Cari Blog Ini

Sabtu, 03 Juli 2021

KAJIAN TAFSIR : ALI IMRAN 36

    

AYAT

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ ۖ وَإِنِّى سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ

Terjemah Arti: Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".

Referensi: https://tafsirweb.com/1168-quran-surat-ali-imran-ayat-36.html

TAFSIR MUYASSAR

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 36. Setelah anaknya lahir ke dunia dia memohon maaf kepada Allah karena sebelumnya dia berharap anak yang lahir anak laki-laki- dengan mengatakan, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah melahirkan anak perempuan.” Sedangkan Allah lebih tahu tentang anak yang dilahirkannya. Dan anak laki-laki yang semula diharapkannya itu tidak seperti anak perempuan yang diberikan kepadanya dalam hal kekuatan dan fisiknya. “Sesungguhnya aku memberinya nama Maryam. Dan aku meminta perlindungan kepada-Mu untuk dia dan keturunannya dari gangguan setan yang terusir dari rahmat-Mu.”

Referensi: https://tafsirweb.com/1168-quran-surat-ali-imran-ayat-36.html

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 

36. ketika istri Imran melahirkan putrinya (Maryam), ia berkata dengan perasaan sedih: “Ya Tuhanku, aku melahirkan anak perempuan -Allah Maha Mengetahui apa yang dia lahirkan-, anak laki-laki yang lebih cocok untuk mengabdi pada Baitul Maqdis bukan seperti anak perempuan yang tidak mampu melakukan itu. Aku menamai anak ini dengan Maryam. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu baginya dan keturunannya dari setan yang jauh dari rahmat-Mu.

Referensi: https://tafsirweb.com/1168-quran-surat-ali-imran-ayat-36.html

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Setelah bernazar untuk mempersembahkan anaknya untuk mengurus rumah-Nya, maka ketika istri imran melahirkan anak-Nya, dia bermunajat kepada Allah seraya berkata, tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan. Padahal Allah lebih tahu apa yang terbaik atas apa yang dia lahirkan, yakni perempan. Dan anak laki-laki yang diharapkan tidak sama dengan, yakni tidak lebih baik daripada, perempuan yang diberikan Allah. Istri imran berkata, dan aku memberinya nama maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari gangguan setan yang terkutuk. Ini mengisyaratkan atas besarnya karunia yang diberikan kepada keluarga imran, sekaligus misteri besar di balik kelahiran anak perempuannya, sementara ia berharap anak laki-laki karena terkait nazarnya. Maka dia menerima doa-Nya, dengan penerimaan yang baik, dan dia membesarkannya, maryam, melalui kedua orang tuanya dengan pertumbuhan yang baik, baik secara fisik maupun mental, dan karena suaminya, imran, sudah meninggal, maka ibunya menyerahkan pemeliharaannya, maryam, kepada zakaria, di samping ia masih saudara, juga seorang nabi bagi bani israil sekaligus pengasuh rumah-rumah suci orang yahudi. Setelah tumbuh dewasa, Allah menampakkan keistimewaan maryam, yaitu setiap kali zakaria masuk menemuinya, maryam, yang biasanya dalam keadaan berzikir, di mihrab kamar khusus ibadah, dia, zakaria, dapati makanan di sisinya. Dia, zakaria, berkata dengan penuh keheranan, wahai maryam! dari mana makanan ini engkau peroleh' dia, maryam, menjawab dengan singkat, itu dari Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dia kehendaki tanpa perhitungan, baik menyangkut jumlahnya maupun caranya

Referensi: https://tafsirweb.com/1168-quran-surat-ali-imran-ayat-36.html

TAFSIR QURAISH SHIHAB

Dengan meminta maaf setelah melahirkan bayinya, ia berkata, "Aku melahirkan bayi permpuan." Padahal Allah mengetahui bayi yang dilahirkan. Dan bayi perempuan yang dilahirkannya itu lebih baik dari bayi laki-laki yang dimintanya. Ia berkata, "Aku menamakannya Maryam dan aku memohon agar Engkau melindunginya dan keturunannya dari setan yang terkutuk."

TAFSIR JALALAYN

(Tatkala ia melahirkan anaknya) ternyata bayi itu perempuan sedangkan ia mengharapkan anak lelaki karena yang biasa dibaktikan itu hanyalah anak laki-laki (maka katanya) menyatakan penyesalan, "Wahai (Tuhanku! Sesungguhnya aku melahirkan anak perempuan." dan Allah lebih tahu) mengetahui (apa yang dilahirkannya) firman Allah swt. yang merupakan interupsi bagi berita ini; menurut satu qiraat dengan ta baris di depan: wadha`tu ("dan anak laki-laki tidaklah) seperti yang dimintanya itu (serupa dengan anak wanita) yang diberikan Tuhannya, sedangkan maksudnya untuk membaktikannya guna berkhidmat kepada agama. Sebagaimana diketahui, anak wanita tidaklah tepat untuk keperluan itu disebabkan fisiknya lemah, auratnya, masa haid yang dialaminya dan lain-lain. (Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam, kulindungkan dia serta anak-cucunya kepada-Mu dari setan yang terkutuk") atau terusir. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Tidak seorang bayi pun yang dilahirkan melainkan ia disentuh setan sewaktu ia dilahirkan itu sehingga ia menangis dengan suara keras kecuali Maryam dan putranya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

TAFSIR IBNU KATSIR


فَلَمَّا وَضَعَتْها قالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُها أُنْثى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِما وَضَعَتْ

Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu." (Ali Imran: 36)
Lafaz wada'at ada yang membacanya wada'tu karena dianggap sebagai ta mutakallim (anak yang aku lahirkan), dan menjadikannya sebagai kelanjutan dari perkataan (doa) istri Imran.
Ada pula yang membacanya wada'at dengan huruf ta yang di-sukun-kan dan menjadikannya sebagai firman Allah Swt.

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثى

dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. (Ali Imran: 36)
Yakni dalam hal kekuatan dan kesabaran dalam beribadah dan berkhidmat mengurus Masjidil Aqsa.

وَإِنِّي سَمَّيْتُها مَرْيَمَ

Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam. (Ali Imran: 36)
Di dalam ayat ini terkandung makna boleh menamai anak di hari kelahirannya secara langsung, seperti yang tersirat dari makna lahiriah ayat. Mengingat hal ini merupakan syariat orang-orang sebelum kami, lalu menurut suatu riwayat diakui oleh syariat kita. Hal yang sama disebut pula di dalam sunnah Rasulullah Saw. yang telah bersabda:

«وُلِدَ لِيَ اللَّيْلَةَ وَلَدٌ سَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ»

Telah dilahirkan untukku malam ini seorang anak laki-laki yang aku beri nama dengan nama Abi Ibrahim. (Hadis diketengahkan oleh Bukhari Muslim)
Hal yang sama disebutkan pula di dalam kitab Sahihain, bahwa sahabat Anas ibnu Malik berangkat membawa saudaranya yang baru dilahirkan oleh ibunya kepada Rasulullah Saw., lalu beliau Saw. men-tahnik-nya dan memberinya nama Abdullah.
Di dalam hadis sahih Bukhari disebutkan:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ولد لي الليلة وَلَدٌ فَمَا أُسَمِّيهِ؟ قَالَ «اسْمُ وَلَدِكَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ»

Bahwa seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, telah dilahirkan seorang anak laki-laki bagiku malam ini, maka nama apakah yang harus kuberikan kepadanya?" Nabi Saw. menjawab, "Namailah anak laki-lakimu itu Abdur Rahman."
Disebutkan pula di dalam hadis sahih bahwa ketika datang Abu Usaid seraya membawa anaknya kepada Nabi Saw. untuk di-tahnik, tetapi Nabi Saw. sedang sibuk, lalu Abu Usaid memerintahkan agar dikembalikan ke rumahnya. Ketika Rasulullah Saw. tidak sibuk lagi dan ingat di majelis yang sama, maka beliau Saw. menamainya Al-Munzir.
Adapun hadis yang diriwayatkan dari Qatadah, dari Al-Hasan Al-Basri, dari Samurah ibnu Jundub yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

"كُلُّ غُلامٍ رَهِين بِعقِيقتِهِ، يُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ، ويُسَمَّى وَيحْلَقُ رَأْسُهُ"

Setiap anak digadaikan oleh aqiqahnya yang disembelih (untuk) menebusnya pada hari yang ketujuh (dari kelahirannya), lalu diberi nama dan dicukur rambutnya.
Maka hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ahlus sunan, lalu dinilai sahih oleh Imam Turmuzi. Menurut riwayat yang lain disebutkan Yudma, hal ini lebih kuat dan lebih banyak dihafal.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Az-Zubair ibnu Bakkar di dalam Kitabun Nasab, yang bunyinya mengatakan bahwa Rasulullah Saw. melakukan aqiqah untuk anak lelakinya (yaitu Ibrahim), lalu beliau menamainya Ibrahim (dalam hari aqiqah-nya).
Tetapi sanad hadis ini kurang kuat karena bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam hadis sahih. Sekiranya hadis ini sahih, niscaya diartikan bahwa Nabi Saw. baru mengumumkan nama Ibrahim pada hari aqiqah-nya itu (dan bukan pada pagi hari setelah malam hari kelahirannya).

*******************

Firman Allah Swt. menceritakan doa ibu Maryam, yaitu:

وَإِنِّي أُعِيذُها بِكَ وَذُرِّيَّتَها مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمِ

Dan sesungguhnya aku melindungkannya serta anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk. (Ali Imran: 36)
Yakni aku menyerahkannya kepada lindungan Allah Swt. dari setan yang terkutuk, dan aku menyerahkan pula anaknya (yaitu Isa a.s.) kepada lindungan-Nya. Maka Allah memperkenankan doanya itu, seperti yang diriwayatkan oleh Abdur Razzaq:

أَنْبَأَنَا مَعْمَر، عَنِ الزَّهْرِيِّ، عَنِ ابْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "مَا مِن مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلَّا مَسَّه الشَّيْطَانُ حِينَ يُولَدُ، فَيَسْتَهِلّ صَارخًا مِنْ مَسِّهِ إيَّاهُ، إِلَّا مَرْيَم َوابْنَهَا". ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: اقْرَأُوا إِنْ شِئْتُمْ: {وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ}

telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah yang bercerita bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada seorang anak pun yang baru dilahirkan melainkan setan menyentuhnya ketika dilahirkan, lalu ia menjerit menangis karena setan telah menyentuhnya, kecuali Maryam dan anak laki-lakinya. Kemudian Abu Hurairah r.a. mengatakan, "Bacalah oleh kalian jika kalian suka firman berikut," yaitu: Dan sesungguhnya aku melindungkannya serta anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk. (Ali Imran: 36)
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan pula hadis ini melalui jalur Abdur Razzaq, juga Ibnu Jarir, dari Ahmad ibnul Faraj, dari Baqiyyah, dari Az-Zubaidi, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Qais, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

"مَا مِنْ مَوْلُود إِلَّا وَقَدْ عَصَرَهُ الشَّيطانُ عَصْرَةً أَوْ عَصْرَتَيْن إِلَّا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ وَمَرْيمَ". ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ}

Tiada seorang bayi pun melainkan setan telah mencubitnya sekali atau dua kali, kecuali Isa ibnu Maryam dan Maryam sendiri. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Dan sesungguhnya aku melindungkannya serta anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk. (Ali Imran: 36)
Juga dari hadis Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah.
Iman Muslim meriwayatkannya dari Abut Tahir, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Abu Yunus, dari Abu Hurairah. Ibnu Wahb meriwayatkannya pula dari Ibnu Abu Zi-b, dari Ajlan maula Al-Musyma'il, dari Abu Hurairah.
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkannya dari Yazid ibnu Abdullah ibnu Qasit, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. dengan pokok hadisnya.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Al-Lais ibnu Sa'd, dari Ja'far ibnu Rabi'ah, dari Abdur Rahman ibnu Hurmuz Al-A'raj yang mengatakan, Abu Hurairah pernah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

"كُلُّ بَنِي آدَمَ يَطْعنُ الشَّيْطَانُ فِي جَنْبِه حِينَ تَلِدهُ أمُّهُ، إِلَّا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ، ذَهَبَ يَطْعَنُ فَطَعَنَ فِي الحِجَاب"

Semua anak Adam pernah ditusuk oleh setan pada lambungnya ketika dilahirkan oleh ibunya, kecuali Isa ibnu Maryam; setan pergi untuk menusuknya, tetapi yang ditusuknya hanyalah hijab (penghalang).

Tafsir Surat Ali Imran, ayat 35-36 (ibnukatsironline.com)

TAFSIR KEMENAG

Maka tatkala isteri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: `Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.`(QS. 3:36) فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ Ayat ini menegaskan tentang kemuliaan putri yang dilahirkan itu, dan menolak persangkaan bahwa bayi yang dilahirkan itu lebih rendah martabatnya dari pada bayi laki-laki seperti yang diharapkan oleh istri Imran itu. Setelah istri `Imran menyadari bahwa demikianlah kenyataan anaknya, dan meyakini adanya hikmah dan rahasia di balik kenyataan itu, maka dia menyatakan bahwa bayi itu akan diberi nama Maryam. Din tidak akan menarik kembali apa yang telah dinazarkan untuk menyerahkan anak itu berknidmat di Baitulmakdis, walaupun bayi itu wanita, yang menurut anggapannya tidak pantas untuk menjaga Baitulmakdis, namun dia akan menjadi seorang abdi Tuhan yang khusyuk. Dan istri Imran memohon supaya Allah SWT menjaga dan melindungi bayi itu dari godaan setan yang mungkin menjauhkannya dari kebajikan. Mengenai hal itu, Rasulullah Saw pernah bersabda sebagai berikut: كل بني آدم يمسه الشيطان يوم ولدته أمه إلا مريم وابنها "Tiap-tiap anak cucu Adam yang dilahirkan dijamah oleh setan pada waktu kelahirannya kecuali Maryam dan putranya". (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Source : https://tafsirkemenag.blogspot.com/2013/05/tafsir-surah-ali-imran-36.html

PENULIS MENGAMBIL HIKMAH

Ketika telah sempurna usia kandungannya, dan ia telah melahirkan bayinya, dia berkata ”wahai tuhanku, aku melahirkan seorag anak perempuan yang tidak cocok untuk berkhidmat di dalam baitul maqdis.” Dan Allah lebih mengetahui jenis kelamin anak yang dilahirkannya. Dan Allah akan menjadikan baginya satu kedudukan tinggi. Dan dia berkata, ”bukan anak lelaki yang aku inginkan untuk berkhidmat sama seperti perempuan dalam urusan itu, sebab seorang lelaki lebih kuat dan lebih cocok untuk berkhidmat. Dan sesungguhnya aku memberinya nama Maryam, dan aku mintakan perlindungan bagi dirinya dan keturunannya dari setan yang terusir dari rahmatMU.’

Referensi: https://tafsirweb.com/1168-quran-surat-ali-imran-ayat-36.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar