Cari Blog Ini

Jumat, 05 September 2025

Al A'raf 8-9

 

Baik, kita lanjutkan dengan tafsir Surah Al-A‘rāf ayat 8–9 (tentang mizan/timbangan amal) dari 7 ahli tafsir mumpuni agar lengkap sambungannya.


Teks Ayat (QS. Al-A‘rāf: 8–9)

8.
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Artinya:
“Timbangan pada hari itu adalah benar. Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

9.
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا يَظْلِمُونَ

Artinya:
“Dan barangsiapa ringan timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.”


Tafsir 7 Ahli Tafsir

1. Tafsir Ibn Kathir

Ayat ini menjelaskan tentang mizan (timbangan amal) pada hari kiamat. Timbangan itu benar-benar ada dan nyata, akan menimbang amal-amal dengan adil. Barangsiapa amal baiknya lebih berat, dia beruntung masuk surga. Barangsiapa amal buruknya lebih berat, maka dia celaka. Ayat ini menegaskan keadilan Allah.


2. Tafsir Al-Tabari

Al-Tabari menafsirkan bahwa “al-waznu” adalah timbangan amal perbuatan yang nyata, dengan satu atau lebih daun timbangan. “Haqqun” berarti adil, tidak mungkin salah. Amal saleh dan amal buruk akan dihadirkan dalam bentuk yang bisa ditimbang. Beratnya timbangan karena keikhlasan dan kebenaran amal.


3. Tafsir Al-Qurṭubi

Menurut Al-Qurṭubi, mizan adalah hakikat, bukan majaz. Allah menimbang amal dengan keadilan. Orang yang berat amal baiknya masuk surga. Orang yang ringan amal baiknya masuk neraka. Ayat ini sekaligus bantahan terhadap golongan Mu‘tazilah yang menakwilkan mizan hanya sebagai simbol keadilan, bukan wujud nyata.


4. Tafsir Fakhruddin Al-Razi

Ar-Razi menjelaskan bahwa “timbangan yang hak” memiliki makna:

  1. Timbangan itu benar-benar ada secara hakiki.
  2. Adil, tidak mungkin menzalimi hamba.
    Kemenangan bagi yang berat amal baiknya adalah keberuntungan yang abadi. Sementara kerugian bagi yang ringan amal baiknya adalah kerugian yang nyata, karena ia kehilangan keselamatan dan surga.

5. Tafsir As-Sa‘di

As-Sa‘di menafsirkan bahwa pada hari kiamat akan ada timbangan amal yang adil. Kemenangan sejati adalah saat amal kebaikan lebih berat, dan kerugian sejati adalah ketika amal buruk lebih berat. Ayat ini memberi motivasi agar manusia memperbanyak amal kebaikan dengan ikhlas, karena yang menambah berat amal adalah keikhlasan, bukan sekadar banyaknya amal.


6. Tafsir Jalalain

Al-Jalalain menafsirkan: “Al-waznu” yaitu timbangan amal pada hari kiamat itu benar adanya. Barangsiapa berat kebaikannya, mereka beruntung, masuk surga. Dan siapa yang ringan kebaikannya, maka mereka merugi, masuk neraka, karena mereka dahulu menolak ayat-ayat Allah.


7. Tafsir Ibnu ‘Āsyūr (At-Tahrīr wa At-Tanwīr)

Ibnu ‘Āsyūr menekankan bahwa timbangan amal adalah lambang keadilan ilahi yang pasti nyata. Ayat ini bukan sekadar kiasan, tetapi penegasan bahwa setiap amal manusia akan mendapat balasan setimpal. Keberuntungan (al-falāḥ) di sini bermakna memperoleh keselamatan, kebahagiaan, dan ridha Allah, sedangkan kerugian adalah kehilangan tujuan hidup yang hakiki.


Kesimpulan

  • Al-A‘rāf ayat 8–9 menegaskan adanya mizan (timbangan amal) pada hari kiamat.
  • Timbangan itu benar, adil, dan nyata.
  • Amal baik yang ikhlas akan membuat timbangan berat → selamat & masuk surga.
  • Amal baik yang ringan karena sedikit, atau rusak oleh syirik & kufur → membuat rugi diri sendiri & masuk neraka.

Apakah mau saya teruskan tafsirnya ayat 10–11 (tentang penciptaan manusia dan ujian di bumi) supaya lebih runtut lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar