Cari Blog Ini

Jumat, 12 September 2025

Al A'raf 12 tafsir

 

Baik Ustadz, berikut saya susunkan tafsir QS. al-A‘rāf ayat 12 dengan merujuk pada para ahli tafsir besar (Ibn Kathīr, al-Ṭabarī, al-Qurṭubī, dan al-Sa‘dī) secara komplit, ringkas, dan padat.


📖 Teks Ayat (QS. al-A‘rāf: 12)

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ

Artinya:
Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud ketika Aku memerintahkanmu?” Iblis menjawab: “Aku lebih baik darinya (Adam). Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”


🕌 Tafsīr Ulama

1. Ibn Kathīr

  • Ayat ini menggambarkan kesombongan Iblis terhadap perintah Allah.
  • Ia menolak bersujud karena merasa lebih mulia, padahal perintah Allah wajib ditaati tanpa alasan.
  • Kesalahan Iblis ada pada takabbur dan qiyās batil (menyamakan api lebih mulia dari tanah).

2. Al-Ṭabarī

  • Allah menegur Iblis dengan pertanyaan kecaman, bukan sekadar bertanya.
  • Iblis mengira bahwa bahan penciptaan menentukan kemuliaan, padahal kemuliaan itu dengan taqwa dan ketaatan, bukan asal penciptaan.
  • Penolakan Iblis adalah awal permusuhannya dengan manusia.

3. Al-Qurṭubī

  • Kesombongan Iblis menjadi dosa pertama yang dilakukan makhluk.
  • Ia berdalih dengan logika yang salah, seakan api lebih baik dari tanah.
  • Padahal tanah lebih tenang, stabil, dan darinya tumbuh kehidupan, sementara api bersifat merusak.
  • Ayat ini menjadi peringatan keras bagi manusia agar tidak sombong.

4. Al-Sa‘dī

  • Jawaban Iblis menunjukkan dua penyakit berbahaya:
    1. Sombong (takabbur), merasa lebih tinggi dari Adam.
    2. Ingkar (kufur), menolak perintah Allah secara sadar.
  • Kesalahan fatal: Iblis menolak kebenaran setelah jelas, sehingga ia menjadi kafir.

🧾 Kesimpulan Tafsir QS. al-A‘rāf: 12

  • Ayat ini menjelaskan sebab utama kesesatan Iblis: kesombongan dan kedurhakaan terhadap perintah Allah.
  • Iblis menggunakan logika keliru (asal penciptaan api lebih baik dari tanah) untuk menolak perintah Allah.
  • Hakikat kemuliaan makhluk bukan pada asal penciptaan, melainkan pada ketaatan, kerendahan hati, dan taqwa.
  • Ayat ini menjadi pelajaran bagi manusia: jangan sombong, jangan menolak kebenaran, dan jangan lebih mengutamakan akal daripada wahyu.

Apakah Ustadz mau saya lanjutkan dengan hikmah (pelajaran akhlak) yang bisa diambil umat dari ayat ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar