🌿 Surah Al-An’ām Ayat 133
Arab:
وَرَبُّكَ ٱلْغَنِىُّ ذُو ٱلرَّحْمَةِ ۚ إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنۢ بَعْدِكُم مَّا يَشَآءُ كَمَآ أَنشَأَكُم مِّن ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ ءَاخَرِينَ
Artinya (Kemenag RI):
"Dan Tuhanmu Maha Kaya, Pemilik rahmat. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantikan (kamu) dengan siapa yang Dia kehendaki setelahmu, sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain."
✅ A. Tafsir Lengkap dari Berbagai Sumber
1. Tafsir Ibnu Katsir
-
Allah menegaskan bahwa Dia adalah Al-Ghaniyy (Maha Kaya)—tidak membutuhkan makhluk-Nya sama sekali.
-
Dia juga Dzul-Rahmah (Pemilik Rahmat)—meskipun Dia Maha Kuasa untuk membinasakan seluruh makhluk, namun Dia menahan azab-Nya karena kasih sayang-Nya.
-
Ancaman halus: Jika manusia terus ingkar dan kafir, Allah bisa memusnahkan mereka, dan mengganti mereka dengan kaum lain yang lebih baik, seperti yang telah dilakukan-Nya terhadap umat-umat terdahulu (seperti kaum Nuh, ‘Ād, dan Tsamūd).
-
Kalimat "kama ansha’akum min dzurriyyati qawmin ākharīn" bermakna: Sebagaimana Allah menjadikan kalian dari keturunan kaum sebelumnya (Adam, Nuh, dst), Allah juga mampu menciptakan generasi baru dari umat lain.
2. Tafsir Al-Jalalain
-
Allah adalah Maha Kaya, tidak butuh kepada ibadah makhluk.
-
Allah adalah Maha Penyayang, meskipun memiliki kekuasaan penuh untuk membinasakan kalian dan mengganti kalian dengan kaum lain yang lebih taat.
-
Sebagaimana Dia menciptakan kalian dari keturunan umat terdahulu, Dia juga bisa menciptakan kaum baru dari keturunan kalian jika Dia kehendaki.
3. Tafsir Ath-Thabari
-
Penekanan terhadap dua sifat penting Allah: al-Ghina (kekayaan mutlak) dan ar-Rahmah (rahmat yang luas).
-
Allah mengingatkan manusia akan kemahakuasaan-Nya untuk mengganti satu kaum dengan kaum lainnya, yang lebih patuh dan bersyukur.
-
Frasa terakhir merupakan pengingat historis, bahwa manusia yang hidup sekarang pun adalah hasil dari generasi-generasi terdahulu, yang bisa saja digantikan sebagaimana mereka dahulu menggantikan generasi sebelumnya.
4. Tafsir al-Muyassar (kontemporer)
-
Allah tidak butuh kepada makhluk, dan rahmat-Nya mencakup segala sesuatu.
-
Dia bisa saja membinasakan kalian dan menggantikan kalian dengan kaum lain yang lebih taat.
-
Ini adalah bentuk peringatan tegas tetapi lembut, disampaikan melalui kasih sayang dan hikmah.
✅ B. Asbāb an-Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)
Penjelasan:
-
Menurut asbāb an-nuzūl, ayat ini tidak memiliki sebab turunnya yang khusus (sebab nuzul khāsh) seperti yang diriwayatkan secara otentik dalam hadis shahih.
-
Namun sebagian mufassir, seperti al-Suyuthi dalam Lubāb an-Nuqūl, mengisyaratkan bahwa ayat ini turun sebagai peringatan kepada orang-orang musyrik Mekah yang menolak dakwah Nabi Muhammad SAW dan menganggap bahwa mereka adalah kaum yang kuat dan tak tergantikan.
Inti maknanya:
-
Allah ingin menyampaikan kepada kaum musyrik bahwa mereka bukanlah yang pertama dan bukan pula yang terakhir. Jika mereka mengingkari Rasul, Allah bisa dengan mudah menghancurkan mereka dan mengganti mereka dengan kaum yang lebih baik, sebagaimana telah dilakukan terhadap umat-umat sebelumnya.
📌 Kesimpulan Makna Ayat
-
Allah tidak membutuhkan makhluk-Nya, namun makhluk sangat membutuhkan-Nya.
-
Rahmat Allah yang luas menahan datangnya azab meskipun manusia banyak berbuat dosa.
-
Ayat ini menjadi peringatan keras kepada orang-orang yang sombong dan ingkar, bahwa mereka bisa digantikan kapan saja oleh kaum yang lebih taat dan bersyukur.
-
Allah mampu menciptakan generasi baru, sebagaimana telah menciptakan manusia dari keturunan kaum sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar