesuatu dengan hikmah.

  2. Kekuasaan dan status sosial tidak menjamin kebenaran, bahkan sering kali menjadi penyebab kesombongan dan penolakan terhadap petunjuk Allah.

  3. Orang-orang beriman harus waspada terhadap propaganda elite yang menyesatkan, karena sejarah menunjukkan bahwa para pembesar kerap menjadi sumber fitnah.https://chatgpt.com/c/681e5b55-b6bc-8002-8acc-0812e626594b

SUMBER 2 

1. Tafsir Al-Mishbah – Prof. Quraish Shihab:

Dalam Tafsir Al-Mishbah, Prof. Quraish Shihab menekankan bahwa ayat ini menjelaskan mekanisme sosial yang berulang sepanjang sejarah: yaitu bahwa penentangan terhadap misi para nabi sering kali datang dari kalangan elite masyarakat yang merasa terancam oleh ajaran tauhid dan keadilan.

  • "Akābira mujrimīhā": Para pemuka masyarakat yang tidak hanya berdosa secara pribadi, tetapi mengorganisasi dan memimpin kejahatan secara kolektif.

  • Mereka menciptakan sistem yang merusak masyarakat lewat tipu daya, propaganda, dan pengaruh.

  • Namun semua makar itu pada akhirnya menimpa mereka sendiri, karena mereka memutus hubungan dengan kebenaran dan membuat masyarakat rusak yang pada akhirnya menggulingkan mereka sendiri.

Pesan pentingnya: masyarakat hendaknya tidak mengikuti elite yang menyimpang, karena mereka tidak hanya menyesatkan dirinya, tetapi juga umat secara luas.


2. Tafsir Al-Qurtubi:

Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa:

  • Allah menghendaki adanya ujian dan pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, salah satunya dengan menetapkan bahwa di tiap negeri selalu ada pemimpin kejahatan.

  • "Kami jadikan para penjahat besar di negeri itu" bukan berarti Allah meridhai kejahatan mereka, tetapi sebagai bentuk ujian kepada umat manusia—apakah mereka mengikuti pemuka yang salah atau berpihak pada kebenaran.

  • Mereka mengira sedang menyusun tipu daya yang berhasil, tetapi pada akhirnya mereka terjebak oleh tipu daya mereka sendiri, baik secara duniawi maupun ukhrawi.

Kesimpulan Al-Qurtubi: ayat ini adalah peringatan keras terhadap orang-orang yang mengikuti elite yang dzalim, serta penegasan bahwa makar melawan kebenaran tidak akan pernah berhasil.


Kesimpulan Umum dari Ketiga Tafsir:

  • Dalam setiap masyarakat, akan selalu ada kelompok elit yang menyimpang.

  • Tipu daya mereka hanyalah bentuk ujian bagi orang-orang beriman.

  • Kebenaran pada akhirnya akan menang, dan makar para penentang akan kembali membinasakan mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar