أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ (191) وَلا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ (192) وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لَا يَتَّبِعُوكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ أَدَعَوْتُمُوهُمْ أَمْ أَنْتُمْ صَامِتُونَ (193) إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (194) أَلَهُمْ أَرْجُلٌ يَمْشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَيْدٍ يَبْطِشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَعْيُنٌ يُبْصِرُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا قُلِ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ كِيدُونِ فَلا تُنْظِرُونِ (195) إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نزلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ (196) وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ (197) وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لَا يَسْمَعُوا وَتَرَاهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ وَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ (198)
أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ}
Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. (Al-A'raf: 191)
Artinya, apakah kalian mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang tidak dapat menciptakan sesuatu pun, dan selamanya sembahan-sembahan itu tidak akan mampu melakukan hal tersebut. Perihalnya sama dengan pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Swt. lainnya, yaitu:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ * مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ}
Hai manusia telah dibuatkan perumpamaan, maka dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Al-Hajj: 73-74)
Melalui ayat-ayat ini Allah Swt. memberitakan bahwa sembahan-sembahan mereka, seandainya dikumpulkan semuanya, niscaya tidak akan dapat menciptakan seekor lalat pun. Bahkan seandainya lalat itu merebut sesuatu dari mereka —yaitu berupa makanan yang tidak berarti, lalu terbang— niscaya mereka tidak mampu mengambil kembali makanan itu darinya. Maka barang siapa yang memiliki sifat dan keadaan seperti itu, mana mungkin dapat dijadikan sebagai sembahan untuk dimintai rezeki dan pertolongannya? Karena itulah Allah Swt. berfirman:
{لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ}
tidak dapat membuat sesuatu apa pun, sedangkan berhala itu sendiri dibuat orang (An-Nahl: 20; Al Furqan: 3)
Yakni bahkan berhala-berhala itu dibuat dijadikan oleh orang, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt dalam ayat berikut:
قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ
Apakah kalian menyembah patung-patung yang kalian pahat itu? (Ash-Shaffat: 95)
Tafsir Jalalayn:
Apakah mereka mempersekutukan) Allah dalam ibadah (dengan berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang).
Tafsir Quraish Shihab:
Apakah patut mereka menyekutukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak dapat melakukan apa- apa, lebih-lebih lagi mereka sendiri diciptakan oleh Allah?
Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah berfirman:{وَلا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ}
Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya, dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan. (Al-A'raf: 192)
Berhala-berhala itu sama sekali tidak dapat memberikan pertolongan apa pun kepada mereka, bahkan terhadap dirinya sendiri. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s., beliau memecahkan berhala-berhala kaumnya dan mencemoohkannya dengan penghinaan yang berat, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًا بِالْيَمِينِ}
Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulinya dengan tangan kanannya (dengan kuat). (Ash-Shaffat: 93)
Dalam ayat yang lain disebutkan pula melalui firman-Nya:
{فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ}
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. (Al-Anbiya: 58)
Hal yang sama pernah dilakukan oleh Mu'az ibnu Amr ibnul Jamuh dan Mu'az ibnu Jabal ketika keduanya masih muda dan telah masuk Islam, yaitu di saat Rasulullah Saw. telah tiba di Madinah.
Tafsir Jalalayn:
Dan berhala-berhala itu terhadap mereka tidak dapat) terhadap para pengabdinya (memberikan pertolongan, dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan) tidak dapat mencegah orang yang bermaksud merusak mereka, apakah orang itu mau memecahkannya atau mau berbuat yang lain. Istifham/kata tanya di sini mempunyai pengertian untuk mencemoohkan.
Tafsir Quraish Shihab:
Berhala-berhala itu pun tak dapat menolong penyembah-penyembahnya, bahkan mereka pun tidak dapat menolong diri mereka sendiri, jika ada yang merusak mereka?
https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-192#tafsir-quraish-shihab
وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لَا يَتَّبِعُوكُمْ
Dan jika kalian menyerunya untuk memberi petunjuk kepada kalian, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruan kalian. (Al-A'raf: 193)
Artinya, berhala-berhala itu tidak dapat mendengar seruan orang yang menyerunya. Keadaannya akan tetap sama, baik di depannya ada orang yang menyerunya ataupun orang yang menggulingkannya, seperti yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim yang disitir oleh firman-Nya:
{يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلا يُبْصِرُ وَلا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا}
Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun? (Maryam: 42)
Kemudian Allah Swt menyebutkan bahwa berhala-berhala itu adalah hamba-hamba Allah juga, sama dengan para penyembahnya. Dengan kata lain, berhala-berhala itu makhluk juga, sama dengan para penyembahnya. Bahkan manusia jauh lebih sempurna daripada berhala-berhala tersebut, karena manusia dapat mendengar, melihat, dan memukul; sedangkan berhala-berhala tersebut tidak dapat melakukan sesuatu pun dari hal itu.
Tafsir Jalalayn:
(Dan jika kamu menyerunya) menyeru berhala-berhala itu (untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu) dengan memakai takhfif dan tasydid (sama saja hasilnya buat kamu menyeru mereka) untuk meminta petunjuk (atau pun kamu berdiam diri) tidak menyeru mereka, maka mereka pasti tidak dapat memenuhi permintaanmu karena mereka tidak dapat mendengar.
Tafsir Quraish Shihab:
Jika kalian, wahai penyembah berhala, meminta kepada berhala-berhala itu untuk memberi apa yang kalian sukai, mereka tidak akan dapat mengabulkan permintaan kalian! Maka, apakah kalian memohon kepada mereka atau pun tidak, sama saja akhirnya: mereka tidak ada gunanya sama sekali!
Firman Allah Swt.:
{قُلِ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ كِيدُونِ فَلا تُنْظِرُونِ}
Katakanlah, "Panggillah berhala-berhala kalian yang kalian jadikan sekutu-sekutu Allah." (Al-A'raf: 195), hingga akhir ayat.Maksudnya, panggillah berhala-berhala itu untuk menolong kalian dari-Ku, janganlah kalian memberi masa tangguh barang sekejap pun untuk itu, dan berupayalah kalian dengan semampu kalian.Tafsir Jalalayn:
Apakah berhala-berhala itu mempunyai kaki yang dengan itu mereka dapat berjalan atau) bahkan apakah (mereka mempunyai tangan-tangan) bentuk jamak dari lafal yadun/tangan (yang dengan tangan-tangan itu mereka dapat memukul atau) bahkan apakah (mereka mempunyai mata yang dengan mata itu mereka dapat melihat atau) bahkan apakah (mereka mempunyai telinga yang dengan telinga itu mereka dapat mendengar?) kata tanya yang terdapat di dalam ayat ini menunjukkan makna ingkar. Yakni bahwa berhala-berhala itu tidak mempunyai sesuatu pun dari hal-hal tersebut seperti apa yang kamu sekalian miliki. Lalu mengapa kamu menyembahnya sedang diri kamu sendiri keadaannya jauh lebih baik daripada mereka. (Katakanlah) kepada mereka, hai Muhammad ("Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu bagi Allah itu) untuk mencelakakanku (kemudian lakukanlah tipu-daya kepadaku tanpa memberi tangguh kepadaku") memberi tenggang waktu karena aku tidak lagi memperdulikanmu.
Tafsir Quraish Shihab:
Bahkan berhala-berhala itu lebih rendah derajatnya dari kalian dalam segi ciptaan dan aspek bentuk. Apakah mereka itu mempunyai kaki untuk berjalan dan tangan untuk menampik mudarat dari diri kalian dan dari diri merka sendiri? Adakah mereka itu memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar permintaan kalian lalu mewujudkannya? Tidak, mereka tidak memiliki semua itu. Oleh karena itu mengapa kalian mempersekutukan mereka dengan Allah? Andaikata dalam dugaan kalian tuhan-tuhan itu bisa mendatangkan mudarat atas diriku atau orang lain, maka panggillah mereka untuk merencanakan suatu makar atau apa saja yang dapat mencelakakan diriku sekarang juga dan jangan kalian menundanya. Sungguh mereka itu tidak dapat berbuat sesuatu. Maka, jangan kalian beri aku penundaan waktu karena aku tidak menghiraukannya.
{إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نزلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ}
Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh (Al-A'raf: 196)Yakni Allah-lah yang melindungiku dan memberikan kecukupan kepadaku, Dialah yang menolongku, hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan hanya kepada-Nya aku berlindung, Dia adalah Pelindungku di dunia dan akhirat. Dia adalah Pelindung semua orang yang saleh sesudahku. Hal ini semakna dengan perkataan Nabi Hud a.s. ketika berkata kepada kaumnya, seperti yang disitir oleh firman-Nya:{إِنْ نَقُولُ إِلا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ * مِنْ دُونِهِ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُون * إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ}
Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. Hud menjawab, "Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah, dan saksikanlah oleh kalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan dari selain-Nya Sebab itu, jatankanlah tipu daya kalian semuanya terhadapku dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus." (Hud: 54-56)Semakna pula dengan perkataan Nabi Ibrahim kekasih Allah, seperti yang disitir oleh firman-Nya:{أَفَرَأَيْتُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ * أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمُ الأقْدَمُونَ * فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِي إِلا رَبَّ الْعَالَمِينَ * الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ *}
Maka apakah kalian memperhatikan apa yang selalu kalian sembah, kalian dan nenek moyang kalian yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kalian sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku. (Asy-Syu'ara: 75-78)Sama juga dengan perkataan Nabi Ibrahim kepada orang tuanya dan kaumnya, seperti yang disitir oleh firman-Nya:{إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ * إِلا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ * وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ}
Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kalian sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yangmenjadikanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi taufik kepadaku. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. (Az-Zukhruf: 26-28) tafsir jalalayn:
(Sesungguhnya pelindungku ialah Allah) yang mengurusi perkaraku (yang telah menurunkan Alkitab) Alquran (dan Dia melindungi orang-orang yang saleh) memeliharanya.
tafsir quraish shihab :
Sesungguhnya penolongku atas kalian hanyalah Allah. Kepada-Nya aku ikrarkan perwalian. Dia yang menurunklan al-Qur'ân kepadaku. Dan hanya Allah sajalah penolong hamba-hamba-Nya yang saleh.
*******************
Adapun firman Allah Swt.:{وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ}
Dan berhala-berhala yang kalian seru selain Allah. (Al-A' rif: 197), hingga akhir ayat.Ayat ini berkedudukan menguatkan apa yang disebutkan sebelumnya, hanya saja dalam ayat ini diungkapkan dalam bentuk khitab (sebagai lawan bicara), sedangkan pada sebelumnya disebutkan dengan ungkapan gaibah (yakni orang yang ketiga). Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ
tidaklah sanggup menolong kalian, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri. (Al-A'raf: 197)Tafsir Jalalayn:
Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri) lalu mengapa aku mempedulikan keadaan mereka.
Tafsir Quraish Shihab:
Adapun berhala-berhala yang kalian minta pertolongan kepada mereka selain Allah tidak akan dapat memberikan pertolongan itu pada kalian, juga pada diri mereka sendiri.
*******************
Firman Allah Swt.:{وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لَا يَسْمَعُوا وَتَرَاهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ وَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ}
Dan jika kamu sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-berhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu, padahal mereka tidak melihat. (Al-A'raf: 198)Semakna dengan firman Allah Swt.:إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ
Jika kamu sekalian menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruan kalian. (Fathir: 14), hingga akhir ayat.*******************
Adapun firman Allah Swt.:{وَتَرَاهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ وَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ}
Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu, padahal mereka tidak melihat. (Al-A'raf: 198)Sesungguhnya dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:{يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ}
berhala-berhala itu memandang kepadamu. (Al-A'raf: 198)Yakni menghadapi kamu dengan matanya yang melotot, seakan-akan dapat melihat, padahal berhala-berhala itu benda mati. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan seperti makhluk yang berakal, sebab memang berhala-berhala mereka itu dibentuk seperti manusia (yakni patung manusia).وَتَرَاهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ
Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu (Al-A'raf: 198)Dalam ayat ini diungkapkan dengan damir untuk makhluk yang berakal.As-Saddi mengatakan, yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang musyrik (bukan berhala, pent.). Hal yang semisal telah diriwayatkan pula dari Mujahid. Tetapi pendapat pertama adalah pendapat yang lebih utama, pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir dan dikatakan oleh Qatadah.Tafsir Jalalayn:
Dan jika kamu sekalian menyeru mereka) berhala-berhala itu (untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-berhala tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat mereka) berhala-berhala itu, hai Muhammad (memandang kepadamu) yakni, mereka berhadapan denganmu bagaikan orang yang sedang memandang (padahal mereka tidak dapat melihat).
Tafsi Quraish Shihab:
Apabila kalian meminta petunjuk kebaikan pada tuhan-tuhan kalian, mereka tidak akan mendengar apalagi mengabulkan permintaan itu. Di hadapan kalian, mereka seolah-olah dapat itu melihat kalian, padahal sesungguhnya mereka tidak melihat apa-apa.
Popular posts from this blog
Kesempatan untuk 100 Orang Pendaftar 📖 *KEAJAIBAN RUQYAH* ---------------- Penyakit merupakan bagian dari cobaan Allah Ta'ala yang dberikan kepada hamba-Nya Dan, semua orang pasti : pernah merasakan sakit baik sakit fisik maupun non fisik. Menghadapi persoalan ini banyak sekail metode pengobatan yang drtempuh manusia untuk menghalau dan menyembuhkan penyakit. Mulai dari obat-obatan hingga pengobatan alternatif. Lantas. bagaimana Islam mengatur pemeluknya dalam menghadapi berbagai penyakit yang setiap saat menimpanya? Bagi seorang muslim saat ditimpa penyakit ia wajib berikhtiar mencari obat dengan berusaha secara maksimal. Diantara ikhtiar tersebut adalah dengan ruqyah syar'yyah. Yaitu, sebuah metode pengobatan islami dengan memohon bantuan kepada Allah Ta ala agar diberi kesembuhan. Diantara manfaat ruqyah syar'iyyah adalah untuk menghilangkan gangguan sihir. Selain itu, ruqyah syar’iyah juga berfungsi sebagai ikhtiar pengobatan. Manfaat ruqyah syar'iyy
{حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100) } (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. Allah Swt. menceritakan tentang keadaan orang yang sedang menjelang kematiannya dari kalangan orang-orang kafir atau orang-orang yang melalaikan perintah Allah Swt. Diceritakan pula perkataan mereka saat itu dan permintaan mereka untuk dapat dikembalikan lagi ke dunia untuk memperbaiki apa yang telah dirusakkannya selama hidupnya. Karena itu, disebutkan dalam firman-Nya: {رَبِّ ارْجِ
{وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (83) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ (84) } dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. Allah Swt. menceritakan tentang Ayub a.s. dan musibah yang menimpanya sebagai cobaan untuk dirinya. Musibah itu menimpa harta benda, anak-anaknya, juga tubuhnya. Demikian itu karena Ayub adalah seorang yang memiliki banyak ternak dan lahan pertanian, ia pun memiliki banyak a