وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (28) قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ (29) فَرِيقًا هَدَى وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلالَةُ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ (30) }
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-28-30.html?m=1
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata.”Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” (Al-A'raf: 28), hingga akhir ayat.
Menurut kami, orang-orang Arab di masa lalu selain kabilah Quraisy, bila mereka melakukan tawaf, maka mereka melakukannya tanpa berpakaian (telanjang bulat). Mereka mengartikannya bahwa mereka tidak mau melakukan tawaf dengan memakai pakaian yang biasa mereka pakai untuk bermaksiat kepada Allah. Sedangkan orang-orang Quraisy yang dikenal dengan sebutan Al-Hamas selalu melakukan tawafnya dengan memakai pakaian mereka.
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya " (Al-A'raf: 28)
Dan Allah berfirman membantah mereka:
Katakanlah. (Al-A'raf: 28)
Hai Muhammad, kepada orang-orang yang mendakwakan demikian.
Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji. (Al-A'raf: 28)
Yakni apa yang kalian buat-buat itu adalah perkara yang keji lagi mungkar, sedangkan Allah tidak pernah memerintahkan hal seperti itu.
Mengapa kalian mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui? (Al-A'raf: 28)
Artinya, apakah kalian berani menyandarkan kepada Allah pendapat-pendapat yang kalian tidak mengetahui kebenarannya?
Tafsir Jalalayn:
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji) seperti perbuatan syirik dan tawaf mereka di sekeliling Kakbah dalam keadaan telanjang seraya mengemukakan alasan mereka, "Kami tidak akan melakukan tawaf dengan pakaian yang biasa kami gunakan untuk maksiat." Kemudian mereka dilarang dari perbuatan tersebut (mereka berkata, "Kami mendapati nenek-moyang kami mengerjakan yang demikian itu) kami hanya mengikut kepada mereka (dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.") juga. (Katakanlah) kepada mereka ("Sesungguhnya Allah tidak menyuruh mengadakan perbuatan yang keji." Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?) bahwa Allah mengatakannya; istifham atau kata tanya di sini menunjukkan makna ingkar atau sanggahan.
Tafsir Quraish Shihab:
Orang-orang yang mendustakan rasul, apabila melakukan kemungkaran seperti syirik, tawaf di sekeliling Ka'bah dengan telanjang dan sebagainya, beralasan dengan mengatakan, "Kami mendapati leluhur kami melakukan hal itu. Kami sekadar mengikuti mereka. Allah memerintahkan kami untuk melakukannya dan meridainya dengan menetapkan perbuatan tersebut." Katakanlah, hai Nabi, dengan mengingkari kedustaan mereka, "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh kalian melakukan perbuatan-perbuatan makar semacam itu. Apakah kalian menisbatkan sesuatu yang tidak beralasan kepada Allah padahal kalian juga tidak mengetahui kebenarannya."
https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-28#tafsir-quraish-shihab
Firman Allah Swt.:
Katakanlah, "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan.” (Al-A'raf: 29)
Yaitu keadilan dan perkara yang lurus.
Dan (katakanlah), "Luruskanlah muka (diri) kalian di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kalian kepada-Nya.”(Al-A'raf: 29)
Allah memerintahkan kalian agar beristiqamah dalam menyembah-Nya, yaitu dengan mengikuti para rasul yang diperkuat dengan mukjizat-mukjizat dalam menyampaikan apa yang mereka terima dari Allah dan syariat-syariat yang mereka datangkan. Allah memerintahkan kepada kalian untuk ikhlas dalam beribadah hanya untuk-Nya. Karena sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal, melainkan bila di dalam amal itu terhimpun dua rukun berikut, yaitu hendaknya amal dikerjakan secara benar lagi sesuai dengan tuntutan syariat, dan hendaknya amal dikerjakan dengan ikhlas karena Allah bersih dari syirik.
Firman Allah Swt.:
Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya). (Al-A'raf: 29)
Tafsir Jalalayn:
Katakanlah, "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan") yaitu perbuatan yang adil. (Dan luruskanlah) diathafkan secara makna kepada lafal bil qisthi, yang artinya, Ia berkata, "Berlaku adillah kamu dan luruskanlah dirimu." Atau diathafkan kepada lafal sebelumnya dengan menyimpan taqdir yakni: Hadapkanlah dirimu (mukamu) kepada Allah (di setiap salatmu) ikhlaslah kamu kepada-Nya di dalam sujudmu (dan sembahlah Allah) beribadahlah kepada-Nya (dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya) bersih dari kemusyrikan. (Sebagaimana Dia menciptakanmu pada permulaan) yang sebelumnya kamu bukanlah merupakan sesuatu (demikian pulalah akan kembali kepada-Nya) artinya Dia akan mengembalikan kamu pada hari kiamat dalam keadaan hidup kembali.
pasti kesesatan bagi mereka. (Al-A'raf: 30)
Makna ayat ini masih diperselisihkan.
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid mengenai makna firman-Nya: Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pulalah) kalian akan kembali (kepada-Nya). (Al-A'raf: 29) Kelak Allah akan menghidupkan kalian sesudah kalian mati.
Menurut Al-Hasan Al-Basri, sebagaimana Dia menciptakan kalian pada permulaan di dunia ini, demikian pula kalian akan kembali kepada-Nya kelak di hari kiamat dalam keadaan hidup.
Dialah yang menciptakan kalian, maka di antara kalian ada yang kafir dan di antara kalian ada yang beriman. (At-Taghabun: 2)
Kemudian Allah mengembalikan mereka pada hari kiamat dalam keadaan seperti permulaan kejadian mereka, yakni ada yang mukmin dan ada yang kafir.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Ar-Rum: 30)
Dialah yang menciptakan kalian, maka di antara kalian ada yang kafir dan di antara kalian ada yang beriman. (At-Taghabun: 2)
yang menentukan takdir (masing-masing) dan memberi petunjuk. (Al-A'la: 3)
dan Dia adalah:
yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk. (Thaha: 50)
Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. (Al-A'raf: 30)
Kemudian Allah Swt. menyebutkan penyebab hal tersebut melalui firman selanjutnya, yaitu:
Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah. (Al-A'raf: 30), hingga akhir ayat.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa hal ini merupakan dalil yang paling jelas untuk membuktikan kekeliruan orang yang menduga bahwa Allah tidak mengazab seseorang karena maksiat yang dikerjakannya atau kesesatan yang diyakininya, melainkan bila ia melakukannya sesudah adanya pengetahuan darinya yang membenarkan sikapnya itu, lalu ia mengerjakannya dengan penuh rasa keingkaran terhadap Tuhannya.
Seandainya memang demikian, niscaya tidak ada bedanya antara golongan orang-orang yang sesat yang menduga bahwa dirinya mendapat petunjuk, dengan golongan orang-orang yang mendapat petunjuk sesungguhnya. Allah Swt. telah menjelaskan dan membedakan peristilahan keduanya dan hukum-hukum mengenai keduanya dalam ayat ini.
Tafsir Jalalayn:
Sebagian) dari kamu (diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung mereka selain Allah) (dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk).
Tafsir Quraish Shihab:
Pada hari kiamat manusia terbagi ke dalam dua golongan. Pertama, golongan yang diberi hidayah oleh Allah karena memilih jalan kebenaran, beriman dan beramal saleh. Kedua, golongan yang ditetapkan sesat karena memilih jalan kebatilan yaitu kufur dan maksiat. Golongan yang sesat itu menjadikan setan sebagai pemimpin mereka selain Allah dan mengikutinya. Mereka mengira diri mereka benar karena terbuai oleh tipu daya setan.
https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-30#tafsir-quraish-shihab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar