وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا قَالُوا مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (164) فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (165) فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ (166
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-164-166.html?m=1
Mengampa kalian menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras? (Al-A'raf: 164)
Artinya, mengapa kalian melarang mereka, padahal kalian telah mengetahui bahwa mereka akan binasa dan berhak mendapat hukuman dari Allah. Maka tiada faedahnya bagi larangan kalian terhadap mereka. Maka kelompok yang memprotes perbuatan itu menjawab perkataan mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhan kalian. (Al-A'raf: 164)
Sebagian ulama membacanya rafa’, seakan-akan makna yang dimaksud ialah "sikap ini merupakan pelepas tanggung jawab kepada Tuhan kalian." Sedangkan ulama lainnya membacanya nasab yang artinya "Kami sengaja melakukan ini untuk pelepas tanggung jawab kepada Tuhan kalian." Dengan kata lain, janji yang telah ditetapkan Allah atas diri kami untuk menjalankan amar ma 'ruf dan nahi munkar.
dan supaya mereka bertakwa. (Al-A'raf: 164)
Mereka mengatakan, "Mudah-mudahan dengan adanya protes ini mereka menjadi takut terhadap perbuatan mereka dan mau menghentikannya, serta mau kembali bertobat kepada Allah. Apabila mereka bertobat kepada Allah, niscaya Allah menerima tobat mereka dan merahmati mereka."
Tafsir Jalalayn:
Dan ketika) diathafkan kepada lafal idz yang sebelumnya (suatu umat di antara mereka berkata,) yaitu kaum yang tidak ikut berburu dan juga tidak melarang orang-orang yang berburu ("Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang keras?" Mereka menjawab,) nasihat kami ("Agar kami mempunyai alasan) yang bisa dijadikan sebagai pelepas tanggung jawab (kepada Tuhanmu) supaya kami tidak dituduh lalai dalam masalah tidak memberikan larangan kepada mereka (dan supaya mereka bertakwa.") tidak berani melakukan perburuan lagi.
Tafsir Quraish Shihab:
Dan ingatkanlah pula orang-orang Yahudi itu, tatkala sekelompok orang-orang saleh dari leluhur mereka--yang tidak berbuat jahat seperti yang lainnya--bertanya kepada mereka yang menasihati orang-orang yang berbuat jahat, "Mengapa kalian bersusah payah memberi nasihat kepada kaum yang akan dibinasakan karena dosa yang mereka lakukan dan disiksa oleh Allah di akhirat nanti dengan azab yang pedih?" Mereka menjawab, "Kami melakukan hal itu agar kami tidak dianggap masabodoh oleh Tuhan kalian. Sebenarnya, kami berharap agar mereka menjadi orang yang bertakwa."
https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-164#tafsir-quraish-shihab
Firman Allah Swt.:
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka. (Al-A'raf: 165)
Artinya, ketika mereka menolak nasihat itu dan tetap melakukan pelanggaranya.
Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim. (Al-A'raf: 165)
Yakni kepada orang-orang yang berbuat durhaka itu.
siksaan yang keras. (Al-A'raf: 165)
Allah menegaskan bahwa orang-orang yang ber-nahi munkar itu selamat, sedangkan orang-orang yang berbuat aniaya itu binasa. Adapun orang-orang yang bersikap diam, Allah Swt.
dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras. (Al-A'raf: 165)
Di dalam ayat ini terkandung makna yang menunjukkan bahwa orang-orang yang masih tetap hidup adalah orang-orang yang selamat. Lafaz ba-is mempunyai qiraat yang cukup banyak, maknanya menurut pendapat Mujahid ialah keras, sedangkan menurut riwayat lain yaitu pedih. Menurut Qatadah maknanya menyakitkan.
Tafsir Jalalayn:
Maka tatkala mereka melupakan) yaitu mereka meninggalkan (apa yang diperingatkan kepada mereka) apa yang dinasihatkan kepada mereka (tentang hal itu) kemudian mereka tidak mau juga menuruti nasihat (Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang lalim) yang melakukan pelanggaran (siksaan yang berat) yang keras (disebabkan mereka selalu berbuat fasik.)
Tafsir Quraish Shihab:
Tatkala mereka tidak juga mendengarkan nasihat itu, mereka yang tidak melakukan kejahatan Kami selamatkan dari azab. Sementara mereka yang berbuat zalim, melanggar dan melampaui batas, Kami timpakan mereka azab yang pedih dalam bentuk kesengsaraan dan kemelaratan. Hal itu karena mereka selalu saja tidak mau taat kepada Allah, Tuhan mereka.
https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-165#tafsir-quraish-shihab
Tetapi pada garis besarnya masing-masing pendapat mempunyai pengertian yang berdekatan.
Firman Allah Swt:
Yang hina. (Al-A'raf: 166)
Yakni hina dina lagi tercela.
TafsirJalalayn:
Maka tatkala mereka bersikap sombong) yakni bersikap takabur (terhadap) tidak mau meninggalkan (apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina.") yang terhina, maka jadilah mereka itu kera yang hina; keterangan ini adalah penjelasan dari apa yang telah lalu. Ibnu Abbas mengatakan, "Saya tidak mengetahui tentang apa yang terjadi dengan golongan yang bersikap abstain." Ikrimah mengatakan, "Mereka tidak dibinasakan, sebab mereka membenci apa yang telah dilakukan rekan-rekannya dan mereka mengatakan, 'Mengapa kamu menasihati....'." Hakim telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa golongan tersebut ikut pula melakukannya dan bahkan takjub dengan sikap mereka yang melakukannya.
Tafsir Quraish Shihab:
Ketika hati mereka semakin keras membatu, mereka terus melakukan berbagai pelanggaran, sementara azab yang pedih tidak membuat mereka jera, maka Kami jadikan mereka seperti layaknya kera. Hati mereka berubah seperti kera yang tak dapat memahami kebenaran, dan--seperti halnya kera--mereka pun dijauhkan dari berbagai bentuk kebaikan.
https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-166#tafsir-quraish-shihab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar